Jagat Satwa Nusantara (JSN) menjalin kerja sama riset dengan Pusat Riset Zoologi Terapan, Organisasi Riset Hayati dan Lingkungan, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam rangka mendukung pelestarian sumber daya perairan Indonesia. Kegiatan ini dilakukan dalam program Domestikasi Ikan Terancam Punah dan Endemik Indonesia untuk Kegiatan Konservasi.
Salah satu fokus utama dalam kegiatan ini adalah Ikan Belida Lopis (Chitala lopis), yang saat ini mengalami tekanan populasi akibat degradasi habitat dan aktivitas manusia. Program ini bertujuan untuk mengembangkan teknologi adaptasi, pembenihan, dan pemeliharaan ikan terancam punah dan endemik secara terkontrol, sekaligus menjadi dasar ilmiah bagi upaya peningkatan populasi serta restocking ke habitat alaminya.
Rangkaian kegiatan penelitian diawali penyiapan kolam uji dengan parameter kualitas air yang sesuai. Selanjutnya dilakukan proses koleksi dan seleksi induk Ikan Belida berdasarkan kelengkapan morfologi dan kesiapan biologis.
Induk terpilih kemudian dipelihara melalui manajemen budidaya yang terkontrol, meliputi pengelolaan lingkungan dan pemberian pakan secara terukur. Tahapan penting dalam kegiatan ini adalah induksi maturasi menggunakan pendekatan teknologi hormon yang didukung dengan pengambilan dan analisis sampel biologis.
Selama proses pemeliharaan, dilakukan pengambilan data pertumbuhan, tingkat kematangan gonad, pengamatan diameter telur, plasma darah untuk melihat konsentrasi hormon estradiol dan vitelogenin, serta parameter pendukung lainnya secara berkala sebagai dasar evaluasi keberhasilan program.
Seluruh hasil kegiatan penelitian akan disusun dalam bentuk laporan dan publikasi ilmiah, serta menjadi dasar pelaksanaan peningkatan populasi dan restocking Ikan Belida Lopis (Chitala lopis) ke perairan alam sebagai langkah konkret konservasi berbasis sains.
Direktur Operasional Jagat Satwa Nusantara, Muhammad Fardhan Khan menyampaikan bahwa kolaborasi ini merupakan bagian dari komitmen jangka panjang dalam pelestarian keanekaragaman hayati perairan Indonesia.
“Program domestikasi Ikan Belida Lopis (Chitala lopis) ini tidak hanya berorientasi pada keberhasilan pembenihan, tetapi juga pada upaya nyata memperkuat populasi di alam melalui restocking yang berbasis kajian ilmiah. Ini adalah bentuk kontribusi JSN dalam mendukung konservasi berkelanjutan,” ujarnya.
Pentingnya pendekatan ilmiah
Sementara itu, perwakilan dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Deni Radona menegaskan pentingnya pendekatan ilmiah dalam setiap tahapan kegiatan. Dia mengatakan penelitian ini dirancang untuk memperoleh data reproduksi, biologis dan fisiologis yang kuat sebagai dasar pengelolaan Ikan Belida Lopis (Chitala lopis) di masa depan.
“Sinergi antara lembaga riset dan lembaga konservasi menjadi kunci keberhasilan pelestarian ikan terancam punah dan endemik di Indonesia,” jelasnya.
Melalui kolaborasi ini, JSN dan BRIN menegaskan komitmennya dalam mendukung pelestarian ikan terancam punah dan endemik Indonesia melalui pendekatan riset terapan, pengelolaan berkelanjutan, serta sinergi lintas kelembagaan.
Ikan Belida yang terancam punah
Sebelumnya pada 2023, BRIN menyampaikan kabar gembira dengan penemuan penemuan ikan belida chitala lopis. Ikan ini pernah masuk ke dalam daftar merah International Union for Conservation of Nature (IUCN) pada tahun 2020.
Kepala Pusat Riset Konservasi Sumber Daya Laut dan Perairan Darat BRIN Arif Wibowo dalam keterangan di Jakarta, Rabu, mengatakan penemuan ikan yang punah itu memperjelas status taksonomi dan sebaran ikan belida Indonesia.
“Tak hanya membantah kepunahan chitala lopis, penemuan itu juga menjawab persoalan taksonomi ikan belida di Indonesia,” ujarnya.
Arif menuturkan penemuan kembali ikan belida tersebut berasal dari hasil koleksi yang dikumpulkan dari 34 lokasi di Jawa, Sumatra, dan Kalimantan terhitung sejak November 2015 sampai dengan September 2023.
Ilmuwan membandingkan data hasil sekuensing deoxyribonucleic acid (DNA) barcoding dengan data genetik global barcode of life data (BOLD) dan karakterisasi morfologi dengan koleksi spesies chitala lopis yang tersimpan pada Natural History Museum di London, Inggris.
Setelah melakukan perbandingan itu, mereka meyakini bahwa spesies tersebut adalah chitala lopis. Keabsahan penemuan tersebut dirilis dalam jurnal bereputasi tinggi (Q1) di Jerman, yaitu journal of endangered species research volume 52, November 2023 (https://doi.org/10.3354/esr01281).
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News