Berbagai macam suku tersebar di Indonesia. Seperti di Sulawesi Selatan, terdapat suku yang menetap di pegunungan Utara. Sebut saja Suku Toraja Utara yang masih menyimpan baik warisan budaya dan tradisinya. Mulai dari rumah Tongkonan, hingga kepercayaan Aluk Todolo yang merupakan agama asli leluhur Suku Toraja.
Salah satu desa yang tersembunyi di Toraja Utara, yakni Desa Landorundun, masih menjaga baik kearifan lokalnya hingga saat ini. Tidak heran bila desa binaan Astra ini masuk 50 Desa Wisata Terbaik versi ADWI tahun 2024.
Mari mengenal lebih dekat Desa Wisata Landorundun dan budayanya yang masih dilestarikan.
Desa Wisata Landorundun, Mutiara Terpendam Toraja Utara
Bila berangkat dari Bandara Buntu Kunik menuju Lembang Landorundun, membutuhkan waktu 1 jam 45 menit perjalanan. Walau perjalanan cukup panjang, perjalanan melelahkan dapat terbayarkan melihat panorama indah yang asri dan arsitektur budaya Toraja yang unik.
Desa wisata ini berada di jalur Poros Batutumonga-Pangala dan terletak Kecamatan Sesean Suloara, Sulawesi Selatan, dan menaungi tiga dusun. Ada dusun Tondok Litak, Dusun Londong Biang, dan Dusun Salaga. Masing-masing dusun menyimpan budaya Toraja yang masih terjaga sampai saat ini.
Membicarakan ciri khas di Lembang Landorundun, selain adanya rumah-rumah adat Tongkonan, keberadaan kerbau sebagai hewan ternak dapat ditemui di desa wisata ini. Bisa dikatakan, hewan kerbau cukup dianggap istimewa dan sering menjadi persembahan sebuah ritual. Kemudian, kepala dan tanduknya akan disimpan. Selain beternak kerbau, masyarakat Landorundun menanam padi, kopi, hingga bunga.
Jika mampir berkeliling ke Dusun Tondok Litak, masih banyak ditemukan rumah Tongkonan dan lumbung dari kayu. Rumah-rumah Tongkonan di Desa Wisata Landorundun rata-rata dihiasi dengan tanduk kerbau. Adapun hiasan tanduk kerbau ini menunjukkan seberapa tinggi derajat keluarga sang pemilik rumah Tongkonan.
Selain dapat melihat rumah adat Tongkonan, wisatawan dapat melihat sebuah kuburan, yaitu To'kua, Tobulan dan Patiang Boro. Tiga kuburan ini diketahui telah ada sejak tahun 1600 dan memiliki total 65 liang kubur. Biasanya, tempat-tempat ini juga sebagai tempat upacara pemujaan aluk todolo.
Bila jalan-jalan menuju Dusun Londong Biang, wisatawan dapat menikmati kopi arabika khas Landorundun. Sehingga, tidak heran bila banyak ditemukan produk kopi yang telah disangrai maupun belum menjadi salah satu komoditas unggulan di lembang ini. Jangan lupa juga mencicipi makanan khas Toraja, yaitu Pa'piong.
Adapun tempat wisata lainnya adalah Legenda Putri Cantik Rambut Panjang alias Landorundun. Rambutnya dikatakan sangat panjang hingga mencapai bawah air. Konon, tempat legenda tersebut terdapat jejak kaki sang Ibu Landorundun. Tempat yang biasanya juga dijadikan ritual pada saat acara Maro Tominaa.
Jika masih ingin lebih lama jalan-jalan di desa wisata inim elah tersedia homestay yang nyaman ditinggali. Saat ingin mengakhiri perjalanan, berbagai souvenir Lembang Landorundun siap untuk dimasukkan ke dalam kantong cinderamata. Terdapat miniatur rumah Tongkonan, anyaman tas dari bahan tuyu, permen, dodol, jus, hingga sirup tamarella.
Pencapaian Prestasi Desa Wisata Landorundun
Pada tahun 2024, Desa Wisata Landorundun meraih Juara 3 Anugerah Desa Wisata 2024 dalam “Kategori Amenitas”. Kategori yang meliputi fasilitas rumah makan, restoran, toko oleh-oleh, dan fasilitas umum. Desa ini diakui memiliki fasilitas dan sarana prasarana memadai baik untuk masyarakat hingga wisatawan.
Kini di tahun 2025, Desa Landorundun berada di bawah binaan Astra di program Desa Sejahtera Astra. Sebagaimana program ini adalah bagian program CSR Astra untuk mendorong suatu desa lebih mandiri dan berdaya saing melalui pelatihan dan pendampingan, penguatan kelembagaan, bantuan sarana dan prasarana, serta bantuan untuk modal dan pemasaran. Sebagai desa wisata, Desa Landorundun akan didukung dalam memajukan potensi dan keunggulan pariwisatanya secara berkelanjutan.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
