Sejak lama, Bali dikenal sebagai satu destinasi wisata populer. Kombinasi unik keindahan alam, kuliner dan budayanya bahkan sudah terkenal sampai mancanegara.
Masalahnya, pengelolaan sampah yang belum optimal justru menghasilkan potensi masalah baru berupa sampah, khususnya sampah makanan. Berangkat dari masalah inilah, Magi Farm hadir.
Bisnis yang didirikan Ni Nyoman Rida Bimastini dan kolega dengan jeli melihat potensi di balik masalah. Dengan memanfaatkan larva dari lalat jenis BSF (Black Soldier Fly), Magi Farm mampu mengurai sampah organik secara cepat dan efisien, karena larva itu bisa makan dua hingga lima kali berat tubuhnya dalam sehari.
Dari proses itu, limbah yang masuk ke tempat pembuangan akhir tanpa bisa diolah dapat dikurangi. Limbah ini juga menghasilkan pupuk atau pakan ternak yang dapat bermanfaat bagi pertanian dan peternakan lokal.
Pada prosesnya, bisnis yang dirintis di penghujung tahun 2020 ini cukup aktif menjemput bola ke hotel, rumah tangga, maupun restoran. Mereka rajin mengedukasi cara memilah sampah dengan benar, menyediakan layanan jemput sampah organik, dan membangun instalasi budidaya maggot.
Apresiasi pun lalu datang ketika Magi Farm mendapatkan pengakuan dari SATU Indonesia Awards (Apresiasi SATU Indonesia Awards) 2023 kategori individu bidang lingkungan. Penghargaan ini membuktikan, solusi inovatif dan berdampak bagi masyarakat, bisa mendapat ruang dan pengakuan di tingkat nasional.
Magi Farm mempunyai beberapa keunggulan. Mereka menerapkan pendekatan organik, dengan menggunakan organisme alami untuk mengurai limbah, bukan bahan kimia berbahaya. Model bisnis yang diterapkan juga inklusif, karena melayani korporasi atau hotel besar, juga rumah tangga yang ingin mulai memilah sampah.
Ada juga dampak berkelanjutan yang bisa bermanfaat: bukan hanya sampah yang hilang, tetapi produk sampingannya pun berguna untuk tanaman atau hewan ternak sehingga menciptakan lingkaran ekonomi yang lebih hijau. Semua ini dibangun dengan rasa tanggung jawab yang kuat terhadap lingkungan dan masyarakat.
Sejauh ini, Magi Farm telah bekerja sama dengan hotel berbintang di Bali, serta menjangkau banyak rumah tangga dan beragam bisnis. Awalnya terbilang tak mudah, karena dimulai dari lahan kecil di Batubulan, Gianyar, dengan tantangan seperti susahnya mendapatkan sampah yang sudah dipilah atau masih tercampur dengan material anorganik.
Meski begitu, komitmen kuat membuat mereka terus berkembang dan membawa dampak nyata. Tak heran, apresiasi seperti penghargaan dari SATU Indonesia Awards pun didapat.
Berkat pengakuan tersebut, Magi Farm semakin terbuka menjalin kemitraan lebih luas. Kali ini, mereka melibatkan desa, usaha lokal, badan usaha, hingga pemerintah daerah, sehingga volume sampah organik yang diolah bisa meningkat dan jejak kerusakan lingkungan yang ditinggalkan bisa makin kecil.
Lewat apa yang diupayakan sejauh ini, ada sebuah optimisme dalam solusi sampah makanan. Bermula dari ide yang tampak sederhana, yakni memanfaatkan larva maggot, tercipta dampak positif.
Lewat edukasi, perubahan perilaku masyarakat terhadap sampah organik dapat diupayakan. Industri pariwisata dan rumah tangga di Bali pun bisa menjadi bagian dari rangkaian solusi.
Dari Magi Farm, kita melihat bersama, keberlanjutan bukan sebuah jargon kosong. Ini adalah praktek rutin memilah sampah dari dapur, menyediakan wadah organik, memilih jasa yang bertanggung jawab, dan memahami limbah bisa menjadi sumber daya.
Bali, dengan keindahan alam dan budaya yang hidup, kini punya secercah harapan dari permasalahan terkait sampah. Magi Farm, dengan semangatnya positif dan karya nyata menunjukkan, masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bisa dimulai dari langkah demi langkah sederhana, yang kita lakukan bersama hari ini.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News