yuyun ahdiyanti sosok hebat bangkitnya tenun khas bima melalui ukm dina - News | Good News From Indonesia 2025

Yuyun Ahdiyanti, Sosok Hebat Bangkitnya Tenun Khas Bima Melalui UKM Dina

Yuyun Ahdiyanti, Sosok Hebat Bangkitnya Tenun Khas Bima Melalui UKM Dina
images info

Yuyun Ahdiyanti, Sosok Hebat Bangkitnya Tenun Khas Bima Melalui UKM Dina


Indonesia tak hanya memiliki kekayaan alam yang melimpah ruah juga keanekaragaman budaya dan adat istiadat yang memperkuat rasa toleransi, persatuan dan kesatuan, saling menghormati juga cinta tanah air. Negeri yang berjejer ribuan pulau terbentuk dari Sabang sampai Merauke senantiasa memberikan kehangatan juga kedamaian bagi rakyatnya. Setiap daerah dari nusantara Indonesia memiliki ciri khas sendiri yang unik dan menarik tentunya hal ini menjadi kebanggaan bagi masyarakat lokal khususnya untuk tetap melestarikannya mulai dari pakaian adat, makanan, kesenian (tarian dan musik), pakaian dan lain sebagainya. 

Apa yang terbersit pertama kali saat kamu mendengar kota Bima, Nusa Tenggara Barat? Yup, benar sekali. Bima terkenal sebagai kota terpanas di Indonesia dimana terkadang suhu derajatnya mencapai 39 derajat Celcius. Biarpun panas tapi Bima dikenal pula sebagai Kota Tepian Air sehingga memiliki banyak potensi wisata bahari. Perlu kamu ketahui, bahwa Bima sebagai tempat peninggalan sejarah dan budaya yaitu tempat bersemayamnya Kesultanan Bima di masa lalu, dan masih banyak lagi ciri khas dari Bima seperti makanan, tempat wisata dan rimpu (tradisi khas perempuan Bima berbusana dengan menggunakan tenun).

Berbicara tentang tenun, di Bima memiliki kain tenun khas yang memiliki nama-nama seperti Tembe Nggoli dan Kain Mbojo, yang dibuat dari benang kapas dan sering kali memiliki motif geometris, bunga, dan buah-buahan. Oh, ya sebagai pakaian adat seperti Rimpu, kain ini juga digunakan untuk berbagai produk siap pakai. Dan sosok perempuan hebat yang memberdayakan para penenun dan memperkenalkan kain tenun khas Bima melalui usaha daring (online) dan membangun Kampung Ntobo menjadi "Kampung Tenun" yaitu Yuyun Ahdiyanti.

baca juga

Mengenal Lebih Dekat Dengan Yuyun Ahdiyanti Dan UKM Dina

Yuyun Ahdiyanti biasa disapa Yuyun, perempuan yang lahir dan besar di Kelurahan Ntobo, Kecamatan Raba, Kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Hanya bermodal tekad mengubah nasib kampungnya kemudian berinisiatif mendirikan Usaha Kecil Mikro (UKM)Dina pada tahun 2015. Dalam sesi zoom meeting di Good Movement bersama GNFI, yuyun sharing bagaimana awal berdirinya UKM Dina di Ntobo, Nusa Tenggara Barat. 

Latar belakang lahirnya UKM Dina sendiri itu awalnya dari kecintaan Yuyun terhadap warisan leluhur sejak tahun 2015 di mana Yuyun sendiri warga asli kelurahan Ntobo yang mencoba merintis kain tenun Bima karena menurutnya di kelurahan tersebut mayoritas penenun apalagi sejak kecil mereka di sana sudah terbiasa melakukan aktivitas menenun. Para remaja di lingkungannya juga akrab dengan benang dan motif khas Bima yang dikerjakan oleh orang tua dan nenek moyang kita. Namun, di saat dewasa Yuyun melihat tradisi ini mulai memudar dan tertinggal oleh zaman dilupakan oleh generasi baru.

Berawal dari keprihatinan itulah Yuyun berinisiatif untuk membangun usaha penjualan kain tenun khas Bima ini. Tahun 2015 silam menjadi momen awal berdirinya galeri UKM Dina ini yang merupakan usaha penjualan kain tenun khas Bima sebagai pengembangan tenun Bima dalam upaya pengembangan ekonomi kreatif. 

Saat pertama kali merintis, Yuyun merasa terusik karena melihat ironi yang terjadi di kampung halamannya sendiri, Ntobo adalah rumah bagi para penenun mahir dan memiliki peluang besar untuk meningkatkan namun diabaikan sebagai kampung tenun. Kain-kain yang indah dihasilkan oleh para warga justru harus didistribusikan ke pengepul luar. Hasil kain tenun mereka ciptakan itu hanya mendapat upah rendah, terjerat dalam lingkaran harga yang dimonopoli dengan keterbatasan modal dan akses pasar telah membungkam potensi luar biasa di Ntobo ini. 

Yuyun mencoba bagaimana caranya agar Ntobo ini bisa dikenal sebagai kampung tenun dan gimana mengubah Ntobo menjadi pusat penjualan kain tenun yang ada di kota Bima, Nusa Tenggara Barat. Alhamdulillahnya, di tengah gemuruh semangat kebangkitan tenun di galeri UKM Dina ini walaupun dihadapkan dengan tembok besar yaitu kondisi geografis. Ntobo ini terletak di ujung utara kota Bima jauh dari pusat kota dan jalan provinsi utama. Jadi, bisa dibilang lokasi ini tidak strategis untuk kegiatan usaha, akses lalu lintas kendaraan, aktivitas masyarakat luar sangatlah minim, untuk toko fisik atau penjual mustahil untuk dikembangkan di sini sehingga dilema ini menjadi pertanyaan besar bagi Yuyun dan bagaimana cara pengembangan penenun di lokasi yang terisolasi seperti ini. Akhirnya, Yuyun mendapat solusi strategis dari keterbatasan geografis menjadi strategis seperti mencoba penjualan online dengan awalnya foto produk kain tenun keluarga, tetangga yang ada dan mencoba memasarkan via online melalui facebook. Alhamdulillahnya kain tenun Bima semakin terkenal sejak memasarkan melalui sosial media di Facebook, Instagram. Dan Ntobo bisa dikenal sebagai salah satu kelurahan penghasil kain tenun terbesar di kota Bima, Nusa Tenggara Barat. 

Tenun Sebagai Simbol

Menurut Yuyun, kain tenun tak sekadar kerajinan tangan melainkan simbol peradaban dan kebanggaan lokal Ntobo. Dari sinilah Yuyun mulai merintis usaha kecil ini dengan tekad besar menghidupkan kembali pesona tenun Bima yang mulai tersisih oleh modernisasi seperti warisan nenek moyang yang hampir punah. Baginya tenun adalah bahasa kami, di setiap motifnya ada cerita, ada doa dan sejarah. Yuyun punya tekad dan keyakinan, tidak ingin tenun hanya menjadi pajangan museum tapi tenun tetap hidup, dipakai, dibanggakan dan diwariskan. Hasil buah manis dari kegigihan itu dapat dirasakan semua. Kain tenun Bima, di bawah naungan UKM Dina tidak hanya sukses di pasaran tapi sesuatu hal yang membanggakan bagi masyarakat luas dari kota Bima hingga Nusa Tenggara Barat sebagai salah satu kampung hasil tenun tradisional Bima. Kisah ini adalah pengingat inspiratif bagi salah satu orang yang berani mengambil tindakan dapat mengubah nasib komunitas, menghidupkan kembali warisan budaya, menjadikan ketidakadilan masa lalu sebagai kekuatan untuk masa depan yang lebih sejahtera. 

Pengalaman Berharga Menjadi Penerima SATU Indonesia Award 2024

Adapun proses dan pengalaman menjadi penerima SATU Indonesia Award tahun 2024 meliputi pendaftaran, seleksi ketat beberapa dewan juri, penilaian berdasarkan kriteria seperti dampak berkelanjutan, orisinalitasnya. Alhamdulillahnya, UKM Dina bisa melewati beberapa tahapan dari proses tadi. Berkat kegigihan dan semangat pantang menyerah sehingga bisa berhasil membangkitkan pesona tenun tradisional yang tidak sekadar melestarikan warisan budaya saja tapi juga mengubahnya menjadi sumber kekuatan ekonomi yang nyata. Apa yang Yuyun lakukan sejalan dengan semangat, satu gerak berdampak, dan membawa harapan baru bagi para masyarakat yang ada di kelurahan Ntobo. Yuyun tak menyangka sama sekali bisa berada di titik ini hingga menjadi pemenang penerima apresiasi dari gelaran tahunan ASTRA ini. tujuan awalnya hanya ingin mencoba dan memperkenalkan kelurahan Ntobo kepada masyarakat luas yang ada di Indonesia maupun mancanegara. Dari pencapaian dan penghargaan yang telah diraih hingga saat ini, dirinya dituntut untuk mengembangkan inovasi dan kreativitas seperti menciptakan motif-motif baru, kreativitas dalam menciptakan warna tidak monoton untuk kain tenun Bima sehingga terus diminati oleh para konsumen, dari pengalaman ini telah meningkatkan identitas kami kepada konsumen sebagai UKM yang berkarakter dan berinovatif.

baca juga

Harapan dan Rencana Yuyun Untuk Kampung Tenun Ntobo

Ada harapan dan niat Yuyun untuk mengenalkan Ntobo sebagai kampung tenun dan mendorong banyaknya wisatawan yang berdatangan untuk melihat langsung proses pembuatan kain tenun di sini. Dengan demikian cakupan pemasaran UKM Dina berencana akan membuka peluang berkolaborasi dengan berbagai pihak mulai dari akademis, organisasi pemerintahan seperti IWAPI(Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia), Dekranasda (Dewan Kerajinan Nasional Daerah) dan sebagainya. Semoga sukses selalu untuk Yuyun dan UKM Bima dalam melestarikan warisan budaya kain tenun khas Bima.

#KabarBaikSatuIndonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

RY
KG
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.