Timor Leste adalah satu negara dengan populasi umat Katolik terbesar di dunia. Merangkum dari worldpupulationreview.com, 97,57 persen rakyat Timor Leste beragama Katolik, membuatnya ada di posisi ke-2 setelah Vatikan yang dihuni oleh 100 persen umat Katolik.
Banyak sekali gereja-gereja di sana. Gereja Katolik Timor Leste banyak berperan dalam pendidikan, perawatan, kesehatan, dan kehidupan sosial lainnya.
Namun, meskipun mayoritas wargaya beragama Katolik, ada segelintir rakyat dari agama minoritas lain yang hidup berdampingan dengan mereka. Salah satu agama minoritas di Timor Leste adalah Hindu.
Konon, penyebaran Hindu di Timor Leste dibawa oleh masyarakat Bali yang datang saat Bumi Loro Sae masih berada di bawah pendudukan Indonesia. Masyarakat Bali di Timor Leste dahulu juga membangun sebuah pura yang dinamakan Pura Girinatha.
Namun, setelah Timor Leste merdeka, banyak umat Hindu asal Bali yang kembali ke tanah kelahiran mereka. Akan tetapi, masih ada komunitas kecil yang merepresentasikan jejak-jejak Hindu Bali di sana.
Pura Girinatha Dili, Pura Peninggalan Masyarakat Bali
Terletak di Taibesi, Lahane Oriental, Nain Feto, Dili, Pura Girinatha sudah berdiri sejak 1987. Pura ini dibangun oleh umat Hindu Bali yang saat itu banyak datang dan bermigrasi ke Timor Timur—nama resmi Timor Leste saat masih menjadi bagian dari Indonesia. Peresmiannya pun dihadiri oleh Gubernur Timor Timur saat itu, Mario Viegas Carrascalao.
Pembangunannya memang diperuntukkan bagi masyarakat Hindu Bali saat itu, karena Timor Leste tidak memiliki populasi Hindu tradisional. Akan tetapi, setelah Timor Leste merdeka, orang-orang Hindu yang mayoritas dari Bali itu memilih untuk meninggalkan negara tersebut.
Menyadur dari Tatoli, sebuah agensi berita milik Timor Leste, jumlah umat Hindu di Timor Leste pun sangat sedikit. Di tahun 2015 saja, tercatat hanya ada 272 umat Hindu di sana. Meskipun kecil, Timor Leste memiliki komunitas Hindu yang cukup solid.
Hal tersebut dibuktikan dengan dirawatnya Pura Girinatha meskipun sudah banyak ditinggalkan oleh orang-orang yang membangunnya dahulu. Bahkan, Pemerintah Timor Leste turut menggelontorkan dana yang dibantu ole Ikatan Alumni Universitas Udayana Timor-Leste (IKAYANA) senilai US$1,2 juta.
Pura Girinatha merupakan satu-satunya tempat ibadah umat Hindu terbesar di Timor Leste. Pura itu juga pernah dilakukan rekonstruksi pada 2018 lalu agar lebih bagus.
Sebelumnya, Pura Girinatha pernah mengalami pengerusakan pasca-jejak pendapat yang dilakukan pada tahun 1999. Tak hanya itu, mengutip dari Parisada Hindu Dharma Indonesia (majelis dan organisasi umat Hindu independen terbesar di Indonesia), pura juga kembali mengalami pengerusakan saat ada pemberontakan Mayor Alfredo pada 2006.
Uniknya, Pura Girinatha juga sempat ingin dijadikan sebagai istana presiden. Akan tetapi, atas jasa Thomas, mantan staf Batalyon Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang mengingatkan bahwa Pura merupakan tempat yang sama sucinya dengan gereja, akhirnya pura tidak jadi dibongkar.
Selain itu, Pura Girinatha merupakan situs bersejarah yang menjadi pusat wisata keagamaan Hindu di negara dengan mayoritas agam Katolik tersebut. Menariknya, pura ini juga tidak hanya menjadi tempat aktivitas persembahyangan Hindu Bali, tetapi juga Hindu dari negara lain, seperti India, Nepal, Bangladesh, Malaysia, dan Timor Leste sendiri.
Selain Pura Girinatha di Dili, ada juga pura-pura lain yang tersebar di beberapa titik Timor Leste, seperti di Baucau, Ermera, Bobonaro, Covalima, Same, Liquica, dan Viqueque yang merupakan peninggalan masyarakat Bali dahulu.
Masyarakat Hindu di Timor Leste masih menggunakan Pura Girinatha untuk sembahyang. Mereka juga merayakan Hari Raya Galungan di sini.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


