mahasiswa kkn t inovasi ipb university gelar klinik tanaman di desa cidadap edukasi petani dan inovasi pestisida nabati dari jengkol - News | Good News From Indonesia 2025

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Gelar Klinik Tanaman di Desa Cidadap

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Gelar Klinik Tanaman di Desa Cidadap
images info

Mahasiswa KKN-T Inovasi IPB University Gelar Klinik Tanaman di Desa Cidadap


Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKN-T) Inovasi IPB University yang tengah melaksanakan pengabdian masyarakat di Desa Cidadap, Kecamatan Pagaden Barat, Kabupaten Subang, menggelar sebuah kegiatan unggulan bertajuk Klinik Tanaman.

Acara yang berlangsung di Aula Kantor Kepala Desa Cidadap ini menjadi wadah pertemuan antara mahasiswa, petani, perangkat desa, serta perwakilan kelompok tani untuk membahas langsung persoalan nyata yang dihadapi di lapangan.

Fokus utama kegiatan ini adalah memberikan solusi atas permasalahan hama dan penyakit yang menyerang tanaman padi serta beberapa komoditas hortikultura, seperti terong dan paria.

Klinik Tanaman merupakan salah satu program kerja KKN yang dirancang untuk menjawab persoalan nyata yang dihadapi para petani. Melalui Klinik Tanaman, mahasiswa IPB tidak hanya menyampaikan materi secara teoritis, tetapi juga melakukan pendekatan partisipatif agar petani dapat lebih mudah memahami.

Mereka memberikan penyuluhan tentang cara mengenali gejala serangan hama sejak dini, strategi pencegahan penyakit tanaman, serta teknik pengendalian yang efektif dan tetap ramah lingkungan.

Edukasi ini sangat penting mengingat banyak petani masih mengandalkan pestisida kimia, padahal penggunaan jangka panjang berpotensi menurunkan kualitas tanah dan merusak ekosistem. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan petani memperoleh alternatif yang lebih aman serta sesuai dengan prinsip pertanian berkelanjutan.

Demonstrasi Pembuatan Pupuk Organi Cair dan Repellent Jengkol

Selain fokus pada aspek penyuluhan, kegiatan Klinik Tanaman juga menampilkan inovasi lokal berupa pembuatan pestisida nabati. Mahasiswa memperkenalkan produk olahan alami, yakni pupuk organik cair (POC) dan repellent yang diformulasikan dari tanaman jengkol.

Pemanfaatan jengkol sebagai bahan dasar cukup menarik karena kulit dan bijinya memiliki kandungan aktif yang berpotensi menjadi pengusir hama alami. Produk ini dinilai aman bagi lingkungan, mudah dibuat, serta bahan bakunya tersedia di sekitar petani.

Dalam praktiknya, mahasiswa mengajak peserta untuk terlibat langsung mulai dari proses pencacahan bahan hingga tahap awal fermentasi. Pendekatan praktik lapangan ini membuat petani lebih percaya diri untuk mencoba kembali secara mandiri setelah kegiatan selesai.

Pembuatan repellent dari jengkol pun diperagakan secara sederhana agar mudah diikuti. Langkah pertama dengan memotong jengkol menjadi empat bagian, kemudian merendamnya dalam air dengan perbandingan 1 kilogram jengkol untuk 10 liter air selama 2–3 hari.

Setelah melalui proses tersebut, larutan akan mengeluarkan aroma menyengat yang siap digunakan sebagai pengusir hama. Cairan hasil rendaman ini dapat disemprotkan langsung atau diletakkan di area yang sering dilalui tikus maupun di sekitar tanaman padi.

Sisa jengkol hasil fermentasi juga dapat ditempatkan di jalur tikus sehingga fungsinya semakin optimal.

Penyerahan Buku Saku

Sebagai bentuk dukungan jangka panjang, KKN-T IPB juga menyusun serta membagikan buku saku budidaya padi kepada kelompok tani. Buku ini dirancang ringkas namun padat berisi informasi mengenai teknik budidaya padi unggulan dari IPB, pengenalan hama dan penyakit yang umum menyerang, serta pengendalian terpadu dengan pendekatan ramah lingkungan.

Kehadiran buku saku diharapkan menjadi pegangan praktis yang dapat membantu petani dalam menghadapi masalah sehari-hari di sawah.

Program kerja Klinik Tanaman ini mencerminkan sinergi antara dunia akademik dan masyarakat desa. Pendekatan yang digunakan bukan hanya edukatif, tetapi juga partisipatif dan berorientasi pada kearifan lokal.

Dengan adanya kegiatan ini, pengetahuan petani semakin bertambah, keterampilan mereka meningkat, dan semangat kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat semakin kuat.

Lebih dari itu, inovasi seperti pestisida nabati dari jengkol membuka peluang pengembangan lebih lanjut sehingga manfaatnya dapat dirasakan secara berkelanjutan.

Inisiatif yang dijalankan mahasiswa KKN-T IPB di Desa Cidadap menjadi bukti nyata bahwa kontribusi generasi muda dapat memberi dampak positif bagi pembangunan pertanian. Meski langkah yang dilakukan tampak sederhana, dampaknya berpotensi besar bagi keberlanjutan pertanian Indonesia.

Dengan terus mendorong pemanfaatan inovasi ramah lingkungan, diharapkan pertanian di desa-desa semakin tangguh menghadapi tantangan sekaligus mampu menjaga keseimbangan ekosistem.

Dari Desa Cidadap, lahir semangat baru untuk mewujudkan pertanian cerdas, berkelanjutan, dan berpihak pada lingkungan, yang pada akhirnya menjadi bagian dari kontribusi besar untuk ketahanan pangan nasional.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KS
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.