marpangir tradisi mandi rempah alami ala masyarakat sumatera menyambut ramadan - News | Good News From Indonesia 2025

Marpangir, Tradisi Mandi Rempah Alami Ala Masyarakat Sumatra Menyambut Ramadan

Marpangir, Tradisi Mandi Rempah Alami Ala Masyarakat Sumatra Menyambut Ramadan
images info

Marpangir, Tradisi Mandi Rempah Alami Ala Masyarakat Sumatra Menyambut Ramadan


Pernahkah Kawan GNFI menonton serial Warintil Official di YouTube? Serial ini menceritakan kehidupan ibu-ibu di Gang Suparni dengan latar belakang budaya Medan yang khas.

Jika Kawan GNFI sering menonton series ini pasti sudah tidak asing lagi dengan episode tradisi mandi pangir yang selalu muncul di serial ini tiap menjelang Ramadan.

Seperti pada episode 929, diceritakan warga Gang Suparni beramai-ramai ke sungai menjelang Ramadan untuk melakukan mandi pangir.

Lalu, apa sih, mandi pangir itu? Kawan GNFI dapat menyimaknya dalam artikel berikut!

Sejarah Mandi Pangir

Mandi pangir atau marpangir merupakan tradisi masyarakat Sumatra dalam membersihkan diri menjelang bulan Ramadan yang dilakukan dengan cara mandi dan keramas menggunakan ramuan pangir atau rempah di sungai.

Marpangir berasal dari kata pangir yang memiliki arti ramuan. Sedangkan dalam bahasa Batak Mandailing, marpangir memiliki arti bersih atau pembersihan.

Sehingga, secara istilah marpangir diartikan sebagai pembersihan (mandi) menggunakan ramuan pangir yang merupakan bahan-bahan alami (rempah) untuk membersihkan tubuh.

Biasanya, tradisi ini dilakukan sehari menjelang bulan Ramadan tiba yang sudah dilakukan secara turun-temurun oleh beberapa masyarakat di Sumatera.

Belum ada sumber yang menyatakan kapan tradisi ini mulai dilakukan. Namun, tradisi ini diduga berasal dari masyarakat Hindu-Budha, terutama komunitas Hindu di India.

Dalam artikel jurnal berjudul "Dinamika Tradisi Marpangir di Kabupaten Padang Lawas Utara 1990 - 2000" yang ditulis oleh Nurhafifah Siregar dkk, tradisi mandi pangir ternyata sudah dilakukan sejak zaman Kerajaan Sriwijaya sebagai bentuk penyucian diri.

Hal ini diperkuat dari beberapa peninggalan di Muara Takus dan peninggalan Hindu-Budha lainya di daerah Padang Lawas Utara, Sumatera Selatan.

Tradisi ini juga mirip dengan tradisi yang dilakukan oleh masyarakat India yang tinggal di dekat Sungai Gangga.

baca juga

Tujuan Mandi Pangir

Seiring berjalannya waktu tradisi ini juga berakulturasi dengan budaya Islam dan masyarakat setempat sebagai bentuk penyucian diri secara fisik maupun rohani.

Sehingga, setiap menjelang Ramadan tiba sebagian masyarakat Sumatera masih melakukan tradisi ini sebagai bentuk penyucian diri dengan tujuan agar jiwa dan raganya bersih dalam menyambut bulan Ramadan.

Rempah-rempah yang digunakan dalam mandi pangir juga dapat membuat jiwa dan raga seseorang menjadi kembali segar dan bersemangat sehingga siap menyambut bulan Ramadan.

Makna Ramuan Pangir dalam Mandi Pangir

Tren penggunaan sabun dan shampo untuk mandi dan keramas belum dilakukan oleh masyarakat zaman dulu.

Hal ini menyebabkan mereka menggunakan bahan dan wewangian alami sebagai pengganti sabun dan sampo.

Begitu juga dengan mandi pangir yang dilakukan menggunakan bahan alami atau rempah, seperti daun jeruk, akar wangi, daun pandan, bunga kenanga, jeruk purut dan akar pinang.

Ramuan-ramuan tersebut ternyata memiliki makna dan manfaat untuk tubuh, misalnya daun jeruk yang memiliki aroma wangi yang segar serta dapat menyembuhkan luka.

Jeruk purut juga diyakini memiliki sifat pembersih, baik secara fisik maupun membersihkan tubuh dari gangguan makhluk halus.

Selain memberikan aroma wangi, akar pinang juga ternyata dapat menjaga kebugaran tubuh sehingga melambangkan kekuatan dan keteguhan hati.

Bahan lainya seperti daun pandan, bunga kenanga dan akar pinang dapat memberikan aroma wangi yang kuat sehingga dapat menyegarkan tubuh.

Semua bahan pangir tersebut biasanya direbus terlebih dahulu dan air rebusannya akan digunakan untuk mandi.

baca juga

Proses Mandi Pangir

Satu hari menjelang Ramadan, biasanya sebagian masyarakat yang tinggal di Sumatera berbondong-bondong membawa ramuan pangir ke sungai.

Sebenarnya tidak jauh berbeda dengan mandi biasa, perbedaan mandi pangir dengan mandi biasa adalah mandi pangir dilakukan secara khusus menggunakan ramuan pangir atau tidak menggunakan sabun.

Selain sebagai ritual menyucikan diri menjelang Ramadan, tradisi mandi pangir juga bisa menambah keakraban dan meramaikan suasana dalam menyambut ramadan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.