azin rahman dan qyos refill gerakan isi ulang tanpa plastik - News | Good News From Indonesia 2025

Azin Rahman dan Qyos Refill, Gerakan Isi Ulang Tanpa Plastik

Azin Rahman dan Qyos Refill, Gerakan Isi Ulang Tanpa Plastik
images info

Azin Rahman dan Qyos Refill, Gerakan Isi Ulang Tanpa Plastik


Indonesia termasuk penghasil sampah plastik terbesar dunia. Setiap tahun jutaan ton plastik sekali pakai dari kemasan sabun, sampo, dan deterjen berakhir di tempat pembuangan akhir atau di lautan.

Azin Rahman, seorang anak muda Indonesia, gusar melihat betapa mudahnya kita membuang botol plastik setelah isinya habis. Ia mempertanyakan mengapa kita terus membeli kemasan baru jika yang dibutuhkan hanya isinya.

Pertanyaan sederhana inilah yang memicu munculnya Qyos Refill, sebuah gerai isi ulang produk rumah tangga yang memungkinkan konsumen membawa wadah sendiri dan membeli isi produk tanpa kemasan.

Qyos Refill

Qyos Refill mengusung konsep gerai isi ulang modern untuk sabun cair, deterjen, sampo, dan pewangi pakaian. Pelanggan datang dengan wadah sendiri, mengisi sesuai kebutuhan, dan membayar tanpa menghasilkan plastik baru.

Gerai Qyos dilengkapi teknologi Internet of Things (IoT) yang memungkinkan pencatatan transaksi digital, pemantauan stok secara real‑time, dan penghitungan dampak lingkungan dari setiap pembelian. Data ini menunjukkan berapa banyak plastik yang dihemat oleh konsumen.

Sistem refill menggunakan mesin vending cerdas dan aplikasi sehingga pelanggan dapat memantau pembelian, memilih volume isi, dan membayar secara digital tanpa uang tunai. Hingga kini, Qyos telah melayani lebih dari 2.700 pelanggan dan telah diuji di berbagai lokasi serta mitra merek multinasional.

baca juga

Dampak Lingkungan dan Ekonomi

Gerai Qyos bukan sekadar bisnis, melainkan gerakan sosial untuk mengurangi sampah plastik dan membentuk ekonomi sirkular. Mesin vending ini bisa beroperasi 24/7 dan memastikan distribusi produk yang presisi sehingga harga jual lebih murah karena biaya kemasan dihilangkan.

Qyos juga menawarkan peluang ekonomi. Azin bersama tim merancang sistem kemitraan agar warung, toko kecil, atau komunitas lokal dapat menjadi mitra Qyos. Hal ini memperluas jangkauan gerai isi ulang dan memberdayakan pelaku UMKM untuk terlibat dalam ekonomi sirkular, yang menekankan penggunaan ulang sumber daya.

Qyos mampu menghemat 400 kg kemasan sekali pakai sepanjang 2021 dan menjangkau ribuan pelanggan, setengahnya menjadi pelanggan tetap. Konsumen yang menggunakan layanan refill juga merasakan penghematan hingga 20% dari harga retail karena tidak perlu membayar kemasan.

Kolaborasi dan Ekspansi

Untuk mempercepat adopsi refill, Qyos menjalin kolaborasi dengan produsen besar. Unilever Indonesia, misalnya, menyediakan stasiun Qyos di Apartemen Kalibata City dan Pasar Modern BSD untuk produk Rinso dan Sunlight.

Mesin tersebut menggunakan antarmuka dari Algramo, perusahaan teknologi isi ulang asal Chile. Kolaborasi ini mendapat respons positif dari konsumen dan mendorong Unilever menambah titik isi ulang.

Selain kerja sama dengan produsen, Qyos mendapat dukungan dari organisasi global. Program Indonesia Accelerator yang digagas IKEA Social Entrepreneurship dan Instellar membantu Qyos mempercepat ekspansi.

Dalam beberapa tahun ke depan, Qyos berambisi membuka stasiun refill di 1.000 rantai ritel modern di seluruh Indonesia. Enviu, lembaga yang fokus pada solusi zero waste, mencatat bahwa mesin refill Qyos di Jakarta dapat dipasang di lobi apartemen dan beroperasi tanpa penjaga, memberikan harga lebih murah serta mengurangi biaya plastik.

Tantangan, Penghargaan, dan Harapan

Adopsi refill di Indonesia masih menghadapi sejumlah tantangan. Budaya konsumtif dan ketergantungan pada kemasan sekali pakai membuat perubahan perilaku tidak mudah. Banyak konsumen memilih sachet kecil karena harga terjangkau dan praktis, padahal secara akumulatif justru memperbesar volume sampah.

Qyos merespons dengan menawarkan harga kompetitif, edukasi melalui media sosial, kolaborasi dengan komunitas lingkungan, dan talkshow zero waste. Meski sempat menutup dua stasiun pertama, Qyos terus memperluas produk dan lokasi, termasuk menyediakan sereal Koko Krunch dan susu bubuk Milo di titik baru.

Upaya Qyos tidak hanya berdampak langsung tapi juga diakui secara nasional. Qyos bersama CEO‑nya, Azin (Fazrin) Rahman, meraih Apresiasi SATU Indonesia Awards 2024 di bidang Teknologi.

Pengakuan ini menegaskan bahwa konsep refill digital dari Qyos bukan sekadar bisnis, tetapi inovasi yang membawa perubahan nyata bagi lingkungan dan masyarakat. Dengan dukungan penghargaan dan kolaborasi luas, Qyos diharapkan dapat menjangkau lebih banyak produk, memperluas lokasi, dan menekan penggunaan plastik kemasan sekali pakai.

#kabarbaiksatuindonesia

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

IW
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.