Tuanku Tambusai, namanya mungkin tak sebeken Tuanku Imam Bonjol, walaupun sama-sama berjuang di era Perang Padri. Namun, jasa dan kisahnya yang tak kenal kata lelah untuk melawan Belanda sangat layak mendapatkan atensi lebih.
Ditambah lagi, makam Tuanku Tambusai tidak berada di Tanah Air, melainkan di Malaysia. Terletak di Bukit Rasah, Seremban, Negeri Sembilan, Malaysia, makam Tuanku Tambusai menjadi satu-satunya makam Pahlawan Nasional Indonesia di luar negeri.
Pertanyaannya, mengapa makam Tuanku Tambusai ada jauh negeri seberang?
Menyadur dari buku Tokoh-Tokoh Gerakan Padri karya S. Metron Masdison, Tuanku Tambusai kabur ke Negeri Sembilan, Malaysia, setelah serangan bertubi-tubi dari Belanda. Ia menetap di sana sampai ajal menjemputnya di usia 98 tahun.
Selayaknya makam pahlawan nasional Indonesia pada umumnya, pusara Tuanku Tambusi dilengkapi identitas yang diukir di batu sejenis granit yang bertuliskan namanya dan tulisan ‘Pahlawan Nasional’. Makamnya juga dikelilingi oleh pagar yang tak terlalu tinggi.
Tuanku Tambusai, Harimau Padri yang Gigih Berjuang
Lahir pada 5 November 1784 di Dalu-Dalu, Nagarai Tambusai, Rokan Hulu, Riau, Tuanku Tambusai memiliki nama asli Muhammad Saleh. Ia lahir dan dibesarkan dari keluarga yang agamais, di mana ayahnya adalah guru agama Islam di kampungnya dulu.
Oleh Belanda, Tuanku Tambusai dijuluki De Padrische Tijger Van Rokan yang berarti Harimau Perang Padri dari Tanah Rokan. Julukan ini bukan tanpa maksud. Tuanku Tambusai dianggap sulit ditewaskan, tidak pernah menyerah untuk kalah, dan tidak pernah mau berdamai dengan Belanda.
Tuanku Tambusai amat tertarik dengan ajaran Padri—gerakan pemurnian Islam di tanah Minangkabau dan menolak praktik adat yang dianggap bertentangan dengan ajaran agama. Setelah belajar banyak kepada alim ulama yang paham agama, ia pun menyebarkan ajaran tersebut. Tuanku Tambusai mendapatkan banyak pengikut.
Dikatakan bahwa kegigihannya untuk menyebarkan Islam itu sampai mengantarnya berperang mengislamkan masyarakat di daerah utara Sumatra pada 1810 hingga 1838. Saat itu, Belanda memanfaatkan momentum perang untuk semakin memecah belah antara Kaum Padri dan adat.
Namanya yang Harum dan Dikenang hingga Kini

Jalan Tuanku Tambusai alias Tok Ungku di Negeri Sembilan, Malaysia | WikimediaCommons
Kegigihannya untuk berjuang tak berhenti begitu saja, meskipun ia sudah ‘kalah’ dan terpinggirkan dari tanah leluhurnya. Setelah berhijrah ke Malaysia, Tuanku Tambusi tetap menyebarkan agama Islam.
Melansir dari IKPNI, situs resmi yang diakui oleh Ikatan Keluarga Pahlawan Nasional Indonesia, Tuanku Tambusai dipanggil dengan nama Tok Ungku selama di Malaysia. Bahkan, sebagai bentuk penghormatan, sebuah jalan di dekat makamnya diberi nama Jalan Tok Ungku.
Tuanku Tambusai dianugerahi gelar Pahlawan Nasional berkat kegigihannya melawan Belanda pada tahun 1995. Penetapan ini berdasarkan SK Presiden Republik Indonesia No. 071/TK/Tahun 1995, tertanggal 17 Agustus 1995.
Kawan, nama Tuanku Tambusai juga diabadikan sebagai nama sebuah bandara di Riau, Bandara Tuanku Tambusai. Tak ketinggalan, di tanah kelahirannya pula namanya dijadikan sebagai nama kampus swasta di daerah Kampar, Riau, yang bernama Universitas Pahlawan Tuanku Tambusai.
Bukan hanya itu, namanya juga semakin wangi karena digunakan sebagai nama sebuah jalan di Pekanbaru. Ada pula Jembatan Tuanku Tambusai yang menjadi bagian dari Jembatan Barelang di Batam, serta Stadion Tuanku Tambusai di Bengkinang.
Pada tahun 2023 dan 2024, saat Hari Pahlawan, ada peringatan khusus yang dilakukan di makam Tuanku Tambusai. Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Kuala Lumpur, Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Johor Bahru, perwakilan Pemerintah Negeri Sembilan, Pemerintah Daerah Sumatra Barat, dan ratusan diaspora Indonesia di Negeri Jiran ikut menghadiri agenda tersebut. Mereka melaksanakan upacara, ziarah, dan tabur bunga untuk mengenang jasa Sang Harimau dari Padri itu.
Diwartakan dari ANTARA, Kementerian Sosial RI juga pernah memberikan dana untuk merehabilitasi makam Tuanku Tambusai selama dua kali.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News