menyisiri desa bumiaji mengolaborasi generasi muda peduli alam ciptakan lingkungan hijau - News | Good News From Indonesia 2025

Menyisiri Desa Bumiaji Mengolaborasi Generasi Muda Peduli Alam Ciptakan Lingkungan Hijau

Menyisiri Desa Bumiaji Mengolaborasi Generasi Muda Peduli Alam Ciptakan Lingkungan Hijau
images info

Menyisiri Desa Bumiaji Mengolaborasi Generasi Muda Peduli Alam Ciptakan Lingkungan Hijau


Generasi muda memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem lingkungan melalui pemberdayaan dan pelibatan langsung terhadap kawasan perhutanan dengan pemberdayaan tanaman sebagai salah satu upaya nyata mencegah deforestasi melalui aksi bersama komunitas World Clean Up Day. Upaya partisipasi publik dalam penanaman dan pemulihan lingkungan secara inklusif.

Penanaman pohon tidak hanya sebagai simbol menjaga kelestarian alam saja, tetapi juga berkontribusi nyata terhadap mitigasi perubahan iklim. Pemberdayaan generasi muda dalam melakukan eco-green terhadap alam dan lingkungan diwujudkan melalui aksi penanaman secara bersama dengan memanfaatkan 40-50 bibit tanaman.

Konservasi alam ini dilakukan di kawasan Gunung Pucung, kawasan yang masih relatif segar dan jauh dari polusi udara sehingga tempat ini menjadi wisata yang digemari pengunjung seperti off-road dan hiking bagi pemula. Selain itu, Perhutani telah melakukan penanaman berbagai jenis pohon di kawasan tersebut sebagai upaya menjaga kelestarian alam dan mencegah risiko longsor serta banjir di daerah pegunungan.

Penulis berpendapat bahwa Gunung Pucung merupakan lokasi yang strategis untuk meningkatkan berbagai potensi daerah, baik dari segi pariwisata, lingkungan maupun ekonomi. Dari sisi pariwisata, kawasan ini berpotensi dikembangkan untuk kegiatan camping, outbound, gathering dan mountain bike (MTB).

Dari aspek lingkungan, pemanfaatan lahan melalui penanaman pohon buah, pohon lindung serta tanaman sayuran dapat mendorong keterlibatan masyarakat sekitar dalam meningkatkan produktivitas dan menjaga keseimbangan ekosistem. Sementara dari sisi ekonomi, sektor pertanian berbasis lingkungan di kawasan dengan curah hujan tinggi dapat menjadi sumber pendapatan yang berkelanjutan.

Selain itu, upaya pemulihan degradasi lahan akibat alih fungsi wilayah pegunungan terus dilakukan dengan menumbuhkan kembali akar-akar tanaman baru guna memperkokoh vegetasi tanah dan mencegah kerusakan lingkungan.

Faktor cuaca tidak menentu dengan curah hujan yang tinggi sering melanda area Malang, data dari BMKG berpendapat bahwa saat ini 23 derajat dengan kelembapan 76% mengakibatkan curah hujan ekstrem. Beberapa kasus mengenai angin kencang dan banjir melanda daerah Malang.

Oleh karena itu, perlunya menjaga keseimbangan lingkungan dengan hal sederhana seperti kepedulian terhadap penanaman pohon menjadi prioritas bagi para pecinta lingkungan bahkan masyarakat sebagai aktivitas pemulihan dari degradasi lahan, serta menjaga area gunung pucung bebas dari sampah. 

IMG_0026.jpg
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Area Lereng Gunung


Aktivitas masyarakat di daerah sekitar area Gunung Pucung sebagai mata pencaharian pertanian dengan pola budidaya tanaman sayur dan buah misalnya apel batu sebagai ciri khas wilayah khas kota Batu, Malang.

Banyak wisatawan berwisata melihat area kebun apel, selain itu tanaman sayur sebagai produksi ke pasar-pasar lokal daerah Malang. Ciri khas ini terjadi karena lingkup area ini berdekatan dengan rumah-rumah masyarakat. Sehingga, masyarakat bercocok tanam di area dataran tinggi cocok dikembangkan.

Program ini dijadwalkan secara rutin setiap sebulan sekali diselenggarakan agenda‐kegiatan lingkungan (environmental) yang meliputi penanaman, pemantauan pertumbuhan, edukasi, dan pelibatan komunitas lokal.

Kegiatan penanaman pohon ini dikaitkan dengan banyak aspek:

  • Memulihkan dan mendukung ekosistem darat (termasuk lereng pegunungan)• Mengelola wilayah perkebunan dan lahan yang terdegradasi
  • Menyelaraskan dengan SDG 15 bahwa penanaman pohon merupakan bagian dari upaya memperbaiki kualitas tanah dan udara, mencegah erosi dan banjir.
  • Area perhutanan yang digunakan sekaligus menjadi bagian dari strategi penyerap karbon dioksida (sejalan dengan SDG 13 tentang aksi iklim) melalui penanaman pohon baru.
IMG_4837_11zon.jpg
info gambar

Dokumentasi Pribadi bersama generasi muda dan Dinas Perhutani


Dalam gerakan kolaborasi penanaman pohon ini, jenis bibit yang ditanam di area perhutani antara lain berupa tanaman buah yang juga memiliki nilai ekonomi lokal. Program ini didukung oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Malang dan bekerjasama dengan pengelola kawasan perhutanan setempat.

Komunitas Peduli Lingkungan (WCD Malang Raya) bersama dengan generasi muda berkolaborasi menumbuhkan bibit baru yang akan dijadikan sebagai potensi ekonomi lokal masyarakat seperti tanaman buah:

  1. Buah sirsak: mulai berbuah pada usia sekitar 4–5 bulan, dengan potensi panen hingga sekitar 30 buah per pohon.
  2. Buah alpukat: cocok ditanam di area pegunungan; masa berbuah umur 5–8 tahun dengan tinggi pohon sekitar 4–5 m.
  3. Buah matoa: sumber tanaman yang mengandung vitamin E, siap panen dari hasil cangkok pada usia 4 tahun, buah pohon bisa mencapai tinggi hingga ±15 m.•
  4. Pohon sukun: tumbuh dengan masa panen 3–4 tahun; manfaat ekonominya tinggi (mengandung kalsium) dan dapat menjadi sumber penghasilan masyarakat lokal.

Generasi muda peduli lingkungan memberi dampak positif bagi masyarakat dan pengelola kawasan hutan di Gunung Pucung, dengan menanam bertujuan untuk mengelola ekosistem darat dengan memanfaatkan lahan yang masih kosong untuk reboisasi.

Di sepanjang jalan menuju Gunung Pucung, area lereng pegunungan yang dingin cocok untuk ditanami tanaman buah seperti apel khas Batu, jeruk, dan beberapa tanaman lainnya. Sistem kolaborasi antara komunitas peduli lingkungan dan pengelola perhutani menjadi kerja sama yang strategis untuk mewujudkan tujuan SDGs.

Dengan demikian, program penanaman tanaman di kawasan perhutanan ini menjadi bentuk nyata tindakan kolektif masyarakat (terutama generasi muda), pengelola hutan, dan pemerintah daerah untuk menjaga dan memulihkan lingkungan sekaligus membuka peluang ekonomi lokal dari hasil tanaman buah.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

YT
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.