Di tengah tren gaya hidup modern yang serba instan, banyak orang mulai merindukan kembali keseimbangan dengan alam. Mereka mencari hal-hal yang menenangkan, alami, dan membawa makna. Di saat yang sama, kekayaan hayati Indonesia menyimpan ribuan potensi yang belum tergali sepenuhnya, salah satunya dari hutan Kalimantan. Dari sanalah, kisah inspiratif Bungas Wedang Dayak lahir.

Adalah Nurul Ahdaniah, perempuan tangguh asal Kalimantan Timur, yang menyalakan kembali api kearifan lokal melalui secangkir minuman tradisional. Ia adalah Penerima Apresiasi SATU Indonesia Awards Nasional dan Provinsi 2024 bidang Kewirausahaan, berkat dedikasinya mengembangkan Bungas Wedang Dayak, minuman herbal alami yang diracik dari rempah-rempah khas hutan Dayak.
Dari Tradisi Menuju Inovasi: Jejak Langkah Nurul Ahdaniah
Nurul melihat peluang besar dari kebiasaan masyarakat Dayak yang turun-temurun mengonsumsi wedang herbal untuk menjaga kesehatan dan stamina. Di tengah derasnya arus modernisasi, tradisi itu perlahan memudar. Dari keprihatinan itulah ia mulai meracik ulang formula tradisional agar bisa diterima oleh generasi masa kini.
Melalui riset dan pendampingan dengan masyarakat lokal, ia menemukan komposisi yang pas,menggabungkan rempah seperti jahe, kayu manis, sereh, dan kulit kayu khas Dayak, menjadi minuman hangat yang menenangkan sekaligus menyehatkan. Dari dapur sederhana, kini produknya menembus pasar daring, hotel, hingga pameran nasional.
Nama “Bungas” sendiri diambil dari bahasa Banjar yang berarti cantik, melambangkan keindahan alam dan kekuatan perempuan yang menjaga warisan leluhur.
Bawang Dayak: Warisan dari Alam Kalimantan

Kalimantan memang sekaya itu. Salah satu kekayaan alamnya adalah Bawang Dayak, tanaman herbal yang telah lama digunakan oleh masyarakat Dayak sebagai ramuan alami untuk menjaga stamina, menurunkan tekanan darah, hingga membantu detoksifikasi tubuh.
Namun, di era modern, tradisi mengonsumsi ramuan alami mulai terlupakan. Melihat hal itu, Nurul berinovasi lewat Bungas Wedang Dayak, special herbal drink berbahan dasar Bawang Dayak yang telah dipercaya turun-temurun kaya manfaat.
Produk ini juga menggabungkan cita rasa alami madu, jahe, dan rempah lain, menciptakan kombinasi rasa yang menenangkan sekaligus menyegarkan. Seperti yang tertera pada kemasannya, “Bungas Wedang Dayak berinovasi untuk memberikan solusi agar manfaat Bawang Dayak bisa dinikmati dengan rasa yang enak.”
Kewirausahaan Hijau yang Menyatu dengan Alam
Tak hanya sekadar menjual produk, Nurul menerapkan prinsip kewirausahaan hijau dalam setiap tahap produksinya. Ia menggandeng petani dan pengrajin lokal, memastikan bahan baku diambil secara lestari tanpa merusak lingkungan. Kemasan produk pun ramah lingkungan, menggunakan bahan daur ulang dan desain etnik yang menonjolkan identitas lokal Kalimantan.
Melalui Bungas Wedang Dayak, Nurul membuktikan bahwa bisnis tidak selalu harus besar untuk berdampak. Yang dibutuhkan adalah keberanian untuk memulai, ketulusan untuk melestarikan, dan konsistensi dalam menjaga nilai-nilai budaya.
Dampak Sosial dan Ekonomi untuk Masyarakat Lokal
Lebih dari sekadar usaha, Bungas Wedang Dayak juga membuka lapangan kerja baru bagi perempuan di sekitar lingkungannya. Mereka dilatih untuk mengolah rempah, mengemas produk, hingga memasarkan secara digital.
Pendekatan ini memberi dampak ganda: ekonomi masyarakat meningkat, sekaligus menumbuhkan rasa bangga terhadap kearifan lokal. Nurul berharap model bisnisnya bisa menjadi inspirasi bagi wirausahawan muda lain untuk mengangkat potensi daerah tanpa harus meninggalkan nilai tradisi.
Dari Kalimantan Timur untuk Indonesia dan Dunia
Kini, Bungas Wedang Dayak tak hanya dikenal di pasar lokal. Berkat kualitas dan cerita di baliknya, produk ini mulai dilirik di berbagai pameran nasional dan internasional. Nurul juga aktif mengedukasi generasi muda tentang pentingnya mencintai produk lokal dan menjaga alam sebagai sumber kehidupan.

Apresiasi yang ia terima dari SATU Indonesia Awards 2024 bukan sekadar penghargaan pribadi, melainkan pengakuan atas perjuangan kolektif masyarakat yang percaya pada nilai-nilai warisan budaya.
Di balik setiap tegukan Bungas Wedang Dayak, tersimpan filosofi sederhana: menyatu dengan alam dan menghargai akar budaya. Dalam dunia yang bergerak cepat, Nurul mengingatkan bahwa inovasi sejati sering kali tumbuh dari kesederhanaan, dari rasa cinta pada tanah kelahiran, dan keinginan untuk berbagi manfaat kepada sesama.
Melalui tangan-tangan seperti Nurul Ahdaniah, kearifan lokal Indonesia menemukan bentuk baru yang relevan dengan zaman. Dari Kalimantan Timur, aroma rempah Dayak kini menembus batas ruang dan waktu, membawa pesan bahwa tradisi tidak pernah usang, selama ada generasi yang mau menjaga dan menghidupkannya kembali.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News