Orkes Melayu merupakan kelompok musik yang memainkan musik Melayu dalam setiap penampilannya. Namun tahukah Kawan, di Indonesia Orkes Melayu di masa lalu juga mengadaptasi Musik India dalam penampilannya?
Kelompok Orkes Melayu dulunya banyak ditemui di daerah pantai timur Sumatra. Hal ini bisa dimengerti karena mayoritas masyarakat yang mendiami daerah tersebut memiliki latar belakang budaya Melayu.
Seperti namanya, Orkes Melayu membawakan gaya musik yang sesuai dengan kebudayaan tersebut. Dalam penampilannya, lagu yang dibawakan oleh Orkes Melayu biasanya berisi syair-syair yang berbentuk pantun empat baris.
Seiring berjalannya waktu, Orkes Melayu tidak hanya berkembang di daerah pesisir pantai timur Sumatra saja. Kelompok musik ini juga sudah mulai bermunculan di Jawa, seperti yang ada di Jakarta dan Surabaya.
Tidak hanya itu, gaya musik yang dibawakan oleh orkes-orkes ini juga mengalami perubahan. Salah satu contohnya adalah ketika Orkes Melayu mulai mengadaptasi gaya Musik India pada periode 1950-an hingga 1960-an.
Lantas apa penyebab Orkes Melayu yang ada di Indonesia mulai mengadaptasi gaya Musik India pada periode tersebut?
Masuknya Film India ke Indonesia
Dikutip dari skripsi Ayla Irvani Nasution yang berjudul "Musik Film Hindi dalam Transformasi Orkes Melayu di Indonesia 1950-an-1960-an", melonjaknya pemutaran film India pada periode 1950-an turut menjadi alasan mengapa Orkes Melayu mulai mengadaptasi Musik India. Pada periode ini, film India memang masuk secara masif setiap tahunnya.
Hal ini bisa dilihat dari jumlah pemutaran film India, yang dalam hal ini merupakan film yang diproduksi di Mumbai (dulunya bernama Bombay) dan kelak dikenal dengan nama Bollywood, di Indonesia. Pada 1954, ada 74 film India yang diimpor langsung dan diputar di Indonesia.
Angka ini meningkat pesat pada tahun berikutnya. Pada 1955, tercatat ada 184 film India yang diputar saat itu.
Adaptasi Musik India dalam Orkes Melayu
Masuknya film India ke Indonesia turut menginspirasi gaya produksi film yang ada di dalam negeri. Tidak hanya itu, Musik India yang dibawakan dalam film-film tersebut ternyata juga berpengaruh pada gaya bermusik Orkes Melayu yang ada di Indonesia pada waktu itu.
"Dari data yang ditemukan, pada periode itu (1950-an) memang dia (lagu yang dibawakan oleh Orkes Melayu) lengket di film (yang ada di film-film India)," jelas Ayla kepada tim GNFI pada Jumat, 1 Agustus 2025.
Orkes Melayu yang berbasis di Jakarta yang paling banyak mengadaptasi gaya Musik India jika dibandingkan dengan daerah lainnya. Beberapa contoh penyanyi yang turut membawakan gaya Musik India dalam penampilan Melayu di antaranya Ellya Khadam, Ida Laila, A. Kadir, dan Hasjim Khan.
Adaptasi Musik India oleh Orkes Melayu asal Jakarta cukup menyeluruh. Bahkan gaya musik yang mereka bawakan setelah mengadaptasi Musik India jauh berbeda jika dibandingkan dengan periode sebelumnya.
"Adaptasinya ini kalau untuk Orkes Melayu di Jakarta (cukup) total," tutur Ayla. "Bahkan jika dilihat dari lagu-lagu sebelum dan sesudah periode itu perubahannya cukup tampak, khususnya di bagian instrumen," tambahnya.
Meskipun demikian, adaptasi gaya musik India ini juga tidak menyeluruh diterapkan di Orkes Melaku. Orkes-orkes yang ada di Jakarta ini lebih memadukan instrumen gaya Musik India untuk dibawakan dalam penampilannya.
Selain itu, lagu-lagu yang dibawakan juga ada memenggal beberapa lirik lagu India yang ada di dalam film. Bahkan ada juga Orkes Melayu yang menyanyikan ulang lagu-lagu India tersebut dalam pentas mereka.
Salah satu hal unik yang terjadi pada periode ini adalah ketika Orkes Melayu menyanyikan ulang lagu pemujaan yang ada di film India. Hal ini ketika Ida Laila bersama Orkes Melayu Sinar Kemala membawakan lagu "Tumhihomata" dalam album Pesan Ibu yang rilis pada 1969.
Pada dasarnya, lagu yang diadaptasi dari film India ini merupakan musik pemujaan kepada Dewa Krishna. Uniknya, Orkes Melayu Sinar Kemala justru turut memasukkan lagu pemujaan ini dalam album Pesan Ibu tersebut.
Hal ini merujuk pada penggalan lirik "Mata" yang digunakan dalam lagu tersebut. Kata "Mata" secara harfiah bisa dimaknai sebagai "Ibu".
Namun jika dikaitkan dengan Musik India dalam film Bollywood terkait penggunaan kata "Mata" dalam lirik lagu, maka konteksnya memiliki makna "Dewi". Jadi penggunaan kata "Mata" dalam lirik lagu tersebut tidak merujuk kepada "Ibu" dalam konteks orang tua.
"Kemungkinan mereka (Ida Laila dan Orkes Melayu Sinar Kemala) tidak tahu konteksnya," ucap Ayla. "Sebab jika mereka tahu konteksnya, mestinya mereka tahu lagu itu (Tumhihomata) merupakan lagu pemujaan," tutupnya.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News