Hari Buku sedunia (23 April) diresmikan di Paris dalam Konferensi UNESCO tahun 1995. Tanggal ini dipilih karena selain Cervantes, 23 April juga bertepatan dengan hari kematian beberapa penulis tersohor dunia, yakni William Shakespeare, Inca Garcilaso de la Vega, dan William Wordsworth.
Hari ini diperingati untuk menyebarluaskan minat membaca dan menumbuhkan kesadaran atas penerbitan buku dan perlindungan hak cipta.
Indonesia Merayakan Buku
https://www.pexels.com/photo/smiling-hijab-girl-enjoying-a-book-in-a-cozy-coffee-shop-in-the-city-15938260/
Setiap tahun, berbagai komunitas, penerbit, dan toko buku di seluruh Indonesia pun merayakan Hari Buku Sedunia dengan beragam acara, mulai dari sesi membaca buku, mengadakan program diskon, hingga donasi buku.
Seperti, siswa-siswi SD Muhammadiyah 26 Surabaya yang melakukan kunjungan edukatif ke Perpustakaan ITS dan Dinas Perpustakaan Kota Surabaya, yang mana menginisiasi program Donasikan Bukumu. Sementara di Serang, Untirta menerbitkan 155 buku dosen secara serentak dan meresmikan titik baca.
Apa Itu World Book Capital?
Sebagai agenda tahunan, UNESCO juga menunjuk satu kota sebagai World Book Capital atau Ibu Kota Buku Dunia. Tugas dari kota terpilih adalah untuk mempromosikan buku dan minat membaca kepada seluruh kalangan usia. Kota yang menyandang status Ibu Kota Buku Dunia 2025 adalah Rio de Janeiro.
Rio de Janeiro terpilih karena dinilai memiliki visi dan rencana aksi yang jelas, memanfaatkan teknologi digital untuk menumbuhkan minat membaca di kalangan anak muda.
Rio de Janeiro menganggap proyeknya bisa mempengaruhi perubahan sosial melalui literasi dan pendidikan. Di samping itu, juga membawa manfaat bagi ekonomi berkelanjutan.
Tema Hari Buku Dunia 2025
Tema Hari Buku Sedunia 2025 adalah "Read Your Way". Tema ini dibuat untuk mengajak anak-anak membaca buku dengan preferensi mereka sendiri.
Dengan membaca buku yang mereka sukai dan sesuai gaya mereka, anak-anak akan menemukan kesenangan dalam membaca, sehingga tidak merasa membaca adalah beban dan tugas yang berat.
5 Buku untuk Memulai Petualangan Wawasan
https://www.pexels.com/photo/black-tablet-computer-behind-books-1329571/
Pepatah mengatakan, buku adalah jendela dunia. Jenderal Direktur UNESCO, Audrey Azoulay, menyatakan, "Berkat buku, kita dapat memperoleh informasi, terhibur, dan mampu lebih memahami dunia." Berikut ini adalah beberapa referensi buku versi penulis, untuk pemula yang ingin menambah wawasan dunia.
1. The Alchemist
Bicara tentang buku terbaik, hampir semua artikel akan menyebutkan buku yang satu ini. The Alchemist disebut-sebut sebagai karya klasik modern dan masterpiece dari Paolo Coelho, penulis asal Brasil. Buku ini bercerita tentang perjalanan Santiago, seorang gembala muda yang berkelana mengejar mimpi serta mencari makna hidup.
Jika Kawan GNFI menyukai buku tentang pengembangan diri, The Alchemist adalah salah satu buku yang wajib Kawan baca. Kisah ini mengajarkan banyak pelajaran hidup yang sederhana namun meninggalkan pesan dan kesan yang kuat.
Menariknya lagi, kisah ini menggambarkan dilema sang penulis dalam kehidupan nyata, sehingga relatable dan mampu menjawab kegelisahan pembaca.
2. The Greatest Salesman in The World
Buku yang ditulis oleh Og Mandino menjadi favorit banyak orang karena mengandung pedan yang dikemas dengan cantik.
Meskipun berisi panduan filosofi salesmanship, ia lebih cocok menjadi buku tentang pelajaran kehidupan. Ia mendorong kita untuk mengubah kehidupan dari rahasia dalam teks-teks kuno.
3. Bumi Manusia
Siapa tak kenal Pramoedya Ananta Toer? Sebagaimana penulisnya yang termahsyur, Bumi Manusia telah diterjemahkan ke 40 bahasa. Buku ini menceritakan kisah seorang pribumi yang dikagumi karena kepandaiannya menulis.
Di sini Pram menggambarkan kehidupan di tengah pemerintahan kolonial Belanda dan menunjukkan pentingnya belajar agar dapat mengubah nasib.
4. Three Cups of Tea
Pepatah Pakistan mengatakan, pada cangkir pertama kau adalah orang asing, cangkir kedua kau adalah seorang teman, dan dengan cangkir ketiga, maka kau menjadi keluarga. Berkisah tentang Greg Mortenson, seorang pendaki gunung tunawisma yang memenuhi janjinya membangun sekolah untuk penduduk pegunungan miskin yang ditemuinya dalam pendakian.
Meskipun ditulis seperti sebuah karya fiksi, buku ini merupakan rangkuman wawancara dengan orang-orang yang nyata dan kisah yang benar-benar terjadi.
5. Totto-Chan: Gadis Cilik di Jendela
Buku anak-anak yang ditulis oleh Tetsuko Kuroyanagi ini amat disarankan untuk dibaca oleh orang dewasa. Dengan kisah Totto-Chan, seorang anak yang dikeluarkan dari sekolah negeri karena pembawaan yang berbeda dengan anak pada umumnya, buku ini membawa pemahaman dan sudut pandang baru terhadap pendidikan inklusif dan kebebasan berkekspresi.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News