simbol identitas di tengah bencana bulan bintang berkibar saat aceh diterjang banjir bandang - News | Good News From Indonesia 2025

Simbol Identitas di Tengah Bencana: Bulan Bintang Berkibar Saat Aceh Diterjang Banjir Bandang

Simbol Identitas di Tengah Bencana: Bulan Bintang Berkibar Saat Aceh Diterjang Banjir Bandang
images info

Simbol Identitas di Tengah Bencana: Bulan Bintang Berkibar Saat Aceh Diterjang Banjir Bandang


Ketika situasi darurat banjir bandang dan longsor yang menerjang beberapa wilayah di Aceh, terjadi sebuah peristiwa menarik. Terlihat beberapa warga Aceh tengah mengibarkan bendera bulan bintang.

Bendera ini dikibarkan bertepatan dengan momen peringatan HUT ke-48 Gerakan Aceh Merdeka yang digelar Komite Peralihan Aceh (KPA) Wilayah Kuta Pase, Kamis (4/12/2025). Terlihat puluhan warga Aceh berkumpul di Lapangan Bola Voli Gampong Meunasah Manyang, Kecamatan Muara Dua.

Upacara ini dimulai sekitar pukul 07.30 WIB. Panglima KPA Kuta Pase, Mukhtar Hanafiah, yang diwakili Pang Yasir, menyerahkan bendera Bintang Bulan kepada tiga pengerek berseragam loreng dengan selempang. 

Tepat ketika azan dari masjid terdekat berkumandang, prosesi pengibaran dimulai. Perlahan, bendera itu naik ke puncak tiang, seakan memecah hening menjadi haru. Banyak warga menunduk, sebagian lainnya menahan air mata.

“Ini bagian dari penghormatan terhadap perjalanan sejarah Aceh sekaligus penegasan komitmen untuk menjaga perdamaian pascakonflik,” ujar Juru Bicara KPA Wilayah Kuta Pase, Halim Abee yang dimuat dari Radar Aceh.

Minta tidak dikibarkan

Pengibaran bendera bulan bintang memang masih menimbulkan kontroversi. Pada bulan November lalu, masyarakat Aceh juga terlihat mengibarkan bendera bulan bintang.

Saat itu Gubernur Aceh Muzakir Manaf sampai menghimbau agar masyarakatnya tidak mengibarkan bendera tersebut.

"Kita mengimbau tidak menaikkan," kata Mualem kepada wartawan, Selasa (18/11/2025).

Walau begitu, Mualem mempersilakan pengibaran bendera untuk sesekali. Apalagi bila yang melakukannya adalah anak-anak muda.

“Tapi ya lah untuk aneuk (anak) muda sige-ge ken hana peu (sesekali kan gak apa-apa)," jelasnya.

Pengibaran bendera marak dilakukan pada momen-momen tertentu seperti maulid di beberapa desa di Aceh. Bendera dikibarkan pada tiang kayu di lokasi-lokasi acara.

Bahkan, ketika Mualem menghadiri doa bersama dan membersihkan makam syuhada daerah III Tgk. Chiek di Paya Bakong Wilayah Samudera Pasee di Desa Leupon Siren, Kecamatan Tanah Luas, Aceh Utara, Kamis (9/10), warga menyambutnya dengan bendera bulan bintang.

Mengenal Bendera Bulan Bintang

Bendera bulan bintang memang identik dengan GAM. Bahkan bendera ini sudah disahkan menjadi bendera Aceh dalam Qanun Aceh Nomor 3 Tahun 2013 Tentang Bendera dan Lambang Aceh, walau pemerintah pusat tidak menyetujui penggunaannya.

Meskipun status hukumnya masih menjadi perdebatan antara pemerintah pusat dan daerah, sebagian warga menilai bendera bulan bintang sebagai bagian dari warisan sejarah Aceh, bukan simbol politik. Masyarakat juga melihatnya lebih sebagai representasi identitas budaya Aceh.

Ahli sejarah juga masih memperdebatkan apakah bendera bulan bintang adalah bendera asli warga Aceh. Karena ada juga sumber tertulis yang menyebut bendera Aceh adalah berlambang Alam Peudeng (Pedang).

Ahli sejarah Aceh sekaligus Direktur Pusat Dokumentasi dan Informasi Aceh, Rusdi Sufi mengatakan, bahwa bendera Alam Peudeung merupakan lambang Aceh yang asli. Ia menunjukkan sebuah ilustrasi bendera berwarna merah dengan lambang bulan bintang dan pedang onjok, pedang khas Aceh yang berbentuk daun aren terletak melintang di bawah lambang bulan bintang itu. 

Seperti gambar dan bendera yang sering kita lihat. Alam Peudeung dalam bahasa Aceh adalah alam yang berasal dari bahasa Arab berarti bendera dan peudeung adalah pedang.

“Bendera Alam Peudeung merupakan lambang Aceh yang asli. Alam Peudeung merupakan bendera Kerajaan Aceh Darussalam, dan hal itu berdasarkan catatan sejarah yang ditulis pihak Belanda. Namun belum ada catatan sejarah yang cukup jelas menggambarkan wujudnya. Sedangkan bendera ini juga untuk membangkitkan semangat perang,” seperti dikutip dalam bukunya.

Masih dalam buku ia menjelaskan banyak versi yang menerangkan tentang simbol daerah Aceh. Namun ia meyakini bahwa Alam Peudeung merupakan bendera sesungguhnya Aceh.

“Memang banyak versi, tapi saya cenderung dengan ini,” ungkapnya seraya menunjukkan ilustrasi Alam Peudeung yang tampil dalam buku Tarikh Aceh dan Nusantara karya Zainuddin.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Rizky Kusumo lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Rizky Kusumo.

RK
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.