legenda wa ode cerita rakyat dari wakatobi sulawesi tenggara tentang gadis yang berlayar seorang diri - News | Good News From Indonesia 2025

Legenda Wa Ode, Cerita Rakyat dari Wakatobi Sulawesi Tenggara tentang Gadis yang Berlayar Seorang Diri

Legenda Wa Ode, Cerita Rakyat dari Wakatobi Sulawesi Tenggara tentang Gadis yang Berlayar Seorang Diri
images info

Legenda Wa Ode, Cerita Rakyat dari Wakatobi Sulawesi Tenggara tentang Gadis yang Berlayar Seorang Diri


Legenda Wa Ode adalah salah satu cerita rakyat dari Wakatobi, Sulawesi Tenggara. Legenda ini menceritakan tentang seorang gadis yang berlayar seorang diri menuju Pulau Jawa.

Simak kisah dari legenda Wa Ode dalam artikel berikut ini.

Legenda Wa Ode, Cerita Rakyat dari Wakatobi Sulawesi Tenggara tentang Gadis yang Berlayar Seorang Diri

Dilansir dari buku Cerita Rakyat Wakatobi (Bahasa Wakatobi dan Bahasa Indonesia), pada zaman dahulu di Pulau Wangi-Wangi, ada seorang ketua kampung yang tinggal bersama istrinya yang tengah hamil. Pada waktu itu, sang ketua kampung hendak pergi berlayar ke Pulau Jawa.

Dirinya hendak meminjam sebuah kapal pada saudagar yang ada di sana. Kapal ini nantinya akan digunakan untuk mencari nafkah.

Sebelum berangkat, ketua kampung ini menitipkan sebuah pesan pada istrinya. Dia berkata jika kelak bayi yang lahir adalah perempuan, maka mesti dibunuh karena dianggap tidak akan mendatangkan manfaat.

Sebaliknya jika yang lahir adalah laki-laki, maka sang istri mesti merawatnya. Sebab anak laki-laki inilah yang nantinya akan membawa kapal yang dipinjam oleh ketua kampung tersebut.

Beberapa waktu kemudian, sang istri akhirnya melahirkan. Bayi yang dia lahirkan adalah seorang anak perempuan yang diberi nama Wa Ode.

Istri ketua kampung ini tidak tega untuk membunuh anaknya. Akhirnya dia merawat Wa Ode dengan sepenuh hati hingga tumbuh menjadi gadis yang cantik jelita.

Bertahun-tahun berlalu, sang kepala kampung akhirnya kembali dari perantauannya. Sesampainya di rumah, dia kaget melihat sang istri yang tidak menjalankan pesannya.

Melihat hal ini, Wa Ode berkata bahwa jika ayahnya tidak perlu khawatir. Dia berkata akan berdandan seperti laki-laki dan membawa kapal yang dipinjamkan oleh saudagar dari Jawa tersebut.

Setelah semua persiapan sudah tersedia, Wa Ode kemudian pergi berlayar seorang diri menuju Jawa. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan seekor burung.

Burung itu bertanya Wa Ode hendak pergi ke mana seorang diri. Wa Ode kemudian menjawab bahwa dia hendak pergi ke Jawa.

Mendengar jawaban ini, burung tersebut kemudian ikut berlayar bersama Wa Ode. Hal serupa terjadi beberapa kali setelahnya dan Wa Ode berlayar ditemani hewan-hewan lainnya, seperti anjing, tikus, dan monyet.

Setelah berlayar cukup lama, Wa Ode bersama keempat teman hewannya akhirnya sampai di Jawa. Sesampainya di sana, dia langsung berdandan selayaknya laki-laki dan langsung menghadap saudagar tersebut.

Saudagar ini percaya bahwa Wa Ode merupakan seorang laki-laki. Namun hal ini tidak berlaku untuk anaknya.

Anak saudagar ini curiga jika Wa Ode adalah seorang wanita. Dia kemudian berniat untuk membongkar kedok Wa Ode.

Setelah menghadap ayahnya, anak saudagar ini mengajak Wa Ode untuk mandi di sebuah mata air yang ada di sana. Konon mata air ini akan berubah menjadi warna merah jika wanita yang mandi di sana.

Wa Ode khawatir kedoknya akan terbongkar begitu saja. Akhirnya dia menyampaikan keresahan ini pada teman-temannya.

Burung kemudian berkata jika Wa Ode tidak perlu risau dengan ajakan itu. Dia berkata akan mematuk kaki Wa Ode hingga berdarah sebelum dia masuk ke dalam air tersebut.

Dengan demikian, Wa Ode bisa beralasan jika warna merah di mata air itu disebabkan oleh luka yang ada di kakinya. Wa Ode kemudian mengikuti saran dari temannya tersebut.

Benar saja, warna mata air tersebut langsung berubah menjadi merah ketika dia masuk ke dalamnya. Pada awalnya anak saudagar ini merasa senang karena merasa berhasil membuka kedok Wa Ode.

Namun Wa Ode langsung menunjukkan luka yang ada di kakinya. Wa Ode akhirnya selamat dari upaya anak saudagar itu.

Anak saudagar ini terus berupaya untuk membongkar kedok Wa Ode. Namun teman-teman Wa Ode selalu membantunya sehingga upaya tersebut selalu berhasil digagalkan.

Akhirnya tiba waktu Wa Ode untuk membawa kapal yang dipinjamkan saudagar kembali ke Pulau Wangi-Wangi. Sebelum berangkat pulang, akhirnya Wa Ode membuka kedoknya sendiri pada anak sang saudagar dan berkata bahwa dia adalah seorang perempuan.

Anak saudagar tersebut terkesima dengan kecantikan Wa Ode. Dia kemudian mengikuti Wa Ode hingga sampai ke Pulau Wangi-Wangi.

Sesampainya di Pulau Wangi-Wangi, anak saudagar itu menyampaikan isi hatinya. Akhirnya Wa Ode menikah dengan anak saudagar tersebut dan hidup bahagia bersama.

Konon dari kisah ini pula diyakini sebagai awal dari hubungan baik antara masyarakat Pulau Wangi-Wangi dan Jawa.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Jika Anda tertarik untuk membaca tulisan Irfan Jumadil Aslam lainnya, silakan klik tautan ini arsip artikel Irfan Jumadil Aslam.

IJ
Tim Editor arrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.