mengubah pola mengubah nasib bagaimana program bukuang membantu umkm bertahan dan berkembang - News | Good News From Indonesia 2025

Ubah Pola, Ubah Nasib: Bagaimana Program BUKUANG Bantu UMKM Bertahan dan Berkembang?

Ubah Pola, Ubah Nasib: Bagaimana Program BUKUANG Bantu UMKM Bertahan dan Berkembang?
images info

Ubah Pola, Ubah Nasib: Bagaimana Program BUKUANG Bantu UMKM Bertahan dan Berkembang?


Dalam beberapa tahun terakhir, pelaku UMKM menghadapi tantangan ekonomi yang semakin kompleks. Pendapatan yang tidak stabil dan meningkatnya kebutuhan hidup mendorong sebagian UMKM mengambil jalan cepat dengan meminjam uang melalui pinjaman online (pinjol) atau bank keliling.

Meskipun mudah diakses, skema ini menyimpan risiko besar seperti bunga tinggi, intimidasi, dan jeratan utang berkepanjangan.

Permasalahan tersebut juga ditemukan berdasarkan hasil diskusi dan observasi awal bersama mitra Yayasan Perintis Pendidik Nusa di Desa Benteng. Banyak pelaku UMKM belum memiliki literasi keuangan yang memadai, sehingga pengelolaan keuangan usaha dan rumah tangga masih bercampur, pencatatan keuangan tidak konsisten, serta tidak memiliki dana darurat.

Kondisi ini membuat pinjaman berisiko menjadi pilihan saat kebutuhan mendesak muncul. Padahal, sebagian UMKM memiliki potensi usaha yang besar. Namun, belum didukung oleh pengetahuan manajerial dan strategi pengembangan usaha yang tepat.

Dokumentasi Pribadi: Diskusi dengan Ketua Yayasan Perintis Pendidik Nusa terkait kondisi Pelaku Usaha yang ada di Desa Benteng
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Diskusi dengan Ketua Yayasan Perintis Pendidik Nusa terkait kondisi Pelaku Usaha yang ada di Desa Benteng


Berangkat dari kebutuhan tersebut, Tim BUKUANG hadir sebagai bagian dari kegiatan capstone mahasiswa Program Studi Manajemen IPB University. Tim ini terdiri dari Silmi Aulia Syahadah, Salwa Mohamad, Chesi Deviaksa Yahya, Diva Intan ‘Aafiyah, dan Fadhila Bunga Ambary, yang merancang program pendampingan UMKM sebagai bentuk penerapan ilmu manajerial ke dalam konteks nyata di masyarakat.

baca juga

Kegiatan capstone tersebut disusun berdasarkan hasil observasi lapangan, diskusi mendalam dengan pengurus Yayasan Perintis Pendidik Nusa, serta pemetaan langsung terhadap permasalahan dan potensi pelaku UMKM di Desa Benteng.

Dalam pelaksanaannya, mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penyampai materi, tetapi juga sebagai fasilitator dan pendamping yang terlibat langsung dalam proses belajar UMKM.

Pendekatan partisipatif ini memungkinkan pelaku usaha untuk tidak sekadar menerima informasi, tetapi juga mempraktikkan secara langsung perubahan dalam pengelolaan keuangan dan usaha mereka. Melalui proses tersebut, solusi yang dirancang menjadi lebih kontekstual dan berkelanjutan.

Hasil dari rangkaian analisis dan pendampingan tersebut diwujudkan dalam Program BUKUANG, sebuah inisiatif keberlanjutan yang bertujuan untuk memperkuat kapasitas UMKM sekaligus mendukung pencapaian Sustainable Development Goals (SDGs) Nomor 8 yaitu Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi.

Melalui pendekatan literasi keuangan, penguatan manajerial, dan peningkatan produktivitas, program ini sejalan dengan prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) serta berorientasi pada pengembangan CIS (Community Impact & Sustainability) yang memberikan dampak jangka panjang bagi masyarakat.

Program BUKUANG disusun menggunakan pendekatan literasi bertahap yang terdiri dari 7 fase pembelajaran: Learn to Know, Learn to Be Aware, Learn to Earn More Money, Learn to Plan Budgeting Sheets, Save Money for Emergency Fund, Protect Your Assets, dan Use Money Wisely

Perjalanan program BUKUANG dimulai dengan Pre-Event pada 18 Oktober 2025 yang menjadi tahap pengenalan awal antara tim dan pelaku UMKM, sekaligus penyampaian alur program, menyamakan persepsi, dan pre-test untuk mengetahui kondisi awal literasi keuangan pelaku UMKM.

baca juga

Setelah itu, UMKM mengikuti sesi Learn to Know dan Learn to Be Aware pada 25–26 Oktober 2025 yang menjadi fondasi utama literasi keuangan. Pada tahap ini peserta diberikan pemahaman mengenai bahaya pinjol, risiko bank keliling, serta pentingnya memisahkan kebutuhan dan keinginan.

Melalui studi kasus nyata dan diskusi interaktif, peserta menyadari bahwa banyak masalah keuangan sebenarnya dapat dicegah jika mereka memahami alur uang masuk dan keluar dengan benar.

Dokumentasi Pribadi: Pemaparan materi sesi Learn to Know and Learn to Be Aware
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Pemaparan materi sesi Learn to Know and Learn to Be Aware


Tahapan berikutnya adalah Learn to Earn More Money yang dilaksanakan pada 2 dan 9 November 2025. Pada fase ini peserta diajarkan strategi pemasaran digital sederhana yang dapat langsung diterapkan pada usaha mereka. Mulai dari membuat foto produk yang menarik, membuat poster digital, hingga menulis caption promosi.

Banyak peserta baru pertama kali belajar pemasaran digital, dan mereka menyadari bahwa meningkatkan pendapatan tidak selalu memerlukan modal besar, tetapi kreativitas dan pengetahuan dasar.

Dokumentasi Pribadi: Sesi Foto Produk UMKM Binaan
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Sesi Foto Produk UMKM Binaan


Masih pada 9 November 2025, peserta mengikuti modul Learn to Plan Budgeting Sheet yang menjadi inti dari program BUKUANG. Pada tahap ini peserta dibekali buku Budgeting Sheet yang berisi format pencatatan pemasukan, pengeluaran, hingga evaluasi mingguan.

Peserta dilatih untuk mencatat setiap transaksi secara sistematis. Kebiasaan sederhana ini memberikan dampak signifikan, seperti peserta yang mulai mengetahui ke mana uang usaha mengalir, menemukan pola pemborosan, dan memahami keuntungan sebenarnya dari usaha mereka.

Dokumentasi Pribadi: Sesi Penerapan Budgeting Sheet Sederhana untuk UMKM
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Sesi Penerapan Budgeting Sheet Sederhana untuk UMKM


Setelah itu, pada 16 November 2025, peserta mengikuti sesi Save Money for Emergency Fund dan Protect Your Assets. Tahap ini mengajarkan pentingnya dana darurat bagi keberlangsungan usaha serta perlindungan aset bisnis.

Peserta juga mengenal SOP dan quality control sederhana agar produk yang dihasilkan konsisten dan memiliki standar yang jelas. Materi ini mencakup pembuatan SOP produksi, penggunaan bahan baku yang terukur, hingga pendaftaran legalitas usaha seperti NIB dan self-claim halal.

Dokumentasi Pribadi: Pendaftaran NIB dan self-claim Halal UMKM Binaan
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Pendaftaran NIB dan self-claim Halal UMKM Binaan


Tahap terakhir sebelum penutupan adalah Use Money Wisely yang dilaksanakan pada 23 November 2025. Pada sesi ini peserta belajar membedakan kebutuhan dan keinginan melalui berbagai simulasi dan diskusi.

Mereka diajak menentukan prioritas, menilai aset usaha yang dimiliki, dan memahami bagaimana keputusan kecil dalam pengeluaran sehari-hari dapat memengaruhi keberlanjutan usaha dalam jangka panjang.

baca juga

Pendekatan yang digunakan sederhana dan interaktif, membuat materi mudah dipahami dan relevan dengan kehidupan peserta.

Dokumentasi Pribadi: Sesi Pembelajaran interaktif Use Money Wisely menggunakan games sederhana 
info gambar

Dokumentasi Pribadi: Sesi Pembelajaran interaktif Use Money Wisely menggunakan games sederhana 


Puncak progam BUKUANG yaitu Post-Event, dilaksanakan pada tanggal 7 Desember 2025 yang berisi post-test, refleksi peserta, dan penayangan video dokumentasi perjalanan program. Hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan pada pemahaman peserta terkait keuangan, pemasaran, SOP, dan kebiasaan mencatat anggaran.

Peserta menyampaikan bahwa mereka kini lebih berhati-hati dalam mengambil pinjaman, lebih teratur mencatat pemasukan dan pengeluaran, serta mulai membangun dana darurat untuk usaha mereka.

Program BUKUANG membuktikan bahwa perubahan besar pada UMKM dapat dimulai dari langkah sederhana yang dilakukan secara konsisten. Indeks Literasi Keuangan UMKM yang semula berada pada kisaran 50%–60% meningkat menjadi 80%–90% setelah seluruh rangkaian program dilaksanakan.

Melalui pembelajaran terstruktur dan pendampingan yang mudah dipahami, pelaku UMKM mulai membangun kebiasaan baru dalam mengelola keuangan, meningkatkan pendapatan, serta menjaga kualitas usaha.

Diharapkan, kemampuan dan pola pikir yang terbentuk tidak berhenti pada masa program, tetapi terus berkembang menjadi fondasi kemandirian dan keberlanjutan usaha.

Dengan literasi keuangan yang lebih baik, UMKM diharapkan mampu terhindar dari jeratan pinjol, tumbuh lebih percaya diri, serta membuka peluang peningkatan kesejahteraan bagi keluarga dan komunitas sekitar.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

SS
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.