kisah inspiratif maya stolastika menebar kebaikan melalui pertanian organik - News | Good News From Indonesia 2025

Kisah Inspiratif Maya Stolastika Menebar Kebaikan Melalui Pertanian Organik

Kisah Inspiratif Maya Stolastika Menebar Kebaikan Melalui Pertanian Organik
images info

Kisah Inspiratif Maya Stolastika Menebar Kebaikan Melalui Pertanian Organik


“Bertani tidak hanya bicara menanam, rawat dan panen. Tidak. Tetapi filosofi bertani dengan cara organik ini membuat kita bisa merenung bahwa kita ini lahir apakah sudah memberikan manfaat pada sekitar, atau justru memberikan kerusakan. Baik sisi kehidupan manusia dan lingkungan,”

Demikianlah penjelasan yang diberikan oleh Maya Stolastika Boleng, CEO dari Twelve’s Organic yang dikutip dari laman Mongabay.com. Ia merupakan tokoh perempuan muda yang menjadi penggagas pertanian organik dan ramah lingkungan di Indonesia serta penerima SATU Indonesia Awards oleh Astra di tahun 2019.

Seorang pemudi asal Flores, Nusa Tenggara Timur ini meskipun tidak memiliki latar belakang dan pengetahuan apapun tentang bertani, ia merasa terpanggil untuk terjun langsung ke dunia pertanian selain untuk memajukan petani lokal, juga untuk menebar kebaikan bagi lingkungan lewat pertanian organik.

Seperti apakah sepak terjang perjalanan Maya meraih kesuksesan menjadi seorang petani milenial? Mari kita simak penjelasan berikut ini

Jatuh Bangun Menjadi Petani Organik Milenial

Sebelum ia berkecimpung di dunia pertanian, Maya merupakan seorang mahasiswi jurusan Sastra Inggris di Universitas Negeri Surabaya (UNESA). Ketertarikannya untuk menjadi petani berawal dari saat ia berkunjung ke Bali pada tahun 2007 di mana ia mendapat inspirasi dari seorang guru yoga yang mengajarkan filosofi memberi lewat pertanian.

Pertemuannya dengan seorang guru yoga tersebut membuat Maya merasa terpanggil untuk dapat berkontribusi memberikan manfaat dan kebaikan melalui pertanian organik. Oleh karena itu pada tahun 2008, Maya beserta lima orang temannya menyewa lahan sebesar 2.500meter dengan modal yang ia peroleh dari menjual pulsa dan makanan ringan di kampus.

Kali pertama Maya mulai bertani, Ia dan rekan-rekannya sama sekali tidak memiliki pengalaman apapun tentang pertanian ataupun bisnis. Mereka mencoba untuk menanam tujuh jenis sayuran yang nantinya akan mereka pasarkan ke supermarket-supermarket di Surabaya.

Namun sayangnya, hasil panen pertama mereka gagal total dan mereka pun kebingungan bagaimana cara menjual hasil panennya. Alhasil satu persatu rekannya pun mundur, hanya Maya dan satu orang sahabatnya yang bernama Herwita Rosalina lah yang tetap bertahan.

Dari kegagalan yang mereka alami, Maya dan Herwita pun pergi ke Bali untuk belajar lebih lanjut tentang pertanian, dan pada tahun 2012 ia memulai langkahnya kembali dengan menyewa lahan sebesar 3 ribu meter persegi yang nantinya ia beri nama Twelve’s Organic.

Twelve’s organic sendiri merupakan komunitas usaha yang bergerak selain untuk memproduksi sayur dan buah-buahan organik, juga memberikan penyuluhan dan pemberdayaan masyarakat khususnya para petani lokal untuk dapat menerapkan konsep pertanian organik.

baca juga

Perjalanan untuk mengedukasi dan mendukung para petani untuk menerapkan pertanian merupakan perjuangan yang sangat panjang, bahkan membutuhkan waktu sekitar 10 tahun. Namun kegigihan dan sikap pantang menyerah Maya dan Herwita membuat semakin banyak petani yang ingin menjadi mitra usahanya

Saat ini sudah ada dua kelompok tani yang bermitra dan dibimbing oleh Twelve’s Organic, yakni Kelompok Petani Madani yang menanam tanaman sayur-sayuran, dan Kelompok Petani Swadaya yang berfokus pada tanaman buah.

Selain membina para petani lokal, Twelve’s Organic juga gencar merekrut dan melatih kaum ibu-ibu untuk belajar dan berkontribusi dalam merawat kebun tanaman organik.

Alasan mengapa Maya lebih memilih untuk merekrut kaum emak-emak adalah karena mereka dapat dengan cepat belajar mengenai cara menanam tanaman organik, serta memiliki banyak waktu luang karena mereka bukanlah tulang punggung keluarga. Pertanian bukanlah pekerjaan yang dapat menghasilkan pendapatan secara cepat, perlu kesabaran dan waktu untuk dapat memanen hasilnya.

Sayuran dan buah-buahan hasil kebun Twelve’s Organic dipasarkan ke dua tempat, yakni para tengkulak atau reseller, dan juga dijual langsung kepada konsumen. Melansir dari laman jatim.nu.or.id, metode penjualan langsung ke konsumen ini dianggap jauh lebih menguntungkan karena dapat menghindari kerugian dari permainan harga pasar.

Hingga saat ini, Twelve’s Organic telah memiliki 13 kebun yang tersebar di Dusun Claket dan Mligi, Mojokerto dengan total luas lahannya sekitar 1,5 hektare. Kebun-kebun tersebut dapat menghasilkan 70jenis buah, sayur, dan umbi-umbian dengan omzet sebesar 20 juta perbulan.

Bagi Maya, keberhasilan dalam mengelola Perkebunan organik bukanlah tujuan utamanya, melainkan keberhasilannya dalam menginspirasi petani lokal untuk mengubah lahan-lahan terbengkalai agar dapat menjadi lahan subur berkelanjutan, serta mengajarkan mereka untuk membentuk pasarnya sendiri.

Selain itu, keberhasilannya pun juga menjadi pengaruh positif bagi para kaum muda di Indonesia. Melalui postingan di sosial media yang ia bagikan, Maya berupaya untuk mengubah citra profesi sebagai petani menjadi pekerjaan yang lebih berkelas.

"Seorang petani dalam keadaan untung ataupun rugi dia akan bertahan menjadi petani. Bukan karena tidak tahu, ataukah menikmati kesengsaraan, tapi dia sadar dia di situ memberikan pangan, kalau dia tidak membakar punggungnya, orang-orang bahkan semua insan manusia tidak akan makan apa-apa.” (Maya Stolastika, dikutip dalam jatim.nu.or.id, 2023)

baca juga

Penghargaan SATU Indonesia Awards

Atas pencapaian dan dedikasinya dalam mengedukasi para petani serta memberikan manfaat kepada lingkungan melalui Twelve's Organic yang ia dirikan, ia pun memperoleh penghargaan Apresiasi SATU Indonesia Awards 2019 di bidang lingkungan.

Penghargaan ini juga menjadi titik balik perjuangannya dalam membangun perkebunan organik. Dalam wawancara yang ia lakukan dengan IDN Times, Maya bercerita bahwa ia pernah mempertanyakan kembali tentang keputusannya untuk menjadi seorang petani.

"Saat itu saya bertanya pada Tuhan, kalau hal yang saya lakukan ini baik kenapa harus menghadapi hal seperti ini? Tapi ternyata justru di tahun 2015-2016 itu doanya dibalik sama Tuhan, mereka memberikan jalan baru sampai detik ini" Tuturnya.

Ia juga berpesan kepada seluruh anak muda di Indonesia untuk tidak pernah ragu dalam menuai kebaikan, walaupun dianggap orang aneh sekalipun jika kita melakukannya demi kebaikan orang banyak maka tetap lakukan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AW
FA
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.