perjuangan garis hitam project dalam pembinaan lapas perempuan di mamuju - News | Good News From Indonesia 2025

Perjuangan Garis Hitam Project dalam Pembinaan Warga Lapas Perempuan di Mamuju

Perjuangan Garis Hitam Project dalam Pembinaan Warga Lapas Perempuan di Mamuju
images info

Perjuangan Garis Hitam Project dalam Pembinaan Warga Lapas Perempuan di Mamuju


Narapidana seringkali dipandang negatif, terkhususnya perempuan. Selalu dianggap perempuan nakal. Banyak stigma perempuan mantan napi tidak akan bisa diterima ketika selesai masa hukuman nya. Mulai susahnya pekerjaan sampai penilaian di masyarakat membuat tidak adanya kesempatan untuk melanjutkan hidup dan menjadi manusia yang lebih baik.

 

Memulihkan semangat mereka saat keluar dari penjara harus diperhatikan, karena adanya rasa takut dan khawatir yang selalu menghantui mereka. Setidaknya, keluhan mereka didengar dan ditindaklanjuti, oleh penjaga lapas yang sering melakukan interaksi dengan penghuni lapas sehari-hari.

 

Dewi Fatimah adalah penjaga Lapas Perempuan Kelas III Mamuju, Sulawesi Barat, juga sebagai bendahara Garis Hitam Project, sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) yang didirikan oleh orang-orang yang memiliki pandangan yang sama tentang kesejahteraan perempuan di penjara.

 

Dewi tidak sekadar menjalankan tugas keamanan dan pengawasan. Berupaya untuk merangkul, mendengarkan, serta menjalin hubungan baik dengan para tahanan. Setiap wanita yang berada di balik jeruji memiliki latar belakang cerita yang unik. Cerita-cerita itu meliputi dendam pribadi, kesulitan finansial, kekerasan dalam rumah tangga, atau pengaruh buruk dari lingkungan sekitar.

 

baca juga

Dewi menunjukkan dukungan pada program pembinaan, yang memberi warga binaan kesempatan untuk berkembang. Bersama dengan Garis Hitam Project memiliki pendapat yang sama tentang kesetaraan, terutama untuk narapidana perempuan.

 

Bahwa, kesetaraan adalah kunci untuk hidup harmonis bagi perempuan dan bahwa perempuan memiliki peran penting dalam kemajuan dan kemanusiaan. Tidak seharusnya ada perempuan yang merasa tidak berdaya, baik saat di dalam lapas maupun setelah keluar.

 

Garis Hitam Project hadir dengan gagasan membentuk gerakan sosial yang memberi mereka "peluang kedua". Fokusnya adalah untuk mendukung warga binaan dan mantan warga binaan perempuan untuk mengasah keahlian mereka. Ada banyak perempuan yang memiliki potensi yang luar biasa, tetapi tidak memiliki kesempatan untuk berkembang.

 

Dewi Fatimah bersama Garis Hitam Project berkomitmen untuk mendukung dan mendidik narapidana perempuan untuk memberdayakan mereka di penjara. Melalui wadah ini, berbagai pelatihan diadakan, mulai dari rias wajah, seni kuku, membuat kue, sampai seminar psikologi secara daring.

 

Program ini lebih dari sekadar kegiatan. Bahkan, sebagai sarana bagi perempuan untuk mendapatkan kembali kepercayaan diri, diterima, dan berkarya untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Dewi juga bertanggung jawab untuk mengelola, mendampingi proses, dan memastikan keberlanjutan program.

 

baca juga

 

Dewi serta Garis Hitam Project menawarkan kesempatan bagi narapidana perempuan untuk terus mengembangkan diri dan menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, baik selama menjalani masa tahanan maupun sebagai persiapan setelah bebas. Kegiatan pembinaan ini membekali mereka dengan berbagai pengetahuan yang dapat dimanfaatkan untuk membangun kembali kehidupan di luar penjara.

 

Membantu wanita yang sedang menjalani pemulihan hidup bukanlah hal yang mudah. Mereka datang dengan rasa bersalah, trauma, dan kadang-kadang kehilangan dukungan keluarga. Namun, Dewi bersama Garis Hitam Project percaya bahwa pemulihan harus dimulai dengan keyakinan diri.

 

Garis Hitam Project saat ini dikelola oleh delapan orang, namun mereka terus berupaya memperluas jangkauan manfaatnya ke lebih banyak lembaga kemasyarakatan di Mamuju. Mereka sedang melakukan kunjungan dan audiensi ke berbagai kelas lapas untuk menjalin kerja sama dengan program kesejahteraan perempuan di sana.

 

Tujuan utama mereka adalah menyediakan akses seluas mungkin terhadap ruang belajar, pelatihan keterampilan, dan dukungan pendampingan. Kesejahteraan perempuan, termasuk mereka yang mendekam di penjara, adalah hak fundamental yang harus dipenuhi.

 

Mengingat berbagai tuduhan dan pandangan negatif yang melekat pada diri mereka, penting untuk diingat bahwa mereka tetaplah perempuan dan ibu yang perlu mempersiapkan kehidupan mereka setelah bebas.

 

Dari program yang dibuat dapat menciptakan produk berkualitas, memiliki nilai ekonomi untuk membantu mereka bersosialisasi kembali ke masyarakat. Selain itu, tujuan program dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi generasi muda, warga binaan, serta mereka yang telah menyelesaikan masa pemenjaraannya.

 

Garis Hitam Project menyoroti keberadaan perempuan di lembaga kemasyarakatan yang sering terlupakan. Kondisi kesejahteraan mereka bahkan belum merata antar lapas, dan jarang mendapat perhatian dari media. Kepedulian terhadap kebutuhan dan kesetaraan merupakan tanggung jawab bersama seluruh masyarakat. 

 

baca juga

Kesetaraan tidak terbatas pada isu gender, melainkan meliputi kesadaran dan upaya pemberdayaan bersama. Seorang perempuan yang menjadi narapidana tetap mempertahankan identitasnya sebagai perempuan dan memperjuangkan harga dirinya.

 

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

KT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.