Kawan GNFI, pada saat kita mempelajari bahasa Indonesia, kita akan menemukan istilah ‘diksi’. Tahukah Kawan bahwa istilah diksi dalam bahasa Indonesia berhubungan dengan pilihan kata?
Menurut KBBI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, diksi adalah pilihan kata yang tepat dan selaras untuk mengungkapkan gagasan sehingga diperoleh efek tertentu. Diksi adalah nomina linguistik dalam KBBI.
Apakah Kawan penasaran dengan diksi? Mari kita pelajari bersama!
Definisi Diksi
Menurut Harimurti Kridalaksana dalam buku berjudul Kamus Linguistik Edisi Keempat terbitan Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2008, diksi adalah pilihan kata untuk mendapatkan efek tertentu dalam berbicara di depan umum atau dalam karya karangan.
Kawan, dari definisi KBBI Kemendikbud dan Harimurti Kridalaksana, dapat disimpulkan bahwa diksi bukan hanya pemilihan kata, tetapi juga efek di balik pilihan kata tersebut.
Lalu, apa saja jenis-jenis diksi? Menurut Ida Bagus Putrayasa dalam buku Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), jenis-jenis diksi terdiri dari kata-kata bersinonim dan berhomofon, kata-kata denotasi dan konotasi, kata-kata umum dan khusus, kata-kata populer dan kajian, serta jargon dan slang.
Jenis-jenis dan Contoh Diksi
Setelah memahami definisi dan fungsi diksi, Kawan GNFI juga mungkin perlu tahu mengenai beberapa jenis dan contoh diksi.
Pertama, ada diksi yang terdiri dari kata-kata bersinonim dan berhomofon. Menurut KBBI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, sinonim adalah kata yang maknanya mirip atau sama dengan bentuk kata lain.
Sementara itu, homofon adalah kata-kata dengan cara pelafalan yang sama, tetapi ejaan dan artinya berbeda. Contoh dari kata-kata sinonim adalah ‘budak’ dan ‘kacung’ sementara kata-kata homofon bentuknya seperti ‘sanksi’ dengan ‘sangsi’.
Kedua, ada pula diksi dari kata-kata denotasi dan konotasi. Menurut Detik, kata denotasi atau denotatif adalah kata-kata dengan makna sebenarnya seperti ‘Sapi memakan rumput’ atau ‘Indonesia adalah negara yang terletak di Asia Tenggara’.
Sementara itu, kata konotasi atau konotatif memiliki makna bukan sebenarnya dan biasanya memiliki nilai emosional, misalkan ‘Ayah membeli buah tangan dari Bali untuk Adik’ di mana ‘buah tangan’ dapat diartikan sebagai oleh-oleh atau ‘COVID-19 membuat banyak pedagang gulung tikar’ di mana ‘gulung tikar’ dapat diartikan sebagai bangkrut alias ‘banyak pedagang bangkrut karena COVID-19’.
Ketiga, ada diksi dari kata-kata umum dan khusus. Ida Bagus Putrayasa dalam bukunya, Kalimat Efektif (Diksi, Struktur, dan Logika), menyatakan bahwa kata-kata umum memiliki ruang lingkup acuan makna yang luas sementara kata-kata khusus memiliki ruang lingkup acuan makna sempit.
Dikutip dari Kompas, contoh kata-kata umum terdiri dari ‘hewan’, ‘buah’, dan ‘pohon’. Sementara itu, ‘singa’, ‘apel’, dan ‘pohon jati’ adalah contoh kata khusus. ‘Hewan’ terdiri dari banyak jenis sementara ‘singa’ adalah salah satu contoh hewan, ‘buah’ juga memiliki banyak jenis yang bisa dikhususkan lagi menjadi ‘apel’ atau ‘durian’, ‘pohon’ adalah contoh kata umum sementara ‘pohon jati’ yang spesifik adalah contoh dari kata khusus.
Keempat, ada diksi yang muncul dari kata populer dan kata kajian. Dilansir dari Liputan 6, kata-kata populer sering digunakan dalam percakapan sementara kata kajian dipakai dalam disiplin ilmu tertentu.
Satu contoh perbandingan yang bisa Kawan digunakan untuk kata populer dan kata kajian adalah ‘berpikir’ sebagai kata populer dan ‘paradigma’ sebagai kata kajian yang biasa dipakai dalam disiplin ilmu tertentu seperti Sastra Indonesia.
Dikutip dari KBBI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, salah satu definisi dari kata ‘paradigma’ adalah kerangka berpikir.
Terakhir, ada diksi yang disusun dari jargon dan slang. Jargon dapat didefinisikan sebagai kata-kata teknis dalam bidang ilmu atau kelompok tertentu seperti ‘sikon’ untuk merujuk pada ‘situasi dan kondisi’ atau ‘prokon’ sebagai pengganti kata ‘pro dan kontra’.
Lalu, slang adalah ujaran tak baku, dibentuk secara khas dan digunakan untuk menyatakan keinginan terhadap sesuatu yang baru seperti ‘cabi atau chubby’ untuk menyatakan ‘gemuk dan lucu’.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News