bukan hanya alamnya banda neira juga punya rumah belajar kalesang - News | Good News From Indonesia 2025

Bukan Hanya Alamnya, Banda Neira Juga Punya Rumah Belajar Kalesang!

Bukan Hanya Alamnya, Banda Neira Juga Punya Rumah Belajar Kalesang!
images info

Bukan Hanya Alamnya, Banda Neira Juga Punya Rumah Belajar Kalesang!


Di tengah derasnya arus digitalisasi dan globalisasi, kesenjangan pendidikan masih menjadi cerita nyata di banyak pelosok negeri. Banda Neira, gugusan pulau yang indah di Maluku Tengah, menyimpan kisah yang tak hanya tentang rempah dan sejarah, tetapi juga tentang perjuangan seorang perempuan muda yang menyalakan cahaya pendidikan di tempat yang sering terabaikan. Dialah Cyecilia Pical, sosok di balik berdirinya Rumah Belajar Kalesang, sebuah ruang belajar yang menjadi oase pengetahuan bagi anak-anak pesisir.

Menyalakan Harapan dari Pulau Banda

Berangkat dari kepedulian terhadap rendahnya akses pendidikan di Banda Neira, Cyecilia memutuskan untuk pulang dan membangun sesuatu yang bermanfaat. Ia menyadari bahwa banyak anak di wilayah pesisir yang kesulitan memahami pelajaran dasar, apalagi bahasa asing, karena terbatasnya fasilitas dan sumber belajar.

“Bagi saya, Kalesang bukan hanya tentang belajar, tapi tentang menumbuhkan mimpi dan percaya diri anak-anak,” ujar Cyecilia dalam salah satu wawancaranya. Nama Kalesang sendiri diambil dari bahasa Maluku yang berarti merawat — sebuah filosofi mendalam tentang merawat pengetahuan, harapan, dan masa depan.

Rumah Belajar yang Tumbuh dari Komunitas

Rumah Belajar Kalesang tidak berdiri dengan kemewahan. Ia tumbuh dari semangat gotong royong dan cinta terhadap pendidikan. Di rumah sederhana, anak-anak Banda Neira belajar dengan metode yang menyenangkan: bermain sambil belajar, menonton film edukatif, mengenal bahasa asing lewat lagu, dan bercerita tentang budaya lokal mereka.

baca juga

Cyecilia menggabungkan dua hal yang jarang disatukan di ruang pendidikan konvensional, bahasa asing dan kearifan lokal. Anak-anak diajak belajar Bahasa Inggris lewat cerita rakyat Maluku, memperkenalkan diri dengan dialek daerah, hingga bermain peran dalam bahasa asing untuk menumbuhkan rasa percaya diri.

Tak jarang, kegiatan belajar dilakukan di luar ruangan, di tepi pantai, di bawah pohon pala, atau di halaman rumah warga. Suasana alam justru membuat proses belajar terasa lebih hidup. Di sana, anak-anak belajar tidak hanya tentang kata dan angka, tapi juga tentang nilai kerja sama, cinta lingkungan, dan identitas diri.

Membuka Dunia Lewat Bahasa

Salah satu fokus utama Rumah Belajar Kalesang adalah pembelajaran bahasa asing, terutama Bahasa Inggris. Bagi Cyecilia, menguasai bahasa dunia menjadi jembatan penting untuk membuka peluang dan memperluas wawasan anak-anak pesisir.

Dari situ lahirlah berbagai program seperti English Fun Class, Storytelling Day, dan Cultural Exchange Online, di mana anak-anak Banda berinteraksi dengan relawan dari luar Maluku bahkan luar negeri. Melalui kegiatan ini, mereka belajar bukan hanya tentang tata bahasa, tapi juga keberanian untuk berbicara dan percaya diri menghadapi dunia.

Kolaborasi dan Dukungan Komunitas

Rumah Belajar Kalesang kini menjadi gerakan sosial yang melibatkan banyak pihak. Relawan dari berbagai latar belakang, mahasiswa, guru, hingga traveler, ikut ambil bagian menjadi pengajar sukarela. Program Travel and Teach misalnya, memungkinkan para pelancong yang datang ke Banda Neira untuk mengajar anak-anak setempat selama beberapa hari.

Tak hanya itu, Kalesang juga sering bekerja sama dengan komunitas lain seperti Maluku Creative Community (MCC) dan Travel Volunteers, mengadakan kegiatan edukasi keliling dan tur belajar ke situs sejarah Banda Neira. Kegiatan semacam ini membantu anak-anak memahami sejarah daerah mereka dengan cara yang menyenangkan.

Pendidikan yang Berakar dan Membumi

Apa yang dilakukan Cyecilia dan Rumah Belajar Kalesang bukan sekadar mengajarkan pelajaran akademik. Lebih dari itu, mereka menanamkan nilai kebanggaan terhadap identitas Maluku. Setiap kegiatan belajar selalu diwarnai dengan cerita rakyat, musik tradisional, dan permainan lokal yang sarat makna.

Pendekatan ini membuat anak-anak lebih mudah memahami materi karena dekat dengan keseharian mereka. “Kalesang ingin menunjukkan bahwa pendidikan bisa dimulai dari hal sederhana, dari budaya dan bahasa yang kita miliki sendiri,” jelas Cyecilia.

Dari Banda untuk Indonesia

Kini, semangat Rumah Belajar Kalesang mulai menggema ke berbagai wilayah lain di Maluku. Banyak komunitas muda terinspirasi untuk membentuk ruang belajar serupa di desa mereka. Cyecilia pun sering diundang untuk berbagi pengalaman dalam forum pendidikan dan kepemudaan.

Pada tahun 2023, kiprahnya diakui secara nasional ketika ia menjadi finalis Satu Indonesia Awards di bidang pendidikan. Penghargaan itu menjadi simbol bahwa perjuangan kecil dari pulau terpencil pun bisa memberi dampak besar bagi bangsa.

Namun bagi Cyecilia, penghargaan bukanlah tujuan. “Yang terpenting adalah anak-anak tetap punya semangat belajar, punya mimpi, dan tahu bahwa masa depan mereka bisa lebih baik,” ujarnya lembut.

baca juga

Menutup dengan Cahaya

Kisah Cyecilia Pical dan Rumah Belajar Kalesang adalah pengingat bahwa pendidikan sejati tak selalu lahir dari gedung megah atau sistem formal. Ia bisa tumbuh dari niat tulus, tangan-tangan muda, dan cinta terhadap tanah kelahiran.

Dari Banda Neira yang jauh di timur, Cyecilia menyalakan lilin kecil bernama Kalesang. Lilin yang mungkin kecil, tapi sinarnya telah menembus batas pulau, menerangi wajah-wajah muda Maluku dengan cahaya harapan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.