momen film india merajai pasar indonesia pada 1950 an turut menginspirasi industri dalam negeri - News | Good News From Indonesia 2025

Momen Film India Merajai Pasar Indonesia pada 1950-an, Turut Menginspirasi Industri Dalam Negeri

Momen Film India Merajai Pasar Indonesia pada 1950-an, Turut Menginspirasi Industri Dalam Negeri
images info

Momen Film India Merajai Pasar Indonesia pada 1950-an, Turut Menginspirasi Industri Dalam Negeri


Film India menjadi salah satu hiburan yang bisa dinikmati oleh masyarakat Indonesia hingga saat ini. Banyak tayangan film dari negara yang identik dengan Taj Mahal ini yang masih diputar di Indonesia hingga sekarang.

Tahukah Kawan, ternyata keberadaan film India di Indonesia memiliki sejarah panjang. Bahkan, film yang identik dengan adegan tari-tarian ini sempat merajai industri perfilman Indonesia pada era 1950-an.

Tidak hanya itu, keberadaan film India pada periode tersebut juga turut memengaruhi industri dalam negeri. Lantas bagaimana cerita masuknya film India ke Indonesia hingga sempat merajai dunia perfilman pada periode 1950-an?

Masuknya Film India ke Indonesia

Dilansir dari skripsi Ayla Irvani Nasution yang berjudul "Musik Film Hindi dalam Transformasi Orkes Melayu di Indonesia 1950-an-1960-an", keberadaan film India di Indonesia sudah ada sejak lama. Kali pertama film India masuk ke Indonesia bahkan terjadi sebelum masa kemerdekaan.

Perlu digaris bawahi, industri film di India sendiri tidak hanya terdiri dari satu kesatuan saja. Produksi film di India terbagi di beberapa wilayah yang ada di sana.

Hal ini bisa dideteksi dari penggunaan bahasa yang berbeda-beda dalam produksi filmnya. Selain itu, tipe film yang diproduksi dari berbagai daerah di India juga berbeda dan memiliki ciri khasnya masing-masing.

Film India yang masuk ke Indonesia merujuk kepada film yang diproduksi di Mumbai (Pada waktu itu masih bernama Bombay) atau yang lebih dikenal dengan istilah Bollywood. Jadi tidak semua jenis produk film yang ada di India waktu itu serta merta masuk ke Indonesia.

Kali pertama film India masuk ke Indonesia terjadi pada 1932. Namun pada waktu itu, keberadaan film India di tanah air belum terlalu dikomersialkan.

Setelah kemerdekaan Indonesia pada 1945, film India kembali masuk ke dalam negeri lewat tentara sekutu. Film-film ini menjadi sarana hiburan bagi tentara India yang turut dikirim ke Indonesia pada waktu itu.

Beberapa tahun kemudian, tepatnya pada awal 1950-an, barulah masuknya film India mulai mengalami peningkatan dan merajai dunia perfilman Indonesia pada dekade tersebut.

Berkembang Pesat pada 1950-an

Perkembangan film India di Indonesia pada 1950-an berkembang dengan pesat. Hal ini bisa dilihat dari pertumbuhan film-film yang diimpor pada waktu itu.

Pada 1952, terdapat tujuh film India yang diimpor ke Indonesia. Angka ini meningkat pesat pada beberapa tahun berikutnya, seperti 74 film pada 1954 dan 184 film pada 1955.

Peran perusahaan film dan regulasi pemerintah yang berlaku pada waktu itu turut memengaruhi fenomena ini. "Komersialisasi (film India) yang terjadi di Indonesia adalah ketika perusahaan film dan regulasi pemerintah memberlakukan peraturan impor film," jelas Ayla kepada tim GNFI pada Jumat, 25 Juli 2025.

"Perusahaan film ini memang rutin mengimpor film (pada waktu itu)," tambahnya.

Menginspirasi Dunia Perfilman Dalam Negeri

Keberadaan film India di Indonesia pada 1950-an tidak hanya sekadar tontonan saja. Berkembangnya film India pada waktu itu juga turut memberikan inspirasi bagi dunia perfilman dalam negeri.

Salah satu contoh bisa dilihat dari produksi film yang dibuat oleh Djamaludin Malik dan Usmar Ismail pada waktu itu. Djamaludin Malik pernah membuat film yang berjudul Janjiku pada 1956 yang merupakan remake dari film India populer pada waktu itu.

Sementara itu, Usmar Ismail pernah menyutradarai film Korban Fitnah yang rilis pada 1961 dengan menggunakan nama samaran P. L. Kapoor.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.