petani desa ciranggem belajar strategi atasi hama padi dan tembakau - News | Good News From Indonesia 2025

Warga Bertanya, KKNT Inovasi IPB Hadir: Edukasi Hama dan Penyakit Tanaman untuk Desa Ciranggem oleh Ahli Pertanian IPB University

Warga Bertanya, KKNT Inovasi IPB Hadir: Edukasi Hama dan Penyakit Tanaman untuk Desa Ciranggem oleh Ahli Pertanian IPB University
images info

Warga Bertanya, KKNT Inovasi IPB Hadir: Edukasi Hama dan Penyakit Tanaman untuk Desa Ciranggem oleh Ahli Pertanian IPB University


"Setiap musim tanam adalah harapan baru selama ada ilmu dan kerja sama untuk menjaga hasil bumi" - Petani Desa Ciranggem

Kawan GNFI, pernahkah Kawan membayangkan, satu musim tanam yang penuh harapan tiba-tiba berubah menjadi sumber kekhawatiran? Bagi petani di Desa Ciranggem, Kabupaten Sumedang, hal itu bukan sekadar bayangan, melainkan kenyataan yang mereka hadapi tahun ini.

Padi yang diharapkan panen melimpah justru tumbuh pendek dan menghasilkan gabah kosong, sementara tembakau yang semestinya hijau segar malah dihiasi bercak hitam di daunnya.

Dik, kenapa padi saya tumbuh pendek dan gabahnya kosong?”, “Kenapa ya tembakau saya kok bercak hitam di bagian daun?” Pertanyaan itu terlontar dari warga saat Lokakarya 1 yang diselenggarakan pada awal Juli 2025.

Mayoritas petani mengalami masalah serupa, tanaman mereka sakit, tetapi penyebabnya belum jelas.

Desa Ciranggem dikenal sebagai daerah agraris yang mengandalkan padi dan tembakau sebagai sumber utama penghidupan. Hama dan penyakit tanaman menjadi ancaman nyata yang jika dibiarkan dapat mengganggu stabilitas ekonomi warga.

baca juga

Kesadaran akan ancaman ini membuat para petani tidak ingin tinggal diam. Mereka memilih bertanya dan mencari solusi, bukan sekadar menebak atau mencoba-coba metode yang belum pasti hasilnya.

Menjawab kebutuhan tersebut, kelompok KKNT Inovasi IPB berinisiatif menghadirkan ahli pertanian dari IPB yang kompeten di bidang hama dan penyakit tanaman.

KKNT Inovasi IPB sendiri merupakan program yang melibatkan mahasiswa untuk memberikan kontribusi nyata kepada masyarakat melalui edukasi, pendampingan, dan penerapan teknologi tepat guna di lapangan.

Kehadiran mereka di Desa Ciranggem menjadi jembatan antara ilmu pengetahuan dari kampus dan praktik langsung di masyarakat.

Melalui pertemuan daring (ZoomMeeting), para petani mendapatkan kesempatan langka untuk berdialog langsung dengan akademisi berpengalaman. Narasumber kegiatan ini adalah Assoc. Prof. Dr. Ir. Swastiko Priyambodo, M.Si., yang membawakan materi bertema “Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit Tanaman Menuju Pertanian Berkelanjutan”.

Beliau memaparkan secara rinci permasalahan seperti serangan hama tikus yang merusak tanaman padi, serta berbagai penyakit yang menyerang padi dan tembakau. Penyampaian materi dilakukan dengan gaya yang lugas dan mudah dipahami.

Tidak hanya membahas teori, beliau juga menekankan pentingnya praktik pengendalian yang efektif dan ramah lingkungan. Salah satu poin penting yang disorot adalah bahwa tidak semua penyakit tanaman harus diatasi dengan pestisida, ada pula musuh alami yang justru berperan menjaga keseimbangan ekosistem pertanian.

baca juga

Antusiasme warga terlihat jelas selama sesi tanya jawab. Petani aktif mengajukan pertanyaan seputar kasus yang mereka alami, mulai dari identifikasi gejala hingga teknik penanggulangan.

Momen ini menjadi bukti bahwa edukasi pertanian masih sangat dibutuhkan, terlebih di daerah yang mengandalkan pertanian sebagai tulang punggung ekonomi.

Melalui kegiatan ini, para petani tidak hanya mendapatkan pengetahuan baru, tetapi juga merasa didengar. Keresahan mereka direspons dengan solusi berbasis sains yang relevan dengan kondisi lapangan.

Harapannya, setelah lokakarya ini, petani Desa Ciranggem mampu menerapkan strategi pengendalian hama dan penyakit yang lebih efektif, berkelanjutan, dan berdampak positif bagi produktivitas pertanian desa.

Kegiatan ini juga diharapkan menjadi awal dari pendampingan berkelanjutan. Mahasiswa KKNT Inovasi IPB berencana terus membangun komunikasi dengan warga, sehingga jika muncul masalah baru, solusi dapat ditemukan lebih cepat.

Dengan adanya sinergi antara pengetahuan akademis, pengalaman lapangan, dan semangat gotong royong, Desa Ciranggem diharapkan menjadi contoh bahwa pertanian yang maju dimulai dari edukasi yang tepat.

baca juga

Seperti yang diyakini para petani, setiap musim tanam adalah harapan baru selama ada ilmu dan kerja sama untuk menjaga hasil bumi.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.