Halo, Kawan GNFI! Mari kita singkap kisah inspiratif dari Banyumas, Jawa Tengah. Di sana, terdapat sebuah desa yang sukses memadukan kekayaan sejarah, sumber daya alam melimpah, dan semangat kewirausahaan perempuan.
Inilah Kampung Berseri Astra (KBA) Besuki, sebuah kampung yang tak hanya mandiri, tetapi juga menyandang predikat bergengsi sebagai Desa Proklim Utama.
Kampung Berseri Astra (KBA) adalah program Corporate Social Responsibility (CSR) dari Astra yang bertujuan menciptakan komunitas mandiri dan berkelanjutan melalui empat pilar pembangunan: Pendidikan, Kesehatan, Lingkungan, dan Kewirausahaan.
KBA Besuki berlokasi di Jalan Raya Besuki RT 01 RW 02, Desa Besuki, Kecamatan Lumbir, Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah.
Desa seluas 789 hektar ini telah menjadi KBA sejak tahun 2019 dan kini menjadi motor penggerak pembangunan di wilayahnya.
Dengan total penduduk mencapai 2.406 jiwa, desa ini terbagi menjadi dua dusun yang uniknya dipisahkan oleh Sungai Lopasir.
Pembagian wilayah ini menuntut adanya kerja sama komunitas yang kuat untuk memastikan seluruh bagian desa terlayani dengan baik.
Fasilitas desa Besuki menunjukkan komitmen terhadap kebutuhan warganya, meliputi kantor balai desa, dua masjid besar, dan 15 mushola untuk kegiatan keagamaan.
Tak lupa, desa ini juga menyediakan fasilitas olahraga berupa lapangan gor bagi warga yang ingin berolahraga.
Di bidang pendidikan, Besuki memiliki sarana lengkap, yaitu SDN Besuki 1 dan 2, RA Diponegoro 180, dan Kelompok Bermain Tunas Harapan, memastikan akses pendidikan usia dini hingga sekolah dasar terpenuhi.
Inovasi Sumber Daya dan Lingkungan
Keberhasilan terbesar KBA Besuki adalah terpilihnya desa ini menjadi Desa Proklim (Program Kampung Iklim) kategori Utama.
Predikat bergengsi ini diraih berkat kegigihan warga dalam mengelola lingkungan sekitar, sejalan dengan pilar Lingkungan Astra.
Salah satu inovasi utama dalam pilar ini adalah pemanfaatan sumber air bersih lokal, ‘Banyu Mudal’ (air yang memancar).
Sumber air ini dimanfaatkan menjadi air bersih melalui sistem PAM desa yang krusial. Hebatnya, operasional PAM ini menggunakan teknologi tenaga surya, menunjukkan komitmen pada energi terbarukan dan mitigasi perubahan iklim.
Selain itu, desa ini memiliki sisi sejarah yang masih eksis, ditandai dengan adanya Pesanggrahan Karang Langak, sebuah situs yang menambah kekayaan budaya dan potensi wisata sejarah.
KWT Mugi Berkah, Penggerak Ekonomi Desa
Ekonomi desa Besuki ditopang oleh sektor pertanian, peternakan, dan wirausaha. Industri kreatif yang menjadi kebanggaan KBA Besuki adalah KWT (Kelompok Wanita Tani) Mugi Berkah.
Kelompok ini terdiri dari wanita-wanita tangguh yang tidak hanya mengolah lahan pertanian—menanam cabai, kembang kol, buncis, tomat, dan sayuran lainnya—tetapi juga mengolahnya menjadi produk jadi.
Produk andalan mereka adalah abon ayam yang digemari pasar lokal, serta keripik pisang aneka rasa.
Dengan harga yang terjangkau, mulai dari Rp5.000 untuk keripik pisang dan Rp10.000 untuk abon ayam, KWT Mugi Berkah adalah simbol kemandirian dan pemberdayaan perempuan di KBA Besuki.
Harapan untuk KBA Besuki
KBA Besuki telah membuktikan bahwa sejarah dan kearifan lokal dapat berpadu dengan inovasi modern (seperti tenaga surya dan Proklim).
Harapannya, predikat Desa Proklim Utama dapat terus dipertahankan dan ditingkatkan, menjadikannya percontohan pengelolaan lingkungan berbasis komunitas.
Semoga KWT Mugi Berkah dapat memperluas jaringan pemasaran produk abon dan keripik pisang mereka hingga ke tingkat regional.
Dengan adanya dukungan dan sumber air ‘Banyu Mudal’ yang lestari, KBA Besuki diharapkan terus mengalirkan kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh warganya.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
