legenda desa kayeli di pulau buru yang hilang cerita rakyat dari maluku - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Desa Kayeli di Pulau Buru yang Hilang, Cerita Rakyat dari Maluku

Legenda Desa Kayeli di Pulau Buru yang Hilang, Cerita Rakyat dari Maluku
images info

Legenda Desa Kayeli di Pulau Buru yang Hilang, Cerita Rakyat dari Maluku


Desa Kayeli merupakan salah satu kampung yang ada di Pulau Buru. Konon ada sebuah cerita rakyat dari Maluku yang menceritakan tentang legenda Desa Kayeli di Pulau Buru yang disebut sebagai desa yang hilang.

Bagaimana kisah lengkap dari cerita rakyat Maluku tersebut?

Legenda Desa Kayeli di Pulau Buru yang Hilang, Cerita Rakyat dari Maluku

Dikutip dari artikel Irmawati, "Kayeli Desa yang Hilang" dalam buku Antologi Cerita Rakyat Pulau Buru, alkisah pada zaman dahulu di Pulau Buru terdapat sebuah desa. Desa tersebut bernama Desa Kayeli.

Desa Kayeli berada satu garis pantai dengan daerah Namlea. Posisinya juga berada persis di pantai yang berada di Teluk Namlea.

Dulunya cara tercepat menuju desa ini adalah dengan menggunakan perahu. Biasanya waktu tempuh perjalanan bisa selama lebih kurang 45 menit.

Selain itu, masyarakat juga bisa melewati jalur darat jika ingin menuju Desa Kayeli. Namun dibutuhkan waktu yang lebih lama karena mesti melalui pegunungan terlebih dahulu.

Dulunya Desa Kayeli menjadi pusat dari Pulau Buru. Apalagi daerah desa ini cukup luas jika dibanding dengan tempat-tempat lainnya yang ada di pulau tersebut.

Dari kejauhan, Desa Kayeli akan terlihat seperti titik putih di seberang lautan. Hal ini membuat Desa Kayeli diibaratkan seperti seekor kunang-kunang yang bercahaya di tengah lautan.

Desa Kayeli dipimpin oleh seorang pemimpin yang bijaksana. Kepala desa ini memiliki sebuah warung yang berada di pinggiran pantai daerah tersebut.

Di warung ini biasanya masyarakat akan datang silih berganti untuk berbelanja. Apalagi warung kepala desa ini menjadi satu-satunya penyedia bahan makanan yang lengkap di desa tersebut.

Kepala desa juga sering mendengarkan aspirasi masyarakat yang datang ke warungnya. Hal ini mempermudah dirinya untuk mengetahui kebutuhan dari masyarakat.

Pada suatu hari, kepala desa bertanya kepada ibu-ibu yang datang ke warungnya. Dia bertanya apakah kebutuhan yang paling mendesak untuk masyarakat yang ada di sana.

Ibu-ibu yang datang berkata bahwa desa mereka butuh listrik untuk menerangi di kala malam. Dengan demikian, anak-anak bisa belajar maksimal nantinya.

Kepala desa mendengarkan saran dari masyarakat dengan seksama. Dia berharap pemerintah bisa mendengarkan aspirasi dari masyarakat Desa Kayeli nantinya.

Begitulah kehidupan di Desa Kayeli. Masyarakat saling bahu membahu untuk memenuhi kehidupan satu sama lain.

Namun suasana tenang ini berubah drastis pada suatu malam. Pada waktu itu, hujan deras mengguyur Desa Kayeli.

Hal ini membuat sungai yang ada di desa tersebut mulai meluap. Kepala desa mulai memperingatkan masyarakatnya untuk waspada karena kondisi air yang mulai tinggi.

Ketika situasi tidak memungkinkan, kepala desa kemudian memanggil marinyu untuk menghadap. Dia meminta marinyu untuk membuat pengumuman agar masyarakat desa mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.

Marinyu kemudian melaksanakan tugas dari kepala desa. Di tengah guyuran hujan, dia menghimbau semua masyarakat untuk mulai mengungsi ke tempat yang sudah ditentukan.

Masyarakat kemudian berbondong-bondong menuju tempat pengungsian. Beberapa saat kemudian, Desa Kayeli terendam banjir secara keseluruhan.

Banjir ini membuat Desa Kayeli luluh lantak. Semua banguunan yang ada di sana rubuh akibat bencana ini.

Beberapa waktu kemudian, banjir mulai surut. Namun situasi Desa Kayeli tidak kembali seperti sedia kala.

Desa Kayeli yang dulunya subur dan hijau berubah menjadi lahan gersang. Kemilau desa yang seperti kunang-kunang pada malam hari pun tidak pernah terlihat kembali.

Hal inilah yang membuat masyarakat menyebut Kayeli sebagai desa yang hilang. Begitulah kisah dari legenda Desa Kayeli di Pulau Buru, salah satu cerita rakyat Maluku.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.