Sulawesi Tengah merupakan provinsi yang dikenal dengan wilayah terluas di Pulau Sulawesi, dan dibarengi oleh limpahan kekayaan sumber daya alam dan keanekaragaman hayati yang mengagumkan.
Sulawesi Tengah juga berhasil memikat para wisatawan bahkan ilmuwan berkat keindahan alamnya yang menjadi rumah bagi beragam flora dan fauna yang unik. Tak hanya itu, Sulawesi Tengah juga memiliki destinasi wisata menarik yang menyuguhkan pemandangan alam yang menakjubkan, serta pengalaman liburan tak terlupakan.
Yuk, Kawan! Jelajahi keindahan flora dan fauna yang menakjubkan di Sulawesi Tengah!
Flora Sulawesi Tengah yang Wajib Kawan Ketahui
Sulawesi Tengah memiliki keindahan flora yang memiliki daya tarik tinggi bagi para pecinta alam, wisatawan, bahkan para ilmuwan yang ingin melihat langsung ragam flora yang memukau dan pastinya memiliki karakteristik tersendiri. Lalu, ada apa saja?
1. Kantong semar gading (Nepenthes pitopangii)
Kantong Semar Gading atau Nepenthes pitopangii merupakan tanaman kantong semar endemik khas Pulau Sulawesi. Tanaman ini ditemukan pada tahun 2006 di Taman Nasional Lore Lindu, Sulawesi Tengah.
Setelah pertama kali ditemukan pada tahun 2006, Kantong Semar Gading kembali ditemukan dengan populasi baru pada bulan Maret tahun 2011, yang berjumlah sekitar selusin tumbuhan. Menariknya, lokasi temuan terbaru ini berada lebih dari 100 km dari lokasi penemuan awal.
Lalu, banyak orang belum ketahui juga bahwa Kantong Semar Gading ini ditemukan oleh dokter hewan dari Inggris, yang bernama Jonathan Newman yang sedang melakukan ekspedisi mengamati burung di Taman Lore Lindu.
2. Pohon Eboni
Diospyros celebica Bakh atau kita mengenalnya dengan pohon eboni, merupakan salah satu jenis kayu anggota famili Ebenaceae. Di Indonesia sendiri, kayu eboni dikategorikan sebagai kayu mewah dan memiliki nilai yang tinggi. Lalu, melansir dari laman mongabay.co.id, kayu eboni dapat dilihat di provinsi Sulawesi Tengah, yaitu di wilayah Kabupaten Poso, Donggala, dan Parigi.
Pada laman forestdigest.com, juga dijelaskan bahwa pohon eboni bisa tumbuh tinggi mencapai 40 meter dengan diameter 1 meter dan bentuk atas pohon eboni ini berbentuk silindris hingga kerucut dan percabangannya agak leteral dan kokoh.
Kayu eboni biasanya digunakan untuk bahan mebel, patung, hiasan dinding, dan menjadi bahan utama pembuatan alat musik, terutama piano.
3. Begonia Sidolensis
Begonia sidolensis merupakan spesies flora endemik yang hanya bisa ditemukan di Sulawesi Tengah, tepatnya di kawasan puncak Gunung Sidole, Kabupaten Donggala.
Spesies ini ditemukan oleh Eka Putri Dayanti yang saat itu sedang mengerjakan tugas akhirnya tentang ekologi Begonia di Gunung Sidole.
Spesies begonia sidolensis ini memiliki banyak karakteristik yang unik, seperti bentuknya kecil tapi batangnya tumbuh menjalar di atas permukaan tanah, daunnya kecil berbentuk seperti telur, dan berwarna merah disertai dengan corak hijau keperakan.
Ragam Fauna Unik Di Sulawesi Tengah
Selain kaya akan keragaman jenis flora yang indah, Sulawesi Tengah ternyata menyimpan banyak sekali jenis fauna endemik (hanya dapat ditemukan di satu tempat) yang juga tak kalah menarik perhatian para wisatawan sekaligus ilmuwan yang ingin mengamati hingga melestarikan keberadaannya.
Fauna yang menjadi satwa endemik di Sulawesi Tengah di antaranya adalah:
1. Anoa
Hewan mungil yang masih satu genus dengan kerbau ini merupakan fauna endemik Sulawesi Tengah yang sangat langka dan berstatus dilindungi. Pasalnya hingga saat ini jumlah spesiesnya hanya tercatat sekitar kurang dari 5.000 ekor yang dipicu oleh rusaknya habitat akibat penebangan hutan serta maraknya perburuan liar.
Selain tubuhnya yang mungil, anoa memiliki ciri khas yakni memiliki tanduk pendek berukuran 15-20cm, bulu berwarna hitam dengan tungkai berwarna putih, dan panjang tubuhnya hanya sekitar 160-170 cm.
Anoa juga dikenal sebagai binatang soliter, yakni binatang yang hidupnya menyendiri di dalam hutan. Meskipun begitu, terkadang anoa dapat ditemukan dalam kelompok kecil seperti induk dan anaknya ataupun saat musim kawin.
Karena jumlahnya yang kian kritis, anoa ditetapkan sebagai salah satu satwa prioritas nasional untuk dilestarikan. Mengutip laman ipb.ac.id, anoa bahkan masuk dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora), yang berarti satwa ini sepenuhnya dilarang untuk diburu, dibunuh, maupun diperdagangkan dalam bentuk apa pun.
2. Babirusa
Fauna endemik asal Sulawesi yang satu ini memiliki cerita menarik dibalik penamaanya. Pasalnya binatang ini memiliki ciri-ciri tubuh yang menyerupai seekor babi, berasal dari famili suidae yang juga merupakan famili dari semua jenis babi, tetapi memiliki taring seperti layaknya ranggah rusa.
Selain ciri-cirinya yang unik, babirusa dikenal hidup di hutan-hutan rimba yang ada di Sulawesi, khususnya di dataran rendah yang dekat dengan sumber air seperti sungai.
Namun, semakin parahnya deforestasi akibat penebangan hutan, serta tingginya angka perburuan liar menyebabkan populasi babirusa mengalami penyusutan, bahkan sampai ada satu spesies yang sudah dinyatakan punah.
Melansir dari laman mongabay.co.id, spesies Babirusa Bolabatu (Babyrousa Bolabatuensis) telah dinyatakan punah berdasarkan temuan sisa-sisa tengkorak dan subfosil di wilayah selatan Sulawesi.
Pada saat ini masih tersisa tiga spesies babirusa yang masih bertahan, yakni Babirusa Sulawesi (Babyrousa celebensis), Babirusa berbulu lebat (Babyrousa babyrussa), dan Babirusa Togean (Babyrousa togeansis) dengan jumlah total sekitar 4.000 ekor di Indonesia
3. Burung Maleo
Burung maleo merupakan salah satu fauna endemik Sulawesi yang seringkali dijadikan ikon daerah karena keindahannya. Mulai dari monumen, tugu, hingga seragam pegawai pemerintah daerah pun menggunakan unsur burung maleo sebagai simbol identitas.
Meskipun begitu, keberadaan burung maleo pun juga tak kalah mengkhawatirkan karena habitatnya yang perlahan-lahan hilang akibat perluasan lahan perkebunan dan pemukiman warga, serta ancaman dari binatang predator seperti biawak.
Perburuan telur burung maleo juga memperburuk upaya konservasi spesies endemik satu ini yang mengakibatkan status keberadaannya berada di posisi genting (endangered) menurut International Union for the Conservation of Nature (IUCN).
Burung maleo sendiri memiliki ciri khas berbulu hitam, paruh berwarna jingga, dan yang paling nampak adalah adanya jambul keras di bagian kepalanya.
Selain itu, burung maleo juga dikenal sebagai spesies monogami yang artinya seekor burung maleo jantan akan selalu setia memperhatikan betinanya, terutama ketika hendak bertelur di mana maleo jantan secara terus menerus menemani pasangannya dari hutan menuju tempat ia bertelur di pesisir pantai.
Keberadaan flora dan fauna, khususnya spesies endemik sejatinya merupakan salah satu aset kekayaan alam dan anugerah yang patut untuk dilestarikan, karena selain menjaga keseimbangan ekosistem, keragaman hayati juga dapat menjadi sebuah ciri khas yang dapat membuat Indonesia semakin dikenal oleh dunia.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News