menerbangkan mimpi anak negeri fahry purnama memberdayakan lingkungan dan pendidikan lewat beasiswa sampah - News | Good News From Indonesia 2025

Menerbangkan Mimpi Anak Negeri, Fahry Purnama Memberdayakan Lingkungan dan Pendidikan Lewat Beasiswa Sampah

Menerbangkan Mimpi Anak Negeri, Fahry Purnama Memberdayakan Lingkungan dan Pendidikan Lewat Beasiswa Sampah
images info

Menerbangkan Mimpi Anak Negeri, Fahry Purnama Memberdayakan Lingkungan dan Pendidikan Lewat Beasiswa Sampah


Hari itu, ada pemandangan yang tidak biasa bagi Fahry Purnama, mahasiswa Teknik Kimia Universitas Syiah Kuala yang sedang menggelar bakti sosial di pelosok Aceh bersama teman-teman Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) kampusnya.

Dari kejauhan, Fahry melihat seorang anak laki-laki sedang bermain. Tapi ketika memperhatikannya lebih dekat, ternyata anak itu mengenakan pakaian perempuan. 

“Dia menjawab bahwa [itu] memang baju kakaknya dan memang sudah kebiasaan di keluarga mereka, karena orang tuanya tidak sanggup untuk membelikan baju,“ kenang Fahry.

Sepulang dari kegiatan bakti sosial tersebut, ada panggilan hati yang senantiasa dirasakannya. Fahry ingin bisa membantu anak-anak yang membutuhkan tersebut dengan perlengkapan sekolah yang lebih layak.

“Suatu saat nanti, saya berjanji kepada diri sendiri, bahwa saya harus bisa bantu adik-adik seperti ini.” lanjutnya.

Niat itu senantiasa diupayakan agar menjadi kenyataan. Fahry yang menyadari bahwa komunitas sosial kerap kali identik dengan adanya donatur atau sumbangan untuk bisa tetap berjalan, memiliki keinginan mematahkan statement tersebut.

“..kami ingin mematahkan statement itu, bahwa komunitas sosial bisa kreatif. Dengan sedikit kreativitas yang kita punya, kita bisa menjalankan program yang nol rupiah.” ujar Fahry.

Dari keinginan tersebut, lahirlah Pesawat Kertas, sebuah komunitas yang memiliki misi membantu kebutuhan sekolah anak-anak kurang mampu, lewat pengumpulan sampah kertas bekas. Karena faktanya, sampah kertas memang masih sangat menumpuk, khususnya di lingkungan kampus dan kantor.

“Jadi awalnya, saya melihat banyak sekali sampah kertas yang ada di sekitar kampus,” kata Fahry.

Melihat bahwa intensitas penggunaan kertas di masyarakat yang meningkat setiap tahunnya, Fahry merasa bahwa kesadaran tentang pengelolaannya masih minim, sehingga bisa berpotensi menimbulkan masalah lingkungan. 

Melihat dua isu tersebut secara bersamaan, Fahry memutuskan untuk berupaya memberdayakan lingkungan dan pendidikan agar bisa berjalan beriringan. Melalui komunitas Pesawat Kertas, Fahry mengubah kertas-kertas bekas menjadi jembatan pendidikan.

baca juga

Mengupayakan Pemberdayaan yang Berkelanjutan

Untuk merealisasikan idenya, Fahry mulai dengan mengumpulkan sampah-sampah kertas yang ada di sekitar kampusnya untuk kemudian dijual. Seiring berjalannya waktu, teman-temannya pun melakukan hal yang sama.

Sejak saat itu, Fahry bersama komunitas Pesawat Kertas yang berdiri pada tahun 2018, aktif berkampanye mengenai program Sedekah Sampah. Melalui gerakan tersebut, Fahry mengajak masyarakat untuk bersedekah dengan memberikan kertas-kertas bekas mereka.

Komunitas Pesawat Kertas menerima berbagai bentuk donasi berupa kertas bekas, koran, dan buku cetak bekas. Fahry juga ingin menyampaikan pada masyarakat bahwa dengan sedekah sampah pun bisa membantu kebutuhan pendidikan anak-anak yang kurang mampu.

“Ingin menyampaikan bahwa sedekah ngga harus mahal. Hanya dengan mendonasikan sampah kertas saja, teman-teman sudah berkontribusi di bidang pendidikan.” ungkap Fahry.

Dalam beberapa bulan, puluhan hingga ratusan kilogram sampah kertas bekas berhasil dikumpulkan. Hingga kini, Beasiswa Sampah berupa bantuan perlengkapan sekolah, sepatu dan tas sudah disalurkan kepada lebih dari 100 anak di Banda Aceh, Aceh Besar dan Gayo Lues.

Selain langsung dijual, sebagian dari sampah kertas yang telah terkumpul juga diolah menjadi produk kreatif. Kegiatan tersebut menjadi sarana edukasi bagi generasi muda agar lebih peka terhadap isu lingkungan terutama penumpukan sampah.

Anak-anak diajarkan cara mengumpulkan serta mendaur ulang kertas-kertas bekas menjadi produk-produk handcraft unik dan cantik yang bisa dijual dengan harga lebih tinggi.

Dengan melibatkan anak-anak penerima beasiswa untuk ikut serta dalam upaya pengelolaan sampah yang berkelanjutan tersebut, akan mengasah kreativitas dan mengajarkan nilai-nilai kebersihan serta tanggung jawab terhadap lingkungan sekitar mereka.

baca juga

Menembus Kabut Keraguan Keluarga Demi Melaksanakan Panggilan Jiwa

Niat mulia Fahry bersama Pesawat Kertas bukannya tanpa kendala, karena nyatanya angin sempat bertiup kencang di tengah perjalanan. Kabut keraguan muncul dari pihak keluarga, yang pada saat itu tidak menyetujui Fahry masih berfokus di komunitas setelah menyelesaikan kuliahnya.

Sempat ada tekanan dari keluarga agar Fahry segera mencari kerja layaknya lulusan sarjana lain. Bahkan, saat Fahry pulang membawa piala penghargaan dari kantor gubernur, orang tuanya berujar bahwa mereka tidak butuh itu, tetapi mereka butuh Fahry segera bekerja.

Berada ditengah perbedaan antara harapan orang tua dan panggilan jiwanya, bukanlah hal yang mudah. Namun, sedikit penolakan tersebut tidak lantas menghentikan sayap-sayap Pesawat Kertas. Hari demi hari, Fahry buktikan bahwa kontribusinya bisa bermanfaat bagi banyak orang.

“...seiring [berjalannya] waktu, saya bisa buktikan [bahwa] apa yang saya lakukan bukan untuk membuang-buang waktu," ujarnya.

Selain menjadi pemenang Pemuda Inspiratif Banda Aceh tahun 2018, Fahry berhasil terpilih sebagai penerima penghargaan Sustainable Development Goals Pemuda Indonesia Penggerak Perubahan (SDG PIPE) pada tahun 2019 yang diadakan di Spanyol.

Lalu, setelah dinobatkan sebagai Pemuda Pelopor Kemenpora 2019 dan Pemuda Hebat Kemenpora 2019, kontribusi Pesawat Kertas juga berhasil mengantar Fahry menjadi penerima apresiasi Satu Indonesia Award dari Astra tahun 2021 untuk bidang pendidikan.

Dengan nama program Beasiswa Sampah, Pesawat Kertas diapresiasi sebagai komunitas yang berfokus pada pendidikan, sosial, bahkan isu lingkungan. Dengan kepedulian yang dimiliki, Fahry berhasil mengubah tumpukan sampah menjadi sebuah berkah. 

baca juga

Menerbangkan Mimpi-mimpi Anak Negeri

“Saya percaya bahwa setiap orang itu punya peran masing-masing, tinggal bagaimana kita, ingin berperan di bidang apa.” ujar Fahry.

Fahry Purnama sudah memilih perannya. Bersama Pesawat Kertas, Fahry bertekad untuk menjalankan visinya berdasarkan filosofi nama komunitas tersebut.

“Kami ingin menerbangkan mimpi-mimpi anak negeri.” lanjutnya dengan tersenyum.

Fahry akhirnya membuktikan bahwa komunitas sosial juga bisa memiliki sistem pemberdayaan yang berkelanjutan. Dengan melibatkan masyarakat dari berbagai latar belakang, setiap orang dapat berkontribusi hanya dengan menyumbangkan sampah kertas.

Fahry juga menyampaikan bahwa setiap penghargaan yang diterima bukanlah pencapaian pribadi, namun untuk semua pihak yang berkontribusi.

“Tidak terlepas dari kontribusi tim Pesawat Kertas dan partisipasi masyarakat Aceh dalam mendukung gerakan kami selama ini. [Jadi] Ini bukanlah penghargaan yang sifatnya pribadi, kalau tidak ada kalian dan kita bergerak bersama-sama, ini tidak akan terwujud.” ujar Fahry menutup wawancara hari itu.

Siapa sangka, tumpukan sampah yang tidak berguna, bisa dijadikan jembatan menuju pendidikan yang lebih cerah. Apresiasi dari Astra tentu juga semakin meneguhkan hati Fahry untuk menerbangkan Pesawat Kertas lebih jauh lagi.

#kabarbaiksatuindonesia

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DA
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.