sama sama reptil ini perbedaan komodo dan biawak - News | Good News From Indonesia 2025

Sama-sama Reptil, Ini Perbedaan Komodo dan Biawak

Sama-sama Reptil, Ini Perbedaan Komodo dan Biawak
images info

Sama-sama Reptil, Ini Perbedaan Komodo dan Biawak


Bagi orang awam, komodo mungkin terlihat seperti "biawak raksasa." Meski anggapan ini tidak sepenuhnya salah, secara biologis dan ekologis, perbedaan antara keduanya sangatlah mendasar. 

Komodo adalah spesies endemik yang terbatas, sementara biawak adalah kelompok reptil yang tersebar luas. Memahami perbedaannya akan membantu memahami keanekaragaman satwa Indonesia dan melindungi diri di alam liar.

Mengenal Biawak, Reptil yang Menyukai Air

Biawak adalah nama umum untuk berbagai spesies kadal dalam genus Varanus. Di Indonesia, ketika seseorang menyebut "biawak," sering kali yang dimaksud adalah biawak air Asia (Varanus salvator), spesies yang paling umum dijumpai. Klasifikasi ilmiahnya adalah:

  • Kingdom: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Reptilia
  • Ordo: Squamata
  • Famili: Varanidae
  • Genus: Varanus
  • Spesies: Varanus salvator

Biawak air adalah reptil berukuran besar, dengan panjang tubuh dapat mencapai 2.5 meter, meski umumnya dijumpai di bawah 2 meter. Ciri khasnya adalah tubuh yang kekar, moncong yang relatif panjang, lidah bercabang panjang berwarna biru kehitaman yang selalu dijulurkan untuk "membaui" lingkungannya, dan ekor yang kuat dan pipih secara vertikal untuk berenang. 

Mereka adalah perenang yang handal dan sering ditemukan di dekat sumber air seperti sungai, rawa, danau, bahkan saluran air di perkotaan. Sebagai predator oportunistik, makanan biawak sangat beragam, mulai dari bangkai, ikan, katak, burung, telur, hingga mamalia kecil. Mereka adalah makhluk yang sangat waspada dan akan melarikan diri ke air jika merasa terancam.

Mengenal Komodo, Kadal Raksasa Endemik Indonesia

Komodo, atau lengkapnya Komodo Dragon, adalah spesies biawak yang paling terkenal dan merupakan kadal terbesar di dunia. Keberadaannya sangat terbatas dan menjadi kebanggaan nasional. Klasifikasi komodo adalah:

  • Kingdom: Animalia
  • Filum: Chordata
  • Kelas: Reptilia
  • Ordo: Squamata
  • Famili: Varanidae
  • Genus: Varanus
  • Spesies: Varanus komodoensis

Komodo memiliki ukuran yang jauh lebih masif dibandingkan biawak air biasa. Spesimen jantan dewasa dapat tumbuh hingga lebih dari 3 meter dan beratnya bisa mencapai 90 kg. Ciri fisik yang paling mencolok, selain ukurannya, adalah tubuhnya yang lebih kekar, kaki yang lebih pendek dan kuat, serta cakar yang besar dan melengkung. 

Kulit komodo bersisik kasar dan berwarna abu-abu gelap hingga kecoklatan. Seperti biawak lainnya, komodo juga memiliki lidah bercabang yang panjang untuk mendeteksi mangsa. Yang membedakan komodo adalah reputasinya sebagai predator puncak yang ganas. Mereka aktif memburu mangsa besar seperti rusa, kerbau, dan babi hutan.

baca juga

Biawak dan Komodo Berbeda

Meski sekilas mirip, biawak air dan komodo memiliki perbedaan mendasar. Komodo jelas lebih besar, lebih berat, dan lebih kekar. Biawak air memiliki tubuh yang lebih ramping dan ekor yang lebih panjang secara proporsional untuk berenang.

Biawak air (V. salvator) sangat terikat dengan perairan dan adalah perenang ulung. Sebaliknya, komodo lebih merupakan hewan daratan yang menghuni sabana kering dan hutan musim, meski mereka juga bisa berenang dengan baik. Perilaku berburu komodo lebih agresif dan terorganisir, bahkan dapat bekerja sama dalam kelompok untuk menjatuhkan mangsa besar.

Selama bertahun-tahun, diyakini bahwa gigitan komodo mematikan karena bakteri di mulutnya. Namun, penelitian terkini oleh Bryan G. Fry dkk. yang diterbitkan dalam Proceedings of the National Academy of Sciences (PNAS) membuktikan bahwa komodo sebenarnya memiliki kelenjar racun. 

Racun ini berfungsi untuk mencegah pembekuan darah, menyebabkan syok, dan mempercepat kematian mangsa. Sementara pada biawak air, meski gigitannya dapat menyebabkan infeksi, tidak ada bukti kuat bahwa mereka memiliki racun yang signifikan seperti pada komodo. Efek mematikan dari gigitan biawak air lebih disebabkan oleh sepsis dari bakteri.

Habitat dan Sebaran yang Jauh Berbeda

Perbedaan paling mencolok terletak pada sebaran geografisnya. Biawak air Asia (Varanus salvator) memiliki persebaran yang sangat luas. Menurut IUCN Red List, spesies ini dapat ditemukan mulai dari India, Sri Lanka, Tiongkok selatan, hingga seluruh Asia Tenggara, termasuk Indonesia (Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, dan lainnya). Mereka sangat adaptif dan dapat hidup di dekat pemukiman manusia.

Sebaliknya, komodo memiliki habitat yang sangat spesifik dan terbatas. Berdasarkan data Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) Republik Indonesia, komodo hanya hidup secara alami di lima pulau di Nusa Tenggara Timur, yaitu Pulau Komodo, Pulau Rinca, Pulau Padar, Pulau Gili Motang, dan Pulau Flores (wilayah tertentu). 

Habitatnya adalah hutan musim, sabana kering, dan bukit-bukit berbatu dengan suhu yang cukup tinggi. Keterbatasan inilah yang membuat status konservasinya sangat kritis.

Mana yang termasuk satwa dilindungi?

Komodo adalah satwa yang dilindungi oleh undang-undang di Indonesia. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. P.106 Tahun 2018 menetapkan spesies Varanus sebagai satwa dilindungi. Ini berarti, perburuan, perdagangan, dan pemeliharaan satwa-satwa ini tanpa izin adalah illegal.

Dalam status keterancamannya secara global, biawak air Asia (Varanus salvator) dicatat oleh IUCN Red List dalam kategori Least Concern (Beresiko Rendah), karena populasinya yang masih relatif stabil dan luas persebarannya, meski ancaman perburuan dan hilangnya habitat tetap ada.

Komodo, di sisi lain, memiliki status konservasi yang jauh lebih mengkhawatirkan. IUCN Red List pada tahun 2021 meningkatkan status komodo dari Vulnerable (Rentan) menjadi Endangered (Terancam Punah). 

Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal Ecology and Evolution menyoroti ancaman utama terhadap komodo, yaitu hilangnya habitat akibat perubahan iklim dan kenaikan muka air laut yang mengancam pulau-pulau habitatnya yang berdataran rendah, serta berkurangnya populasi mangsa alaminya.

baca juga

 

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Firdarainy Nuril Izzah lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Firdarainy Nuril Izzah.

FN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.