ekofeminisme dan estetika wangi menyelami makna wangi dalam tradisi perempuan dan industri parfum - News | Good News From Indonesia 2025

Ekofeminisme dan Estetika Wangi: Menyelami Makna Wangi dalam Tradisi Perempuan dan Industri Parfum

Ekofeminisme dan Estetika Wangi: Menyelami Makna Wangi dalam Tradisi Perempuan dan Industri Parfum
images info

Ekofeminisme dan Estetika Wangi: Menyelami Makna Wangi dalam Tradisi Perempuan dan Industri Parfum


Perempuan, yang sejak lama terlibat dalam ritual kecantikan dengan wewangian alami, kini menjadi konsumen utama dalam industri parfum, menggunakannya sebagai bentuk ekspresi diri dan perawatan tubuh.

Dilansir dari Markets & Data, pasar parfum wanita global mencapai nilai USD 43,39 miliar pada 2023 dan diperkirakan akan tumbuh menjadi USD 69,20 miliar pada 2031. Namun, dari sudut pandang ekofeminisme, industri parfum sering kali mengkomodifikasi makna alami dan spiritual dari wewangian, menjadikannya produk komersial yang mengeksploitasi sumber daya alam dan citra perempuan.

baca juga

Ekofeminisme, sebagai cabang dari feminisme, menghubungkan isu lingkungan dengan kesetaraan gender, menyoroti bagaimana kerusakan alam dan ketidakadilan terhadap perempuan sering berasal dari sistem yang sama.

Dalam konteks parfum, ekofeminisme mengajak kita untuk lebih sadar terhadap bahan-bahan alami yang digunakan dalam produksi parfum, serta dampak lingkungan dan kesehatan yang ditimbulkan. Gerakan ini menekankan pentingnya memilih parfum yang lebih ramah lingkungan dan etis, yang tidak hanya memperhatikan alam, tetapi juga hak-hak perempuan.

Wewangian dalam Tradisi Perempuan: Ritual dan Spiritualitas

Indonesia , perempuan telah lama menggunakan aroma alami dalam ritual kecantikan dan spiritualitas . Ritual seperti tangas Betawi , yang melibatkan penggunaan bunga kantil dan
Dalam banyak budaya Indonesia, perempuan telah lama menggunakan aroma alami dalam ritual kecantikan dan spiritualitas.

Ritual seperti tangas Betawi, yang melibatkan penggunaan bunga kantil dan melati, serta batangeh Minangkabau, yang memanfaatkan rempah-rempah seperti serai dan pandan, merupakan bagian dari tradisi untuk menjaga keseimbangan tubuh dan jiwa. Selain untuk perawatan tubuh, wewangian ini juga berfungsi sebagai sarana untuk terhubung dengan alam dan menjaga kesehatan emosional.

Ritual-ritual seperti mandi bunga, lulur, atau pembakaran dupa bukan hanya untuk merawat tubuh, tetapi juga untuk menyambung diri dengan alam dan menjaga keseimbangan emosional.

 Wewangian tradisional ini menjadi sarana untuk menghargai alam dan tubuh perempuan dalam bentuk yang lebih murni. Dengan semakin banyaknya spa yang menawarkan perawatan berbahan dasar rempah dan bunga tradisional, ritual kecantikan ini kembali populer sebagai cara alami untuk merawat diri.

Ritual-ritual ini menegaskan hubungan spiritual perempuan dengan alam melalui penggunaan bahan alami yang menenangkan.

Komodifikasi Wewangian dalam Industri Parfum Modern

Dulu, wewangian alami digunakan oleh perempuan bukan hanya untuk tampil wangi, tapi juga sebagai bagian dari ritual kecantikan dan spiritualitas. Di banyak budaya, seperti dalam tradisi mandi bunga atau pembakaran dupa, aroma dari bunga dan rempah-rempah dipakai untuk menenangkan pikiran, menjaga keseimbangan emosional, dan menyatu dengan alam.

Aroma bukan sekadar hiasan, tapi punya makna mendalam—sebuah simbol koneksi antara tubuh, jiwa, dan lingkungan sekitar.

baca juga

Namun, seiring berkembangnya industri parfum modern, makna ini mulai bergeser. Wewangian yang dulunya sakral kini banyak diproduksi secara massal, sering kali dengan bahan sintetis dan petrokimia. Produk-produk parfum modern menjadikan aroma sebagai komoditas konsumsi, tanpa memperhatikan nilai spiritual maupun dampak ekologisnya.

Banyak perempuan kini membeli parfum sebagai bagian dari tren atau citra diri, bukan lagi karena kedekatannya dengan alam. Hal ini menunjukkan bagaimana industri dapat mengubah sesuatu yang awalnya penuh makna menjadi barang dagangan belaka.

Sayangnya, di balik botol parfum yang mewah dan harum, ada dampak lingkungan yang tidak sedikit. Parfum sintetis sering mengandung bahan kimia dari petrokimia yang bisa mencemari udara dan menyebabkan polusi.

Proses produksinya juga memerlukan banyak energi dan air. Belum lagi kemasannya—botol kaca, plastik, dan kotak berlapis-lapis—seringkali tidak ramah lingkungan dan berakhir di tempat sampah. Jika dibuang sembarangan, parfum bisa mencemari tanah dan air, bahkan mengganggu sistem reproduksi ikan dan satwa liar lainnya.

Ekofeminisme dan Parfum Alami: Pilihan Wangi yang Berkesadaran

Ekofeminisme mengajak kita untuk menghubungkan kepedulian terhadap lingkungan dengan perjuangan perempuan, termasuk dalam memilih produk perawatan diri seperti parfum. Parfum bukan hanya soal wangi, tetapi juga berdampak pada kesehatan tubuh dan lingkungan. Banyak parfum modern mengandung bahan sintetis yang berbahaya bagi pernapasan dan udara, sehingga penting bagi kita untuk lebih bijak dalam memilihnya.

Kita bisa mulai dengan memilih produk bebas pewangi sintetis dan menggunakan parfum alami atau organik yang berbahan dasar minyak esensial. Membaca label bahan untuk menghindari zat berbahaya berbahaya seperti VOC, ftalat, atau paraben juga sangat penting.

Selain itu, mendukung merek yang berkomitmen pada keberlanjutan dan mengurangi sampah kemasan adalah langkah konkret untuk menjaga bumi. Penggunaan parfum yang bijak, seperti menghindari penyemprotan berlebihan di tempat berventilasi, juga turut mengurangi dampak negatif.

Jangan untuk lupa untuk Kawan membuang botol parfum dengan benar, agar tidak mencemari lingkungan. Melalui langkah-langkah sederhana ini, ekofeminisme mengajak kita untuk merawat diri dan bumi sekaligus, dengan memilih parfum yang lebih ramah lingkungan sebagai bentuk cinta terhadap keduanya.

Ekofeminisme memberikan perspektif penting tentang hubungan antara alam, perempuan, dan industri parfum. Melalui pilihan produk yang lebih ramah lingkungan dan etis, kita tidak hanya merawat tubuh tetapi juga berkontribusi pada keberlanjutan bumi.

Kini saatnya bagi kita, Kawan GNFI, untuk lebih bijak dalam memilih produk yang tidak hanya memanjakan indra, tetapi juga mendukung kelestarian alam dan kesejahteraan perempuan.

Bagaimana menurut Kawan GNFI? Apa langkah pertama yang akan kawan ambil untuk mendukung parfum yang lebih ramah lingkungan?

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

EV
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.