Legenda Gadis Ranti dan Datuk Bandaro adalah salah satu cerita rakyat dari daerah Sumatera Barat. Kisah dalam legenda ini menceritakan tentang pasangan Gadis Ranti dan Datuk Bandaro yang mesti berpisah karena situasi yang terjadi.
Pada awalnya, pernikahan mereka berlangsung dengan baik-baik saja. Namun apa yang dialami oleh Gadis Ranti di kemudian hari membuat dirinya memutuskan untuk berpisah dengan Datuk Bandaro.
Lantas apa yang menyebabkan perpisahan antara Gadis Ranti dengan Datuk Bandaro dalam legenda tersebut?
Legenda Gadis Ranti dan Datuk Bandaro, Cerita Rakyat dari Sumatera Barat
Dilansir dari buku Ceritera Rakyat Daerah Sumatera Barat, alkisah pada zaman dahulu di daerah Padang Ganting hiduplah seorang wanita bernama Gadis Ranti. Dirinya dikenal dengan wajah yang cantik dan rupawan.
Kecantikan Gadis Ranti terkenal seantero negeri. Banyak pemuda yang bermimpi untuk bisa meminang Gadis Ranti dan menjadi suaminya.
Gadis Ranti sebenarnya bukanlah asli dari Padang Ganting. Dulunya dia melakukan pengembaraan dari daerah asalnya hingga memutuskan menetap di Padang Ganting.
Di sana, dia tinggal di rumah seorang wanita tua bernama Rubiah. Gadis Ranti sudah menganggap Rubiah seperti orang tuanya sendiri.
Gadis Ranti diajarkan berbagai hal oleh Rubiah, seperti memasak, menjahit, dan lainnya. Ilmu yang diajarkan oleh Rubiah ini membuat Gadis Ranti menjadi wanita sejati di tengah masyarakat.
Seiring berjalannya waktu, Gadis Ranti mulai menginjak usia dewasa. Rubiah kemudian berkeinginan agar putrinya tersebut menikah.
Berbagai lamaran kemudian berdatangan ke rumah Rubiah. Namun belum ada seorangpun lamaran yang diterima oleh Gadis Ranti.
Kabar kecantikan Gadis Ranti ternyata sampai ke Kampung Dalam di daerah Ganggo Hilir. Di sana tinggal seorang raja yang bernama Datuk Bandaro.
Datuk Bandaro kemudian berkeinginan untuk meminang Gadis Ranti. Dikirimlah kemenakannya menuju Padang Ganting untuk menyampaikan lamaran tersebut.
Ternyata lamaran ini diterima oleh Gadis Ranti. Namun ada sebuah masalah yang terjadi.
Ada sebuah adat yang berlaku di tengah masyarakat Padang Ganting. Mereka tidak ingin anak gadis di daerahnya menikah dengan orang luar.
Semua masyarakat kemudian memasang pagar di sekeliling Padang Ganting. Namun berkat kepintarannya, Gadis Ranti berhasil melarikan diri bersama kemenakan Datuk Bandaro menuju Kampung Dalam.
Pernikahan antara Gadis Ranti dan Datuk Bandaro akhirnya digelar. Kabar pernikahan ini akhirnya sampai ke masyarakat Padang Ganting.
Mereka akhirnya menerima keputusan yang diambil oleh Gadis Ranti. Apalagi masyarakat sangat menyayangi dan menghormati wanita tersebut.
Gadis Ranti akhirnya menetap di Kampung Dalam. Namun masalah muncul ketika dia sudah menjalani masa pernikahannya.
Sebagai raja, Datuk Bandaro sering bepergian ke luar daerah. Hal ini membuat Gadis Ranti hanya tinggal di rumah dengan keluarga suaminya.
Lambat laun, perselisihan muncul antara Gadis Ranti dengan mertua dan iparnya. Hari demi hari permasalahan baru terus bermunculan.
Gadis Ranti merasa tidak tahan dengan situasi tersebut. Gadis Ranti akhirnya melarikan diri kembali ke daerah asalnya.
Kedatangan Gadis Ranti disambut baik oleh masyarakat. Datuk Bandaro yang sadar bahwa istrinya telah pergi kemudian mengutus hulubalang untuk menjemputnya.
Namun keputusan Gadis Ranti telah bulat. Dia ingin mengakhiri hubungan dengan Datuk Bandaro.
Masyarakat desa juga berjaga agar anak gadis mereka tidak kembali lepas untuk kedua kalinya. Akhirnya Datuk Bandaro menerima keputusan tersebut dan berpisah dengan Gadis Ranti untuk selamanya.
Itulah kisah dalam legenda Gadis Ranti dan Datuk Bandar, salah satu cerita rakyat dari daerah Sumatera Barat.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News