pewarna alami atau sintetis mana yang lebih aman - News | Good News From Indonesia 2025

Warna-warni di Balik Makanan: Alami atau Sintetis, Mana yang Lebih Aman?

Warna-warni di Balik Makanan: Alami atau Sintetis, Mana yang Lebih Aman?
images info

Warna-warni di Balik Makanan: Alami atau Sintetis, Mana yang Lebih Aman?


Pernah nggak Kawan makan permen warna-warni atau minum minuman kemasan dengan warna super cerah, lalu bertanya-tanya, Ini warnanya dari mana, ya? Ternyata, warna-warna menarik yang menghiasi makanan, kosmetik, hingga pakaian itu berasal dari sesuatu yang disebut pigmen.

Pigmen ini bekerja seperti “cat” alami atau buatan yang menjadi penentu warna suatu produk. Menariknya, ada dua jenis pigmen yang paling sering digunakan, yaitu pigmen alami dan pigmen sintetis.

Meskipun keduanya sama-sama berfungsi sebagai pewarna, sifat dan karakteristiknya bisa sangat berbeda. Yuk, kita bahas dengan cara yang santai supaya gampang dipahami!

baca juga

Pigmen Alami: Cantik dari Alam

Pigmen alami adalah pigmen yang berasal dari alam, terutama dari tumbuhan seperti buah, sayuran, bunga, daun, maupun mikroorganisme tertentu. Warna merah pada stroberi, ungu pada kol, biru pada blueberry, oranye pada wortel, dan hijau pada sayuran, semuanya berasal dari pigmen alami, seperti antosianin, karotenoid, dan klorofil.

Selain memberikan warna, banyak pigmen alami juga memiliki potensi manfaat kesehatan, seperti sifat antioksidan yang membantu melindungi tubuh dari radikal bebas. Karena itulah pigmen alami semakin populer, terutama seiring meningkatnya tren “natural coloring” dan kebutuhan masyarakat akan produk yang dianggap lebih aman dan lebih dekat dengan alam.

Namun, pigmen alami ini punya satu tantangan besar, yaitu soal kestabilannya. Banyak pigmen alami sangat sensitif terhadap panas, cahaya, oksigen, dan perubahan pH.

Misalnya saja, antosianin dapat berubah dari merah menjadi biru atau cokelat saat kondisi lingkungannya berubah. Klorofil juga mudah kehilangan warna hijaunya jika dipanaskan terlalu lama.

Hal ini membuat produsen makanan harus benar-benar cermat dalam merancang formula agar warna tetap menarik dan tidak mudah pudar, terutama untuk produk yang membutuhkan umur simpan panjang (Wijesekara & Baojun, 2024). Jadi, meskipun pigmen alami terlihat lebih sehat dan alami, penggunaannya tidak selalu praktis.

Pigmen Sintetis: Stabil, Cerah, dan Efesien

Di sisi lain, ada pigmen sintetis yang dibuat melalui proses kimia dan dirancang agar menghasilkan warna yang cerah, stabil, dan konsisten. Kalau kamu pernah melihat minuman berwarna biru pekat, permen neon, atau jelly dengan warna yang tampak “terlalu sempurna”, hampir bisa dipastikan itu menggunakan pigmen sintetis.

Pigmen ini sangat stabil terhadap panas, cahaya, dan perubahan pH sehingga tidak mudah pudar meski disimpan lama atau melalui proses pengolahan yang berat. Penggunaannya juga jauh lebih efisien karena jumlah yang sedikit saja sudah bisa menghasilkan warna yang kuat. Dari segi biaya, pigmen sintetis juga lebih murah, menjadikannya pilihan favorit dalam industri pangan dan kosmetik berskala besar.

Meskipun begitu, pigmen sintetis tidak luput dari kontroversi. Beberapa jenis pigmen sintetis pernah dikaitkan dengan reaksi alergi atau isu toksisitas tertentu, meskipun secara regulasi, pewarna yang beredar saat ini sudah melalui evaluasi keamanan yang sangat ketat.

Lembaga seperti BPOM, FDA, dan EFSA telah menetapkan batas aman penggunaannya sehingga selama digunakan sesuai aturan, pigmen sintetis tetap tergolong aman untuk dikonsumsi (Divya et al., 2025). Namun, kekhawatiran sebagian konsumen tetap ada, terutama di kalangan yang lebih memilih produk minim bahan kimia.

Jadi, Lebih Baik Pigmen Alami atau Sintetis?

Jawaban untuk pertanyaan di atas tergantung pada kebutuhan dan konteks penggunaannya.

Pigmen alami cocok untuk produk yang ingin tampil lebih natural, sehat, dan ramah lingkungan, terutama pada produk premium yang tidak membutuhkan warna yang sangat kuat atau stabil.

Sebaliknya, pigmen sintetis lebih tepat untuk produk yang harus memiliki warna konsisten, cerah, dan tahan lama, terutama yang diproduksi dalam skala industri besar.

Beberapa produsen bahkan menggabungkan keduanya dengan menggunakan pigmen alami untuk segmen premium dan pigmen sintetis untuk produk massal yang memerlukan stabilitas tinggi.

baca juga

Pada akhirnya, baik pigmen alami maupun sintetis, keduanya sama-sama memiliki peran penting di dunia industri pangan modern. Yang terpenting adalah memahami karakteristik masing-masing, mengikuti regulasi penggunaan, dan menyesuaikan pilihan dengan kebutuhan produk.

Jadi, lain kali ketika Kawan melihat makanan atau minuman dengan warna menarik, kamu sudah tahu kalau ada dunia sains menarik di baliknya entah itu berasal dari alam atau dari teknologi industri.

Referensi:

  • Divya., Shruti, J., Jayadeep, A., Jayani, C., dan Mahsa, M. 2025. Impact of Conventional and Advanced Techniques on Stability of Natural Food Colourants. Pubmed Central. Vol. 14(18): 31-87.
  • Wijesekara, T., dan Baojun, X. 2024. A Critical Review on The Stability of Natural Food Pigments and Stabilization Techniques. Food Research International. Vol. 17(9): 110-114.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

MT
FS
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.