Melimpahnya Potensi Jamur Tiram
Siapa yang tidak mengenal jamur tiram? Tumbuhan yang dapat diolah menjadi makanan yang nikmat, lezat, dan banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia.
Jamur ini memiliki bentuk yang mirip dengan cangkang tiram dengan warna yang bervariasi, mulai dari putih hingga coklat.
Jenis-jenis jamur tiram beragam, diantaranya yaitu jamur tiram putih, jamur tiram kuning, jamur tiram abu-abu, jamur tiram, merah muda, dan berbagai jenis jamur tiram lainnya.
Setiap jenis jamur tiram, memiliki karakteristik rasa dan aroma yang khas, sehingga menjadi daya tarik tersendiri dari tumbuhan tersebut.
Jamur tiram ini dapat diolah menjadi berbagai makanan kuliner Indonesia, seperti tongseng jamur tiram, tumis jamur tiram, nugget jamur tiram, pepes jamur, hingga sup jamur tiram pedas.
Kelezatan jamur tiram ini juga memiliki banyak manfaat bagi kesehatan tubuh, seperti meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mengontrol tekanan darah, menjaga kesehatan tulang, mencegah kanker, hingga dapat menjaga kesehatan jantung.
Budi Daya Jamur Tiram oleh I Gede Artha
Banyaknya potensi yang dimiliki jamur ini, menjadikan jamur berpeluang besar untuk dibudidayakan dan menghasilkan nilai ekonomis.
Berdasarkan hal tersebut, seorang pemuda bernama I Gede Artha Sudiarsana memiliki ide cemerlang untuk melakukan budidaya jamur melalui media tanam yang unik.
Pemuda ini berasal dari Banjar Dinas Pidpid Laga, Desa Pidpid, Kecamatan Abang, tepatnya di Provinsi Bali, memiliki ide cemerlang untuk melakukan budidaya jamur melalui media tanam yang unik.
Gede melakukan budidaya jamur melalui limbah serbuk gergaji dan berhasil menciptakan omset yang berlimpah.
Memiliki latar belakang dari jurusan agribisnis Universitas Udayana, menjadikan Gede memiliki ilmu yang matang untuk melakukan usaha budidaya jamur pada tahun 2015.
Gede pun kembali ke desa asalnya untuk melakukan budidaya jamur, ditambah bekal yang dimilikinya melalui pelatihan budidaya jamur yang pernah diikutinya.
Melalui pelatihan tersebut, Gede mendapatkan ilmu bahwa limbah sekam kayu yang sering dibuang dapat dijadikan media tanam jamur tiram.
Usaha budidaya jamur ini juga semakin terdorong karena di wilayahnya, terdapat Karangasem yaitu sebuah sentra kerajinan kayu yang menghasilkan limbah serbuk gergaji yang berlimpah.
Melihat peluang yang ada, Gede pun memanfaatkan limbah serbuk gergaji tersebut untuk dijadikan media tanam jamur yang akan dibudidayakan.
Disisi lain, langkah yang diambil Gede dalam memanfaatkan limbah juga merupakan bentuk pengurangan limbah yang merusak lingkungan.
Proses Budi Daya Jamur Tiram
Dalam prosesnya, Gede menerapkan berbagai kompponen media tanam, seperti limbah serbuk gergaji, tepung tani, dedak padi, tepung terigu, air, hingga gula pasir.
Bahan-bahan tersebut dicampur dengan menggunakan mixer, untuk memastikan homogenitas media tanam.
Proses budidaya jamur tersebut membutuhkan waktu hingga panen, yaitu selama 45 hari untuk jamur tiram, dan 50 hari untuk jamur kuping.
Hasil Menguntungkan dari Budi Daya Jamur Tiram
Budidaya jamur tiram ini pun memberikan hasil yang memuaskan bagi I Gede Artha. Setiap panen, Gede menghasilkan 40-50 kg setiap harinya.
Omset yang dicapai oleh Gede juga sangat menguntungkan. Dalam satu bulan, Gede dapat menghasilkan sebanyak Rp40 juta hingga Rp45 juta.
Namun, budidaya jamur ini juga tidak hanya menguntungkan secara finansial, tetapi juga dilakukan untuk memberdayakan masyarakat sekitar.
Berdasarkan hal tersebut, budidaya jamur yang dilakukan Gede ini memberikan bukti nyata bahwa inovasi di bidang pertanian dapat memberikan hasil yang positif dan menguntungkan.
Gede juga berusaha mengubah persepsi masyarakat, bahwa profesi petani juga merupakan pekerjaan yang keren dan memberikan keuntungan.
Berdasarkan komitmen Gede dalam memberikan kontribusi di bidang pertanian dan ketahanan pangan di Indonesia, Gede dinobatkan sebagai Duta Petani Muda pada tahun 2016.
Tidak hanya itu, PT Astra International Tbk juga memberikan Apresiasi Satu Indonesia Award (SIA) pada tahun 2018, kepada I Gede Artha.
#kabarbaiksatuindonesia
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News