Di salah satu sudut sibuk negara Singapura, ada satu jalan yang bertaut erat dengan Provinsi Bengkulu di Indonesia. Namanya Bencoolen Street, sebuah jalan yang tak hanya penuh dengan hiruk-pikuk kota, tapi juga punya sejarah dan cerita unik di masa lalunya.
Bencoolen Street dimulai dari persimpangan Rochor Road, Rochor Canal Road, dan Jalan Besar, serta berakhir di persimpangan Fort Canning Road, Stamford Road, dan Orchard Road. Kawasan ini ramai—terkenal karena memadukan sejarah dan modernisasinya.
Apa Hubungan Bencoolen dengan Bengkulu?
Bencoolen berarti Bengkulu dalam bahasa Inggris. Namanya diubah menjadi Bencoolen saat Inggris menduduki wilayah tersebut pada 1685.
Dahulu, Bengkulu merupakan salah satu jajahan Inggris. Sementara itu, Belanda memiliki wilayah jajahan di Malaka, Malaysia, dan Singapura.
Nah, kedua negara ini kemudian bertukar wilayah jajahan lewat Perjanjian London di tahun 1824. Hasil kesepakatan perjanjian ini, Inggris menyerahkan wilayah Sumatra—termasuk Bengkulu—ke Belanda. Sebaliknya, Belanda juga memberikan wilayahnya di Semenanjung Melayu pada Inggris.
Setelah perjanjian tersebut, kedua negara fokus pada wilayah kekuasaan masing-masing. Melalui laman resmi The National Library Singapore, yang dikelola pemerintah Singapura, Thomas Stamford Raffles datang ke Singapura pada tahun 1819 dan menetap di sekitar tempat yang kini menjadi Bencoolen Street.
Tak sendiri, Raffles ditemani oleh sejumlah orang Melayu Bencoolen yang kemudian ikut menetap di sana. Raffles dikenal sebagai pendiri Singapura modern.
Untuk mengenang masa tinggalnya selama di Bencoolen atau Bengkulu, jalan tempat tinggal Raffles itu diberi nama Bencoolen.
Selain itu, warga Melayu asal Bengkulu yang diboyong oleh Raffles juga tinggal di daerah yang disebut dengan Kampung Bencoolen atau Campong Bencoolen. Kampung lama ini membentang di Bencoolen Street, Waterloo Street, Prinsep Street, Middle Road dan Albert Street.
Bencoolen Saat Ini

Menyadur dari wanderfulsingapore.com, Bencoolen adalah salah satu daerah yang sangat strategis. Terletak di bagian tengah Singapura, Bencoolen dekat dengan berbagai tempat wisata bersejarah, mulai dari Museum Nasional Singapura, Museum Seni Singapura, sampai Galeri Nasional Singapura.
Tak hanya itu, Marina Bay, Orchard Road, dan Bugis Junction juga mudah diakses dari Bencoolen. Banyak hotel bergaya klasik dan modern yang bisa dijumpai di sini.
Di sekitar Bencoolen, banyak landmark bersejarah yang bisa dikunjungi pelancong, salah satunya Masjid Bencoolen. Masjid ini dibangun antara tahun 1825 dan 1828.
Bencoolen juga menjadi salah satu wilayah yang masuk dalam daftar World’s Coolest Neighbourhoods in 2025 atau Wilayah Terkeren di Dunia Tahun 2025 versi Time Out—sebuah majalah perjalanan termasyhur asal London, Inggris.
Bencoolen menduduki peringkat ke-20 dari 29 wilayah di dunia. Dalam tulisan milik Time Out, dijelaskan bahwa Bencoolen adalah tempat yang sederhana, terjangkau, dan autentik. Energi kreatif di Bencoolen membuat kawasan ini nampak makin menonjol di bidang seninya.
Meskipun kurang terkenal jika dibandingkan titik strategis lain di Singapura, Bencoolen punya banyak tempat yang menawarkan kenyamanan bagi pengunjungnya. Hal ini cukup unik, mengingat Singapura identik dengan negara mungil yang amat maju dan modern.
“Intinya, Bencoolen menunjukkan bahwa sesuatu tidak harus mewah atau tampak mengkilap untuk menjadi keren. Justru hal-hal yang dibuat dengan tangan sendiri (DIY), penuh kreativitas, dan sedikit ‘berantakan’ itu yang membuat tempat ini memiliki daya tarik tersendiri,” tulis Time Out.
Bencoolen juga memiliki stasiun MRT terdalam di Singapura. Stasiun MRT Bencoolen berada di kedalaman 43 meter di bawah permukaan jalan, menjadikannya salah satu proyek pembangunan tersulit di Singapura.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News