garda pangan food rangers jembatan makanan berlebih sampai ke piring masyarakat pra sejahtera - News | Good News From Indonesia 2025

Garda Pangan: Food Rangers Jembatan Makanan Berlebih Sampai ke Piring Masyarakat Pra-Sejahtera

Garda Pangan: Food Rangers Jembatan Makanan Berlebih Sampai ke Piring Masyarakat Pra-Sejahtera
images info

Garda Pangan: Food Rangers Jembatan Makanan Berlebih Sampai ke Piring Masyarakat Pra-Sejahtera


Sebagai warga Indonesia dengan beragam selebrasi yang menghiasi awal hingga penghujung tahun, ada satu hal yang tidak akan pernah dilewatkan orang-orang saat menggelar acara. Yup, makanan. Agaknya tak berlebihan jika berucap: orang Indonesia nggak mungkin membiarkan tamunya pulang dalam keadaan lapar.

Tidak perlu jauh-jauh membahas selebrasi besar, saat pulang kampung pasca merantau untuk kuliah di kota seberang, Kawan paling tidak akan dijamu berbagai jenis makanan khas kampung halaman, kan?

Dari pengalaman ini, pernahkah Kawan bertanya, ke mana perginya sisa-sisa makanan yang tadinya memenuhi meja-meja prasmanan di acara pernikahan? Atau barangkali versi yang lebih dekat, ke mana perginya sisa makanan yang tadi malam masih ada di atas meja makan?

Garda Pangan, sebuah organisasi independen yang tidak hanya melestarikan lingkungan dengan mengurangi food waste, tetapi juga turut menyejahterakaan masyarakat lewat bantuan makanan berlebih yang didistribusikan, menjadi salah satu jawaban dari pertanyaan di atas.

baca juga

Garda Pangan dan Isu Sampah Makanan

Apa itu Garda Pangan?

Sebagian dari kita mungkin masih merasa asing dengan nama organisasi ini, saya pun demikian. Saya baru mendengar namanya setelah acara webinar Garda Pangan bersama GNFI beberapa waktu lalu.

Singkatnya seperti yang sudah disinggung sebelumnya, Garda Pangan adalah sebuah lembaga independen yang bergerak di bidang social enterprise.

Mereka berfokus untuk mengumpulkan makanan berlebih dari berbagai mitra mulai pelaku bisnis restoran, hotel, sampai dari acara besar seperti pernikahan maupun acara yang diselenggarakan kampus. Makanan berlebih itu kemudian diperiksa dan diproses terlebih dahulu sebelum kemudian didistribusikan dengan sasaran utama masyarakat pra-sejahtera di Surabaya. Target utama mereka yakni kaum dhuafa, yatim piatu, janda, lansia, difabel, pengungsi, dan anak jalanan.

Cerita berdirinya Garda Pangan sendiri bermula dari permasalahan yang rasanya tak asing di sekitar kita—barangkali malah begitu familiar dan dekat karena dijumpai dalam kehidupan sehari-hari.

Kelompok ini mengawali cerita dari kekhawatiran melihat makanan berlebih yang kerap terbuang begitu saja. Hal ini terutama dialami Dedhy Trunoyudho yang kala itu memang berbisnis katering, setiap pekannya ia dihadapkan persoalan yang sama. Bukan hal yang mengherankan, dari sudut pandang bisnis pilihan membuang makanan memang menjadi langkah yang paling cepat, murah, dan praktis.

Istrinya, Indah Audivtia, yang mengamati kebiasaan itu kemudian merasa gelisah. Perasaan itu yang kemudian menuntun keduanya untuk memulai langkah awalnya, mendonasikan makanan berlebih yang terhimpun itu.

Setelahnya bersama dengan sosok Eva Bachtiar, individu yang juga bersemangat menuntaskan isu pembuangan makanan, trio ini kemudian membuat langkah besar yakni dengan mencetuskan gerakan food bank di Kota Surabaya dengan nama Garda Pangan.

Kegiatan Garda Pangan Hingga Cerita SATU Indonesia Awards

Saat ini Garda Pangan tidak hanya berfokus menghimpun makanan berlebih dan menyalurkannya kepada masyarakat pra-sejahtera. Langkah yang ditempuh Garda Pangan lebih jauh, lebih inovatif.

Garda Pangan datang langsung ke lahan pertanian warga, mengumpulkan sisa panen yang kerap dianggap tak layak oleh petani karena visualnya yang tidak “cantik” demi mengurangi potensi sampah makanan.

Mereka pun melakukan pengolahan sampah makanan tak layak konsumsi dan mengubahnya menjadi pakan ternak dengan teknologi biokonversi BSF (Black Soldier Fly). Dengan langkah ini Garda Pangan telah turut serta mengurangi emisi karbon gas rumah kaca sebanyak 533.900 kg. Luar biasa ya, Kawan!

Garda Pangan juga aktif menghimpun sampah non-organik dengan nilai tinggi seperti kertas, kardus, dan plastik. Sampah-sampah tersebut kemudian dipilah dan dikirim ke mitra daur ulang.

Selain itu, organisasi ini juga mulai mengembangkan kebun komunal atau kebun bersama. Hasil dari kebun ini nantinya akan dibagikan kembali kepada masyarakat yang membutuhkan.

Tak berhenti di situ, Garda Pangan juga memberi edukasi untuk memantik kesadaran masyarakat akan pentingnya mengurangi sampah makanan melalui campaign kreatif baik di media sosial maupun di acara seperti Car Free Day. Mereka pun juga mengedukasi anak-anak agar pengetahuan seputar isu sampah makanan bisa tertanam sejak dini.

Aksi-aksi tulus serta nyata berdampak bagi lingkungan dan masyarakat yang diinisiasi Garda Pangan sejak tahun 2017 sampai detik ini kemudian menuntun mereka memperoleh penghargaan SATU Indonesia Awards dari ASTRA.

Ingin mengikuti langkah Garda Pangan yang bisa berdampak bagi sesama? Kebetulan selain program donasi makanan hingga uang tunai, Garda Pangan juga menerima rekomendasi usulan penerima bantuan. Kita generasi muda pun bisa ikut terjun langsung dengan berpartisipasi sebagai relawan di Garda Pangan.

Siapa tahu dengan langkah ini kita juga bisa berpartisipasi memantik hadirnya lebih banyak #kabarbaiksatuindonesia!

baca juga

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Allicia Dhea lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Allicia Dhea.

AD
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.