inovasi eco compost mahasiswa kkn t ipb di desa girimukti - News | Good News From Indonesia 2025

Menebar Ilmu, Suburkan Bumi: Inovasi Eco Compost Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Girimukti

Menebar Ilmu, Suburkan Bumi: Inovasi Eco Compost Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Girimukti
images info

Menebar Ilmu, Suburkan Bumi: Inovasi Eco Compost Mahasiswa KKN-T IPB di Desa Girimukti


Mahasiswa KKN-T IPB University berhasil menyelenggarakan rangkaian sosialisasi sekaligus demonstrasi pembuatan pupuk organik (eco compost) di Desa Girimukti, Kabupaten Garut.

Kegiatan yang berlangsung pada 21–23 Juli 2025 ini menjadi ruang belajar bersama antara mahasiswa dan warga desa dalam mengolah potensi lokal yang ada di sekitar mereka.

Inisiatif ini lahir dari kondisi nyata di lapangan. Warga Girimukti masih belum maksimal memanfaatkan limbah kotoran kambing sebagai bahan baku pupuk. Begitu juga dengan tanaman bambu yang melimpah, tetapi belum tersentuh sebagai bahan pupuk nabati seperti PGPR (Plant Growth Promoting Rhizobacteria).

Di sisi lain, teknik pembuatan pupuk organik pun belum banyak dikuasai, baik dari segi proses, komposisi, maupun cara pengolahannya.

Hasil survei mahasiswa IPB juga menunjukkan bahwa penggunaan pupuk di kalangan warga masih dilakukan secara sembarangan, tanpa memperhatikan dosis yang tepat. Hal ini dikhawatirkan dapat berdampak pada penurunan produktivitas pertanian sekaligus mengancam kesuburan tanah dalam jangka panjang.

baca juga

Berangkat dari situ, mahasiswa KKN-T hadir di tiga dusun Girimukti dengan membawa bekal ilmu dan semangat berbagi. Sosialisasi dilakukan lewat pemaparan manfaat hingga keunggulan pupuk nabati PGPR.

Sesi kemudian dilanjutkan dengan praktik langsung membuat pupuk kompos berbahan dasar kotoran kambing dan domba—momen yang menjadi puncak kegiatan sekaligus paling ditunggu warga.

Pupuk kompos ini dihasilkan melalui proses dekomposisi bahan organik seperti jerami, daun kering, dan kotoran ternak. Bahan tersebut mampu memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kandungan bahan organik, serta memperbaiki kapasitas tanah dalam menyimpan air dan unsur hara.

PGPR, sebagai pupuk organik cair berbasis mikroba berperan meningkatkan pertumbuhan tanaman, memperkuat ketahanan terhadap penyakit, dan memperbaiki kesehatan tanah.

Diskusi interaktif pun membuka kesempatan masyarakat untuk bertanya dan berbagi pengalaman mereka terkait pengalaman lapangan, kendala penggunaan pupuk organik, dan peluang pemasaran produk pupuk lokal.

Berdasarkan hasil evaluasi dan tanya jawab, peserta menunjukkan peningkatan pemahaman dan keterampilan dalam pembuatan pupuk organik dari peserta yang hadir berjumlah 18 orang.

Kegiatan ini mendapat respons positif karena memberikan solusi konkret terhadap tingginya harga pupuk kimia, sekaligus membantu mengatasi permasalahan limbah di desa.

Ramadian Herta Putra, Koordinator KKN-T IPB di Desa Girimukti, berharap kegiatan ini bisa meninggalkan dampak nyata.

“Kami ingin masyarakat bisa lebih memahami pentingnya pemanfaatan sumber daya alam yang ada di sekitar, seperti kotoran kambing dan tanaman bambu, untuk dijadikan pupuk yang ramah lingkungan. Semoga ilmu yang dibagikan bisa terus diterapkan agar hasil pertanian meningkat tanpa mengorbankan kesuburan tanah,” ungkapnya.

Antusiasme warga menjadi penanda suksesnya program ini. Jaedin, Kepala Dusun 2 Desa Girimukti, bahkan menyampaikan rasa syukurnya.

baca juga

“Hari-hari bersama mahasiswa KKN ini membawa pengetahuan baru bagi kami. Apa yang mereka bagikan membuat masyarakat lebih peduli pada lingkungan dan kesehatan.

Semoga kuliah kalian lancar dan cepat lulus. Kalau ada waktu, jangan sungkan mampir ke desa, kami akan selalu menerima dengan tangan terbuka,” katanya penuh hangat.

Jaedin menambahkan bahwa peserta juga turut serta secara aktif dalam mencampur bahan, mengatur kelembapan kompos, dan menyiapkan larutan PGPR.

Pada akhir kegiatan, dilakukan demonstrasi cara mengaplikasikan pupuk kompos dan PGPR pada tanaman sayuran dan hortikultura, serta pembahasan dosis penggunaan yang tepat.

Melalui kegiatan sederhana ini, mahasiswa KKN-T IPB University tak hanya membantu warga menemukan cara baru mengelola limbah, tetapi juga menanamkan semangat untuk menjaga bumi dari desa mereka sendiri.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KG
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.