Kawan GNFI, di pagi yang cerah tanggal 3 Juli 2025, suara tawa dan decak kagum puluhan anak mengisi area baca TBM Lentera Pustaka Sukaluyu. Program Read Me a Book, bagian dari rangkaian KKN‑Tematik Literasi IPB University, resmi dibuka oleh Siti Amalia Hikmatullah dengan membacakan buku Nana Tidak Berbeda.
Sejenak, anak-anak diajak menyelami dunia kayanya imajinasi, memicu rasa ingin tahu, dan memperkenalkan kebiasaan membaca yang menyenangkan.
Latar Belakang dan Makna Program
TBM Lentera Pustaka Sukaluyu beroperasi sejak 2017, mendukung visi Perpustakaan Nasional RI: "Perpustakaan Hadir demi Martabat Bangsa." Dengan koleksi 1.000 judul bantuan BBB (Perpusnas), TBM melayani 130–170 pengunjung per minggu.
Meski begitu, pengalaman membaca yang interaktif dan gerakan literasi berkelanjutan diperlukan untuk menumbuhkan budaya baca.
Read Me a Book hadir menjawab kebutuhan tersebut. Melalui metode membacakan nyaring, sesi diskusi, dan apresiasi sederhana, program ini bertujuan:
- Menumbuhkan kegembiraan membaca sejak usia dini.
- Mengasah kemampuan berbicara dan berpikir kritis anak.
- Membangun ikatan positif antara buku, pembaca, dan komunitas.
Profil Pelaksana dan Buku Pilihan
Pembaca Utama: Mahasiswa KKN‑T Tim BOGORKAB12 IPB University, antara lain Siti Amalia Hikmatullah, Steven Seventino Simanjuntak, Salwa Salsabila, Al Rafa Agriezky, dan Jennyta Putri Lestari.
Jenis Buku:
- Buku cerita anak berkualitas dengan ilustrasi menarik.
- Bahan Bacaan Bermutu (BBB) dari Perpusnas RI.
- Pemilihan buku mempertimbangkan daya tarik visual dan kesiapan bahasa peserta, memastikan cerita mudah diikuti dan menyenangkan.
Rangkaian Kegiatan Read Me a Book
Setiap sesi dirancang berdurasi 25–30 menit, terbagi dalam empat tahap:
Pembukaan
- Sapa hangat oleh pembaca: "Selamat pagi, teman-teman"
- Perkenalan diri pembaca dan peserta (nama, hobi baca)
- Penjelasan singkat manfaat kegiatan: meningkatkan imajinasi dan kemampuan bercerita
Membaca Nyaring
- Pembaca melafalkan teks dengan ekspresi, intonasi naik-turun, dan gerakan tangan
- Anak-anak diajak menebak kelanjutan cerita, menirukan dialog tokoh, dan mengekspresikan perasaan mereka
- Teknik storytelling melibatkan suara efek sederhana (misal suara pintu berderit) untuk memperkuat suasana
Diskusi Santai
- Anak bercerita ulang bagian favorit dengan kata sendiri
- Pertanyaan terbuka: "Kenapa Nana tidak takut berbeda?"
Apresiasi dan Penghargaan
- Penghargaan khusus: 2–3 anak paling berani bertanya atau menceritakan ulang
- Foto bersama sambil memegang buku pilihan masing-masing
Jadwal Pelaksanaan dan Partisipasi
Rangkaian sesi Read Me a Book di TBM Lentera Pustaka Sukaluyu telah membukakan pintu imajinasi bagi 165 anak desa. Berikut cerita singkat tiap pertemuan:
- 3 Juli 2025: Pagi yang semarak, Siti Amalia Hikmatullah membuka sesi pertama dengan membacakan Nana Tidak Berbeda. Sekitar 30 siswa pra‑sekolah terpesona saat Siti menirukan suara angin dan tawa Nana, lalu berlomba mengungkap pesan keberagaman dalam cerita.
- 9 Juli 2025: Suasana berubah hangat ketika Steven Seventino Simanjuntak mempersembahkan Perasaanku. Lewat intonasi lembut dan ekspresi wajah pas, 28 peserta diajak memahami bagaimana perasaan bisa jadi cerita tersendiri.
- 11 Juli 2025: Diantar alunan dialog, Salwa Salsabila membacakan Perkedel Ikan Bubuk bagi 27 peserta TBM Lentera Pustaka. Anak-anak terpikat oleh kisah sederhana soal usaha dan kebaikan.
- 15 Juli 2025: Kelompok gabungan pra‑sekolah hingga SD di TBM Lentera Pustaka kembali berkumpul ketika Al Rafa Agriezky menyapa dengan Lala Sedang Apa? Total 32 anak antusias menebak aktivitas Lala.
- 23 Juli 2025: Sesi penutup di SDN 01 Sukaluyu menjadi semakin berkesan saat Jennyta Putri Lestari membacakan Merah. Dengan total 48 siswa kelas 4, suasana penuh semangat muncul saat anak-anak berdiskusi arti warna keberanian di dalam cerita, lalu membagikan kesimpulan personal mereka dalam diskusi.
Rata‑rata 28 anak per sesi menjawab tantangan cerita, menebak alur, menirukan tokoh, dan menciptakan karya kreatif.
Dari pagi hingga sore, setiap judul buku membuka halaman baru bagi budaya baca yang kian mengakar di Sukaluyu. Semoga jejak inilah yang terus menyalakan lentera literasi desa.
Capaian dan Dampak
- Antusiasme Tinggi: 88% anak aktif menebak alur dan berdialog.
- Minat Berkelanjutan: 80% peserta menyatakan ingin meminjam buku yang dibacakan.
Tantangan dan Solusi
- Variasi Usia: Pembagian kelompok ketat sesuai rentang usia membuat materi lebih tepat sasaran.
- Fokus Anak Pra‑sekolah: Pendekatan cerita dibuat lebih singkat (7–8 menit), diselingi gerakan lagu atau tepuk tangan setiap lima halaman untuk “mengisi ulang” antusiasme.
- Pemahaman Bahasa Terbatas: Pilih ilustrasi visual dan bahasa yang sederhana, serta menambahkan penjelasan singkat dengan objek nyata.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News