Kita mengetahui Indonesia menyimpan segudang harta karun bernama rempah-rempah. Sejak lama, rempah-rempah yang tumbuh di Tanah Air telah dimanfaatkan oleh para leluhur sebagai pelengkap setiap hidangan, obat-obatan, hingga kopi. Salah satu mutiara terpendam di antara rempah-rempah yang dimiliki Indonesia berada di kawasan Danau Toba.
Namanya andaliman. Masyarakat warga Suku Batak Toba memanggilnya ‘Merica Batak’. Rempah ini sudah sejak lama hidup di dataran tinggi dan menjadi komoditas unggul di Kabupaten Samosir. Rasanya dikatakan pedas setajam durinya, tempat andaliman bernaung hingga matang. Cita rasa dari merica batak ini akhirnya mampu berkeliling buana berkat program Desa Sejahtera Astra.
Andaliman, Rempah-Rempahan yang Mengagumkan
Sudah ratusan tahun lamanya andaliman mendiami pedalaman hutan di Danau Toba. Sejak era penjajahan, merica batak telah menjadi saksi bisu perjalanan zaman nenek moyang melestarikan alam dan adat istiadat. Tumbuhan ini termasuk tumbuhan endemik yang hanya dapat ditemukan di Sumatera Utara.
Memiliki nama ilmiah Zanthoxylum acanthopodium DC, jika dikonsumsi langsung akan terasa pedas yang menggigit lidah. Andaliman tumbuh di semak belukar. Jika dilihat dari dekat mengingatkan sebuah kopi yang berkerumun di sela duri. Sehingga perlu hati-hati ketika memetik andaliman hijau yang telah matang.
Andaliman juga berkerabat dengan keluarga jeruk. Tidak heran bila rempah yang memiliki cita rasa pedas dan pahit tersebut memiliki aroma sitrus yang khas. Keunggulan dari segi rasa memang menjadi yang utama dalam bumbu masakan khas Batak. Meski terasa pedas yang tak lebih tajam dari durinya, andaliman sebagai kopi menawarkan sensasi baru menghangatkan raga dan batini.
Salah satu pemanfaatan andaliman dalam masakan khas Batak adalah sebagai bumbu masakan naniura. Naniura merupakan hidangan tradisional dari ikan mas yang tidak dimasak, melainkan dimarinasi dengan bumbu-bumbu rempah. Sebagai salah satu bahan marinasi, Andaliman berperan sebagai antimikroba dalam marinasi bumbu naniura.
Andaliman Menjadi Budi Daya Andalan DSA Samosir
Kiki Andrea sang Local Champion Samosir bercerita dalam wawancaranya bersama Astra. Sejak tahun 2015, andaliman telah diminati oleh seorang WNA dari Swedia. Dia bekerja sama dengan petani lokal untuk mengirim andaliman kering ke luar negeri. Sejak saat itu pula menjadi titik awal andaliman semakin gencar di budi daya lebih banyak guna dipasarkan lebih luas.
Seiringnya berjalan waktu, yang dahulu bekerja sama dengan satu petani semakin bertambah menjadi ratusan petani andaliman. Sehingga, bertani andaliman menjadi sumber mata pencaharian yang diandalkan warga lokal untuk meningkatkan peluang ekonomi yang lebih baik.
Namun, perawatan andaliman juga menjadi perhatian. Jika ada yang bertanya mengenai tantangan dalam merawat andaliman yang menjadi bumbu pelengkap masakan Batak, andaliman membutuhkan perawatan intensif baik di luar maupun dalam ruangan. Salah satunya melakukan penjemuran. Lokasi penjemuran harus luas sebab merica batak ini ringan dan berlimpah.
Bersama Astra melalui program Desa Sejahtera Astra, akhirnya andaliman mendapat perhatian lebih maksimal dan berkesempatan untuk menjajaki belahan benua lain.Adapun dukungan Astra kepada para petani andaliman menyasar pada 5 desa di 3 kecamatan berbeda. Pada Kecamatan Simanindo, panen andaliman berada di Desa Garoga, Siallagan, Tanjungan. Kemudian ada pula Desa Salaon Dolok di Kecamatan Ronggur Nihuta, serta Desa Parbaba Dolok di Kecamatan Pangururan.
Melalui program DSA Samosir, Astra memberi dukungan berupa fasilitas green house untuk mempermudah proses penjemuran, membawa andaliman pada pameran Trade Expo International Jakarta untuk dipromosikan kepada khalayak global, hingga pemberian vacuum chiller sebagai syarat pengiriman ekspor ke Prancis.
Pada bulan Juli di tahun 2024, warga Samosir ikut berbangga atas pelepasan ekspor andaliman menuju Jerman dan Prancis dengan beratnya mencapai 770 kg dan mencapai nilai 475 juta rupia. Pelepasan ekspor tersebut menjadi tonggak keberhasilan para petani hingga pemerintah setempat yang berkolaborasi mendukung potensi andaliman ke pasar internasional.
Sampai saat ini, dampak positif hadirnya program DSA adalah melonjaknya pesanan para petani andaliman dengan harga stabil dan berhasil memberdaya masyarakat dalam meningkatkan peluang ekonomi.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News