kulit bawang merah limbah sehari hari yang bisa jadi pewarna alami bernilai tinggi - News | Good News From Indonesia 2025

Kulit Bawang Merah: Limbah Sehari-hari yang Bisa Jadi Pewarna Alami Bernilai Tinggi

Kulit Bawang Merah: Limbah Sehari-hari yang Bisa Jadi Pewarna Alami Bernilai Tinggi
images info

Kulit Bawang Merah: Limbah Sehari-hari yang Bisa Jadi Pewarna Alami Bernilai Tinggi


Limbah merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari aktivitas manusia. Baik industri maupun rumah tangga, keduanya menghasilkan limbah yang sering dianggap tidak memiliki nilai guna. Di antara berbagai jenis limbah tersebut, limbah pertanian termasuk yang paling melimpah, salah satunya berasal dari proses pengolahan bawang merah.

Setiap hari, masyarakat Indonesia menggunakan bawang merah sebagai bumbu masakan. Namun, kulit terluarnya hampir selalu dibuang. Padahal, kulit bawang merah tidak sekadar sampah dapur yang tak berharga. Bahan sederhana ini ternyata mengandung pigmen alami dan senyawa bioaktif yang membuka peluang besar untuk diolah menjadi produk bernilai tinggi.

baca juga

Kulit bawang merah merupakan bagian terluar dari umbi Allium cepa. Meski tipis dan tampak tidak berguna, kulit ini memiliki kandungan kimia yang sangat potensial. Salah satu senyawa utamanya adalah quercetin, yaitu flavonoid yang telah banyak diteliti karena manfaatnya bagi kesehatan.

Quercetin berperan sebagai antioksidan kuat yang membantu mencegah penyumbatan pembuluh darah, menurunkan tekanan darah, mengurangi kadar gula, mengatasi peradangan, hingga memiliki efek menenangkan yang dapat membantu masalah tidur. Manfaat ini menunjukkan bahwa kulit bawang merah sebenarnya menyimpan nilai fungsional yang tidak pernah disadari oleh sebagian besar masyarakat.

Selain quercetin, kulit bawang merah juga kaya akan pigmen antosianin. Pigmen inilah yang memberikan warna merah keunguan pada kulit bawang.

Antosianin merupakan kelompok pigmen yang umum ditemukan pada berbagai tanaman dan memiliki karakter larut dalam air. Sifat ini membuat antosianin sangat cocok digunakan sebagai pewarna alami.

Dalam industri pengolahan pangan, warna merupakan kesan pertama yang dilihat konsumen sebelum menilai rasa atau aroma. Produk dengan warna yang menarik akan lebih mudah diterima, sementara perubahan warna dapat menurunkan minat makan. Karena alasan ini, pewarna memiliki peran besar dalam industri pengolahan pangan.

Selama bertahun-tahun, industri lebih banyak mengandalkan pewarna sintetis karena mudah diperoleh, stabil, dan memiliki berbagai pilihan warna. Namun, pewarna sintetis tidak selalu aman.

Beberapa bahan berbahaya bahkan masih ditemukan dalam produk pangan meskipun penggunaannya telah dilarang. Selain berisiko bagi kesehatan, pewarna sintetis juga meninggalkan residu yang dapat mencemari lingkungan.

Masalah inilah yang mendorong perlunya inovasi pewarna alami yang aman, ekonomis, dan mudah diperoleh. Kulit bawang merah menjadi salah satu kandidat kuat karena ketersediaannya melimpah dan kandungan pigmennya tinggi.

Pengolahan kulit bawang merah menjadi pewarna dapat dilakukan melalui proses ekstraksi menggunakan etanol dan asam sitrat. Bahan yang telah terekstrak kemudian dapat melalui proses distilasi untuk mendapatkan ekstrak yang lebih murni. Metode ini cukup sederhana dan dapat disesuaikan untuk berbagai skala produksi.

Hasil ekstrak kulit bawang merah memiliki warna merah keunguan alami yang dapat diterapkan pada berbagai produk pangan maupun nonpangan. Selain itu, pigmen antosianin juga sering dimanfaatkan sebagai indikator alami karena sensitivitasnya terhadap perubahan pH.

Dukungan ilmiah terhadap potensi kulit bawang merah semakin kuat dengan hadirnya penelitian terbaru. Jurnal yang dipublikasi oleh Internasional Food Chemistry Advances tahun 2025, Abinaya et al., (2025), melaporkan bahwa ekstrak kulit bawang merah dapat meningkatkan kualitas pasta.

Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan 4% ekstrak mampu memberikan warna alami yang menarik, meningkatkan kandungan nutrisi dan zat bioaktif, serta mempertahankan kualitas sensorik pasta. Hasil ini membuktikan bahwa ekstrak kulit bawang merah tidak hanya berfungsi sebagai pewarna, tetapi juga sebagai bahan fungsional yang memperkaya manfaat produk pangan.

baca juga

Melihat berbagai keunggulan tersebut, kulit bawang merah jelas memiliki potensi besar sebagai sumber pewarna alami. Pemanfaatannya tidak hanya mengurangi ketergantungan terhadap pewarna sintetis, tetapi juga mendukung pengurangan limbah pertanian dan penerapan ekonomi sirkular.

Dengan inovasi yang terus berkembang, bahan yang selama ini dianggap sampah dapur dapat berubah menjadi komoditas bernilai tinggi yang mendukung produk pangan yang lebih sehat, aman, dan ramah lingkungan.

Referensi:

  • Ilham, M., dan Sumarni, S. 2020. Ekstraksi Antosianin dari Kulit Bawang Merah sebagai Pewarna Alami Makanan. Jurnal Inovasi Proses. Vol. 5(1): 27-32.
  • Kasnati, K., Wiraningtyas, A. Perkasa, M., dan Ruslan, R. 2020. Ekstrak Zat Warna Dari Kulit Bawang Merah Dan Aplikasinya Sebagai Indikator Asam Basa. Jurnal Redoks: Jurnal Pendidikan Kimia dan Ilmu Kimia. Vol. 3(2): 35-40.
  • Abinaya, S., Panghal, A., Chhikara, N., Bishnoi, P., Tanwar, R., dan Gupta, R. 2025. Onion Peel Color Extract Incorporation in Pasta And Effect On Functional, Phytochemical, Structural, Thermal, And Storage Stability. Food Chemistry Advances. Vol. 6: 100934.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

UR
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.