Kawan GNFI, pernahkah terbayang bahwa kulit buah dan sisa sayur yang seringkali kita anggap sebagai sampah di dapur, sebenarnya bisa bertransformasi menjadi cairan serbaguna yang luar biasa?
Cairan ini tidak hanya mampu membersihkan rumah hingga kinclong, menyuburkan tanaman di pekarangan, tetapi juga efektif menghilangkan bau tak sedap yang mengganggu.
Inilah keajaiban eco-enzyme, sebuah inovasi ramah lingkungan yang kini dibuktikan dan diajarkan oleh mahasiswa Kuliah Kerja Nyata Tematik (KKNT) IPB University bersama warga Desa Karangsari, Garut.
Melalui pelatihan yang interaktif dan penuh semangat, mereka menunjukkan bahwa solusi untuk masalah limbah rumah tangga bisa dimulai dari rumah kita sendiri.
Permasalahan sampah rumah tangga adalah isu klasik yang terus menghantui banyak daerah di Indonesia. Sebagian besar limbah ini berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA), menumpuk dan menimbulkan berbagai masalah lingkungan, mulai dari pencemaran tanah dan air, hingga emisi gas metana yang berkontribusi pada pemanasan global. Namun, di tengah tantangan ini, ada secercah harapan.
Mahasiswa KKNT IPB University yang berdedikasi di Desa Karangsari, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, telah membuktikan bahwa sebagian besar limbah dapur, terutama yang organik, masih memiliki potensi besar untuk diubah menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat. Mereka mengajak warga setempat untuk tidak lagi memandang limbah sebagai beban, melainkan sebagai sumber daya yang dapat diolah menjadi eco-enzyme.
Kegiatan pelatihan ini diselenggarakan pada hari Minggu, 27 Juli 2025, mulai pukul 09.00 hingga 12.00 WIB. Antusiasme warga terlihat jelas dari partisipasi aktif ibu-ibu PKK, anak-anak, dan masyarakat umum Desa Karangsari. Acara dibuka dengan sesi edukasi yang sangat penting mengenai pemilahan sampah.
Tim KKNT dengan sabar menjelaskan perbedaan antara sampah organik, anorganik, dan B3 (bahan berbahaya beracun).
Mereka menekankan bahwa kebiasaan sederhana memilah sampah di tingkat rumah tangga bukan hanya sekadar tindakan kebersihan, tetapi merupakan langkah fundamental dalam pengelolaan limbah yang berkelanjutan.
Dengan memilah, kita tidak hanya membantu mengurangi volume sampah yang berakhir di TPA, tetapi juga meminimalkan risiko pencemaran lingkungan dan membuka peluang untuk mendaur ulang atau memanfaatkan kembali bahan-bahan yang masih memiliki nilai.
Setelah sesi edukasi pemilahan sampah, para peserta diperkenalkan lebih dalam tentang eco-enzyme. Dijelaskan bahwa eco-enzyme adalah cairan ajaib hasil fermentasi limbah organik, seperti kulit buah dan sisa sayuran, yang dicampur dengan gula merah atau molase, dan air. Proses fermentasi ini, yang berlangsung selama beberapa waktu, menghasilkan larutan yang kaya akan enzim dan asam organik.
Kandungan inilah yang membuat eco-enzyme memiliki beragam manfaat luar biasa. Cairan ini dapat digunakan sebagai pembersih rumah tangga yang aman dan efektif, pupuk alami untuk menyuburkan tanaman, pengendali hama yang ramah lingkungan, penghilang bau tak sedap, bahkan sebagai pestisida nabati yang melindungi tanaman dari serangan serangga tanpa menggunakan bahan kimia berbahaya.
Yang menarik, proses pembuatan eco-enzyme ini sangat sederhana dan dapat dilakukan oleh siapa saja di rumah. Tim KKNT menjelaskan langkah-langkahnya dengan detail: warga hanya perlu mencampurkan 1 bagian gula (bisa gula merah atau molase), 3 bagian limbah organik (kulit buah dan sisa sayur), dan 10 bagian air bersih dalam sebuah wadah plastik. Setelah semua bahan tercampur rata, wadah ditutup rapat dan disimpan di tempat yang teduh, jauh dari sinar matahari langsung.
Selama masa fermentasi yang berlangsung sekitar tiga bulan, campuran ini perlu diaduk secara berkala untuk memastikan proses berjalan optimal dan mencegah terbentuknya gas berlebih. Setelah tiga bulan, eco-enzyme siap digunakan.
Sesi praktik menjadi puncak acara yang paling dinanti. Setiap peserta mendapatkan kesempatan untuk membuat eco-enzyme mereka sendiri dengan bahan-bahan yang sudah disiapkan oleh panitia. Suasana di lokasi pelatihan terasa sangat akrab dan penuh canda tawa.
Ibu-ibu dengan cekatan mulai memotong kulit buah, menimbang gula dengan teliti, dan mengaduk campuran mereka. "Wah, kalau bisa bersih-bersih rumah pakai ini, jadi nggak perlu beli pembersih lagi, ya!" celetuk salah satu peserta sambil tersenyum lebar, menunjukkan betapa antusiasnya mereka dengan potensi penghematan yang ditawarkan eco-enzyme. Momen ini tidak hanya menjadi ajang belajar, tetapi juga mempererat tali silaturahmi antarwarga.
Setelah sesi praktik yang produktif, suasana berubah menjadi lebih riuh dan meriah ketika sesi kuis dimulai. Ibu-ibu tampak sangat bersemangat, berebut mengacungkan tangan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan seputar eco-enzyme dan pengolahan sampah. Sorakan dan tepuk tangan membahana setiap kali ada jawaban yang benar.
Hadiah-hadiah sederhana yang disiapkan oleh panitia, meskipun tidak seberapa nilainya, berhasil menambah antusiasme dan semangat kompetisi yang sehat. Sesi kuis ini menjadi salah satu momen paling berkesan dan menghibur dalam seluruh rangkaian acara.
"Kami ingin masyarakat melihat bahwa limbah dapur bukanlah masalah yang harus dibuang begitu saja, melainkan sebuah peluang besar yang bisa dimanfaatkan. Eco-enzyme adalah contoh nyata bagaimana kita bisa mengolah limbah menjadi sesuatu yang sangat berguna dan memberikan dampak positif bagi lingkungan serta kehidupan sehari-hari," ujar salah satu mahasiswa KKNT IPB dengan penuh harap.
Melalui kegiatan yang komprehensif ini, KKNT IPB University berharap kebiasaan memilah dan mengolah sampah organik dapat menjadi bagian tak terpisahkan dari keseharian warga Karangsari.
Dengan langkah kecil yang dimulai dari setiap rumah tangga, manfaatnya tidak hanya dirasakan oleh individu, tetapi juga secara kolektif oleh lingkungan dan seluruh masyarakat Desa Karangsari.
Inisiatif ini menjadi bukti nyata bahwa kolaborasi antara akademisi dan masyarakat dapat menciptakan solusi inovatif untuk tantangan lingkungan, sekaligus memberdayakan komunitas menuju masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News