Sebuah UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) binaan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Sumatera Utara berhasil mengolah kemenyan menjadi parfum bernilai ekonomi tinggi.
Kemenyan atau olibanum yang berasal dari Danau Toba itu memiliki aroma wewangian khas. Benda berbentuk kristal ini memang kerap digunakan dalam dupa dan parfum.
Mitra binaan BRIN, Marlundu Lumal Gaol mengatakan, pihaknya sudah berabad-abad memanfaatkan kemenyan dari Tanah Batak. Menurutnya, kemenyan yang ditanam di pinggiran Danau Toba, kualitasnya sangat bagus dan melimpah.
“Kami melihat, apabila kemenyan yang dijual dengan getahnya seharga Rp300.000. Namun, jika diolah dan disuling menjadi minyak kemudian diekspor, memiliki nilai ekonomis yang tinggi menjadi Rp3.000.000,” kata Marlundu.
UMKM Binaan BRIN
Melalui UMKM bernama Lamitana Atsiri Medicamento, Marlundu menjadi salah satu pelaku UMKM binaan BRIN dalam program Perusahaan Pemula Berbasis Riset (PPBR) yang dilaksanakan oleh Direktorat Pendanaan Riset dan Inovasi.
“Dengan adanya program PPBR ini, kami mendapatkan bantuan pembinaan untuk pengembangan usaha berupa pelatihan pengolahan kemenyan menjadi pengikat untuk parfum, dan kami memanfaatkan aroma tumbuhan di sekitar Danau Toba untuk kombinasi aroma lain,” ujarnya.
Marlundu termotivasi untuk memanfaatkan kemenyan yang berasal dari kampungnya. Dia menanam kemenyan, melakukan budidaya, mengolah serta meracik minyak kemenyan sendiri sehingga biaya produksinya lebih rendah dibandingkan dengan parfum yang beredar dari luar negeri.
Kemenyan Danau Toba berkualitas tinggi
Kualitas kemenyan yang berasal dari Danau Toba diklaim jauh lebih baik. Setelah diuji lab, kadar citronella di dalamnya lebih tinggi sebesar 60 persen dibandingkan dengan kemenyan yang ditanam di daerah lain yang hanya sebesar 40 persen.
Parfum dari kemenyan di Danau Toba itu diberi nama Lamitana. Pewangi ini adalah parfum murni atsiri yang dipadukan antara minyak kemenyan dan minyak atsiri sehingga mendapatkan hasil dengan aroma yang mewah dan tahan lama.
Parfum berbasis kemenyan itu kaya dengan kombinasi minyak atsiri yang berasal dari hutan Indonesia, seperti kayu, bunga, serta resin getah. Marlundu pun berharap agar produknya ini dapat mendunia, serta memajukan UMKM yang berada di daerahnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News