masih sering salah tulis ini daftar penulisan kata baku dan tidak baku dari apotek hingga risiko - News | Good News From Indonesia 2025

Masih Sering Salah Tulis? Ini Daftar Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku dari Apotek hingga Risiko

Masih Sering Salah Tulis? Ini Daftar Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku dari Apotek hingga Risiko
images info

Masih Sering Salah Tulis? Ini Daftar Penulisan Kata Baku dan Tidak Baku dari Apotek hingga Risiko


Banyak orang masih sering keliru menulis kata-kata sederhana. Kesalahan itu muncul karena pengaruh bahasa lisan, kebiasaan lama, atau tidak mengecek langsung ke KBBI. Akibatnya, bentuk kata tidak baku semakin sering dipakai dalam tulisan sehari-hari.

Padahal, penggunaan kata baku penting untuk menjaga konsistensi dan kejelasan pesan. Tulisan yang rapi membuat pembaca merasa lebih nyaman. Selain itu, kata baku juga menjadi standar komunikasi di media profesional.

Apa Itu Kata Baku dan Kenapa Penting?

Kata baku adalah kata yang penulisannya sesuai dengan ejaan resmi dalam KBBI dan Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia. Kata baku dipakai dalam konteks formal, seperti artikel berita, laporan, atau dokumen administrasi. Aturan ini membantu kita menggunakan bahasa Indonesia secara seragam.

Penggunaan kata baku sangat penting dalam dunia pendidikan dan media. Kesalahan penulisan bisa mempengaruhi kredibilitas sebuah artikel. Karena itu, setiap penulis dianjurkan memeriksa kembali kata-kata yang digunakan.

Kata tidak baku biasanya muncul karena pengucapan yang berbeda dari bentuk aslinya. Ada juga kata yang dipengaruhi bahasa daerah atau bahasa asing. Jika tidak diperhatikan, bentuk tidak baku ini akan ikut terbawa ke tulisan formal.

Daftar Kata Baku yang Sering Salah Ditulis

Beberapa kata sehari-hari sering kita dengar dalam bentuk tidak baku. Misalnya, kata “apotik”, padahal bentuk yang benar adalah “apotek”. Kesalahan ini sudah sangat umum karena pelafalan yang lebih mudah.

Kata lain yang sering salah adalah “resiko”. Bentuk bakunya adalah “risiko”, sesuai aturan KBBI. Kesalahan ini sering muncul dalam laporan maupun konten digital.

Lalu, ada kata “ijin” yang masih sering dipakai dalam surat atau pengumuman. Padahal, bentuk bakunya adalah “izin”. Perubahan satu huruf dapat mengubah tingkat ketepatan tulisan.

Contoh lainnya adalah “aktifitas”, yang sering digunakan dalam tulisan informal. KBBI mencatat bentuk baku yang benar adalah “aktivitas”. Pengaruh bahasa asing membuat penulisan kata ini sering keliru.

Kata “kwalitas” juga masih ditemukan dalam beberapa media lama. Saat ini, penulisan baku yang benar adalah “kualitas”, mengikuti ejaan bahasa Indonesia modern. Bentuk tidak baku itu biasanya muncul dari ejaan lama.

Kesalahan lain yang cukup umum adalah penulisan “analisa”. KBBI menetapkan bentuk baku “analisis”. Meski terdengar berbeda, bentuk baku harus tetap dipakai dalam tulisan resmi.

Banyak juga orang menulis “hutang” dalam bahasa sehari-hari. Bentuk baku yang tepat adalah “utang”, tanpa huruf h di depan. Kesalahan ini berasal dari kebiasaan turun-temurun.

Kata “fihak” yang dulu umum digunakan juga sudah tidak baku lagi. Kini, bentuk yang benar adalah “pihak”. Penyesuaian ini memungkinkan bahasa Indonesia menjadi lebih konsisten.

Selain itu, kata “kwalifikasi” bukan lagi bentuk yang benar. Kata baku sesuai KBBI adalah “kualifikasi”. Perubahan huruf w menjadi u mengikuti ejaan modern.

Masih ada banyak contoh lain yang sering keliru, seperti “sekedar” yang seharusnya ditulis “sekadar”, atau “hipotesa” yang bakunya “hipotesis”. Perbedaan kecil semacam ini penting untuk menjaga konsistensi bahasa dalam tulisan formal. 

Selain itu, kata “reviu” juga perlu diperhatikan karena merupakan bentuk serapan resmi dari kata Inggris review, dan sudah masuk KBBI sejak pemutakhiran 2020, mengikuti pola serapan yang sama seperti kata “interviu”.

baca juga

Perbedaan Kata Baku dan Tidak Baku

Perbedaan utama antara kata baku dan tidak baku terletak pada ejaan dan aturan resmi bahasa Indonesia. Kata baku sudah melalui proses standarisasi oleh para ahli bahasa. Aturan tersebut tercatat dalam KBBI dan menjadi acuan nasional.

Sementara itu, kata tidak baku biasanya dipengaruhi logat daerah atau kebiasaan bicara. Bentuk tidak baku juga sering muncul karena pelafalan yang lebih mudah. Namun, penggunaannya tidak dianjurkan dalam konteks formal.

Mengetahui perbedaan antara keduanya membantu kita menulis lebih tepat. Kesalahan kecil dapat mengurangi profesionalitas sebuah tulisan. Karena itulah, penting memahami bentuk baku yang benar.

Pengecekan kata bisa dilakukan langsung melalui situs resmi KBBI. Cara ini memudahkan penulis memastikan ejaan sebelum dipublikasikan. Langkah sederhana ini dapat meningkatkan kualitas tulisan secara keseluruhan.

Penulisan kata baku mungkin terlihat sepele, tetapi dampaknya besar untuk komunikasi. Bahasa yang tepat mencerminkan sikap profesional dan rasa hormat kepada pembaca. Semakin sering berlatih, semakin mudah mengenali mana kata baku dan mana yang tidak. Dengan begitu, kesalahan penulisan dapat diminimalkan.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

AR
AN
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.