redenominasi rupiah langkah kecil yang bisa bikin indonesia lebih percaya diri - News | Good News From Indonesia 2025

Redenominasi Rupiah: Langkah Kecil yang Bisa Buat Indonesia Lebih Percaya Diri

Redenominasi Rupiah: Langkah Kecil yang Bisa Buat Indonesia Lebih Percaya Diri
images info

Redenominasi Rupiah: Langkah Kecil yang Bisa Buat Indonesia Lebih Percaya Diri


Rencana redenominasi rupiah akhirnya benar-benar masuk ke agenda besar pemerintah. Melalui Kementerian Keuangan, kebijakan ini resmi dimasukkan ke dalam Rencana Strategis 2025–2029. Kalau berjalan sesuai target, Rancangan Undang-Undang tentang Redenominasi akan disiapkan segera, dan mungkin mulai berlaku pada 2026 atau seterusnya. Artinya sederhana, tapi bersejarah: uang Rp1.000 akan menjadi Rp1.

Bagi sebagian orang, ini mungkin terasa aneh. Mengapa harus repot-repot menghapus tiga angka nol kalau nilainya tetap sama? Namun, justru di situlah menariknya redenominasi bukan tentang mengubah nilai, melainkan mengubah cara kita melihat dan memperlakukan uang.

Selama ini, rupiah dikenal sebagai mata uang dengan deretan nol yang panjang. Kadang kita bercanda, “Kalau belanja di Indonesia, rasanya semua serba mahal karena angkanya besar.”

Padahal nilai riilnya tidak setinggi itu. Di dunia internasional, angka nol berlebihan ini juga sering jadi bahan kebingungan. Jadi, ketika Indonesia akhirnya berani melakukan redenominasi, saya melihatnya sebagai simbol kematangan ekonomi sekaligus kepercayaan diri nasional.

baca juga

Tentu, keberhasilan redenominasi bukan hanya soal teknis. Syarat utamanya jelas: stabilitas ekonomi, inflasi yang terkendali, dan kesiapan masyarakat. Namun, kalau semua itu bisa dijaga, redenominasi justru bisa membawa manfaat besar.

Bayangkan sistem pembayaran yang lebih ringkas, akuntansi yang lebih efisien, dan transaksi yang lebih cepat tanpa deretan nol yang bikin bingung. Dunia usaha pasti menyambut baik langkah ini.

Yang tak kalah penting, redenominasi juga bisa memperkuat citra rupiah di mata dunia. Bukan karena nilainya berubah, tetapi karena menunjukkan bahwa Indonesia sudah cukup percaya diri untuk menata ulang mata uangnya tanpa takut kehilangan kestabilan.

Ini bukan keputusan impulsif, tetapi tanda bahwa ekonomi kita dianggap cukup matang untuk melangkah ke tahap berikutnya.

Saya paham ada kekhawatiran bahwa masyarakat akan bingung harga berubah, nominal mengecil, tetapi nilainya tetap. Namun di sinilah peran pemerintah sangat penting: melakukan sosialisasi dan edukasi yang konsisten.

Selama masyarakat paham bahwa daya beli tidak berkurang dan semua harga akan disesuaikan, transisi ini justru bisa berjalan mulus.

Bagi saya, redenominasi bukan sekadar “menghapus nol.” Ini soal membangun rasa percaya diri baru terhadap rupiah bahwa mata uang kita tak kalah kuat, tak kalah bermartabat, dan siap bersaing di kancah global.

baca juga

Indonesia sudah terlalu lama menunda langkah ini. Kalau semua persiapan matang, 2026 bisa menjadi tahun bersejarah di mana kita bukan hanya menyederhanakan angka, tetapi juga mempertegas identitas ekonomi bangsa: lebih efisien, lebih stabil, dan lebih percaya diri.

Karena pada akhirnya, kekuatan sebuah mata uang tidak ditentukan oleh berapa banyak nol di belakangnya. Namun, oleh seberapa besar rakyat percaya pada nilainya. Dan saya memilih untuk percaya bahwa redenominasi kali ini bisa menjadi simbol optimisme baru bagi Indonesia.

Sebagai generasi muda, kita juga punya peran penting dalam menyambut rupiah baru ini. Redenominasi bukan cuma urusan angka atau ekonomi, tetapi juga soal cara kita memandang masa depan Indonesia. Saat nol dihapus dari uang, semoga kita juga ikut menghapus rasa ragu terhadap potensi bangsa sendiri.

Dengan memahami dan mendukung kebijakan ini secara bijak, kita bisa menunjukkan bahwa anak muda Indonesia bukan cuma melek digital, tetapi juga melek ekonomi.

Karena di balik setiap lembar rupiah berapa pun nominalnya nanti ada kepercayaan, kerja keras, dan harapan untuk masa depan yang lebih kuat.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

ES
KG
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.