Bluder, kue dengan aroma manis yang selalu menyambut siapa pun di Madiun. Aroma mentega hangus perlahan, bercampur wangi telur, dan susu yang menguar dari dapur-dapur kecil di sudut kota. Kudapan lembut tersebut kini menjadi salah satu ikon kuliner paling dicintai di Madiun.
Namun, perjalanan bluder menjadi ikon kota ini bukanlah perjalanan yang instan. Kisahnya dimulai jauh di masa lalu. Ketika pengaruh budaya Eropa berbaur dengan kearifan lokal, menciptakan sebuah kue sederhana yang kini menjadi bagian dari identitas Madiun.
Dari Meja Makan Kolonial ke Dapur Warga Madiun
Di awal abad ke-20, para pendatang Eropa yang menetap di wilayah Jawa Timur membawa serta tradisi roti dan cake dari negeri asal mereka. Salah satunya adalah resep butter bread, adonan roti yang kaya akan mentega, telur, dan susu.
Resep ini kemudian dikreasikan ulang oleh masyarakat Madiun. Karena bahan-bahannya tidak murah pada masa itu, bluder awalnya hanya dibuat untuk acara-acara khusus seperti pesta keluarga, perayaan Natal, atau jamuan tamu penting.
Membuat bluder pun butuh waktu lama, adonan harus diistirahatkan, diuleni dengan sabar, dan dipanggang dengan api yang dijaga stabil.
Inilah yang menjadi letak daya tariknya: bluder bukan sekadar kue. Ia adalah buah dari kesabaran, ketelitian, dan cinta.
Transformasi Bluder menjadi Ikon Kuliner Madiun
Perlahan, popularitas bluder merambat keluar dapur rumah tangga menuju warung kecil dan toko roti lokal. Warga Madiun mulai mengenal bluder sebagai hidangan manis yang hadir di setiap perayaan.
Tahun demi tahun, bluder semakin mengakar dalam kehidupan masyarakat. Ada beberapa alasan mengapa akhirnya bluder melekat sebagai ikon Madiun:
1. Tradisi Resep Turun-Temurun
Banyak keluarga mempertahankan resep bluder sebagai warisan. Resep itu kemudian berkembang menjadi bisnis rumahan, lalu tumbuh menjadi UMKM yang besar.
2. Rasa yang Tidak Bisa Dilupakan
Tekstur bluder yang lembut dan aroma menteganya yang khas membuat banyak orang ketagihan. Saat merantau, munucl kerinduan pada bluder. Saat pulang kampung, otomatis menjadikan bluder sebagai oleh-oleh.
3. Kemasan dan Varian Modern
Generasi baru pelaku UMKM di Madiun mengemas bluder secara profesional. Muncul varian baru seperti bluder cokelat, keju, pandan, hingga topping modern. Bluder pun semakin dikenal wisatawan luar kota.
4. Oleh-Oleh yang Bertahan
Di Madiun, pecel memang terkenal, tetapi bluder menjadi pilihan oleh-oleh yang awet, mudah dibawa, dan cocok untuk semua umur. Wisatawan menjadikannya buah tangan wajib setiap kali mampir.
Akhirnya, bluder bukan lagi sekadar kue rumahan. Ia menjadi identitas: ikon manis Madiun.
Bluder-Bluder Legendaris yang menjadi Favorit Wisatawan
Hingga hari ini, ada beberapa merek bluder khas Madiun yang paling banyak dicari. Masing-masing punya ciri khas, rasa unik, dan cerita tersendiri.
1. Bluder Cokro
Merek ini mungkin yang paling terkenal. Berdiri sejak 1989, Bluder Cokro dikenal dengan teksturnya yang super lembut dan varian rasa yang beragam. Setiap musim liburan, antrean di toko ini bisa mengular, menjadi bukti betapa cintanya orang pada bluder Madiun.
2. Bluder Amanda
Bluder Amanda lebih dulu hadir sebagai usaha rumahan. Rasa klasiknya yang otentik membuat banyak warga Madiun menjadikannya pilihan favorit untuk acara keluarga. Sampai kini, kualitasnya dijaga ketat oleh pemiliknya.
3. Bluder Bagong
Merek ini dikenal karena varian rasa yang kreatif serta inovasi kemasan yang modern. Banyak wisatawan dari luar kota menjadikannya oleh-oleh karena harga yang disebut terjangkau dan kemasan yang menarik.
4. Bluder Kresna
Bluder Kresna memadukan resep lama dengan teknik pembuatan modern. Teksturnya lebih “roti-like” tetapi tetap mempertahankan aroma klasik bluder. Banyak anak muda yang memilih merek ini karena varian rasanya lebih kekinian.
5. Bluder Sari
Bluder Sari terkenal sebagai bluder rumahan yang tetap mempertahankan resep lawas. Meski produksinya tidak sebesar merek lainnya, penggemarnya justru loyal karena mempertahankan cita rasa tradisional.
Bluder dalam Kehidupan Warga Madiun
Bagi warga Madiun, bluder bukan hanya makanan. Ia adalah simbol pulang kampung, kebersamaan, dan kasih sayang sederhana yang dikemas dalam sebuah kotak.
Di balik setiap adonan yang diuleni, ada cerita generasi yang tidak ingin kehilangan identitas. Dan setiap pengunjung yang membawa pulang bluder, membawa juga bagian kecil dari wajah ramah Madiun.
Ikon Manis yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
Dalam setiap gigitan bluder, ada potongan sejarah. Ada perjalanan panjang dari masa kolonial hingga menjadi ikon regional. Ada kreativitas UMKM lokal yang tumbuh dan berkembang. Ada kebanggaan masyarakat Madiun yang selalu menjaga warisan ini tetap hidup.
Bluder bukan sekadar roti manis, ia adalah cerita yang diwariskan dari generasi ke generasi. Dan Madiun, dengan segala keramahan dan kehangatannya, menjadikan bluder sebagai pengingat manis bahwa tradisi tak akan pernah hilang selama ada yang menjaga.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News