Istilah “obat dewa” belakangan ini ramai sekali diperbincangkan di media sosial, salah satunya disematkan pada dexamethasone. Julukan ini mencuat setelah beredarnya unggahan seorang apoteker di media sosial yang mengemas penjelasan tentang dexamethasone dengan gaya storytelling.
Dalam narasi tersebut, dexamethasone diceritakan sebagai obat yang mampu mengatasi hampir semua keluhan, mulai dari nyeri, bengkak, demam, hingga rasa tidak enak badan. Sejak saat itu, banyak masyarakat menganggap dexamethasone sebagai obat yang luar biasa ampuh.
Mengapa Dexamethasone disebut Sebagai “Obat Dewa”?
Secara medis, dexamethasone adalah obat bergolongan kortikosteroid yang bekerja dengan menekan peradangan dan respons imun tubuh. Mekanisme ini secara efektif membuat obat tersebut memberikan efek samping yang terasa lebih cepat. Setelah dikonsumsi, keluhan seperti nyeri, pembengkakan, atau reaksi alergi dapat mereda dalam waktu singkat. Tubuh pun terasa lebih ringan dan “sembuh”. Efek inilah yang kemudian melahirkan anggapan bahwa dexamethasone adalah “obat dewa”.
Selain itu, dexamethasone memang digunakan dalam berbagai kondisi medis serius, seperti alergi berat, asma, penyakit autoimun, hingga peradangan tertentu. Dalam konteks pengobatan yang tepat dan dengan pengawasan dokter, obat ini memiliki manfaat yang besar, bahkan dapat menyelamatkan nyawa. Namun, masalah muncul ketika manfaat tersebut dipahami secara keliru oleh masyarakat.
Mengapa Obat Dexamethasone Terbukti Berbahaya?
Dexamethasone telah diteliti lebih lanjut oleh berbagai ahli medis. Mereka menyimpulkan bahwasannya kerja cepat dexamethasone sering kali hanya menekan gejala saja, bukan menyembuhkan penyebab penyakit dengan bersih. Rasa membaik yang dirasakan itu bisa menipu, seolah-olah tubuh sudah pulih sepenuhnya. Inilah yang membuat sebagian orang tergoda menggunakannya secara mandiri, bahkan berulang kali, tanpa memahami risiko yang mengintai di baliknya.
Apa Dampak Negatif dari Penggunaan “Obat Dewa”?
Penelitian telah menunjukkan bahwasannya “Obat Dewa” terbukti berbahaya karena hanya menghilangkan rasa sakit secara sesaat, adapun bahaya yang dapat diakibatkan yakni:
Daya tahan tubuh menurun
Ini merupakan risiko utamanya. Daya tahan tubuh dapat menurun setelah mengkonsumsi “Obat Dewa”, Hal ini Karena sistem imun pada tubuh ditekan, sehingga tubuh menjadi lebih rentan terserang infeksi, bahkan infeksi yang mulanya ringan dapat berkembang menjadi lebih berat.
Gangguan keseimbangan pada hormon
Gangguan keseimbangan hormon dapat terjadi akibat penggunaan “Obat Dewa” yang tidak terkontrol. Pada pemakaian jangka panjang, obat ini berisiko menimbulkan sindrom Cushing, yang tandanya muncul dengan wajah membulat, berat badan meningkat, dan bahkan perubahan pada bentuk tubuh. Selain itu, “Obat Dewa” dapat meningkatkan kadar gula darah dalam tubuh, sehingga berbahaya bagi penderita diabetes maupun orang yang berisiko mengalaminya.
Pengapuran tulang
“Obat Dewa” merangsang kerja osteoklas, yaitu sel yang berfungsi mengikis atau merombak tulang lama. Jadi, ketika tulang lebih cepat dihancurkan daripada dibentuk, maka kepadatan tulang akan menurun dan tulang menjadi rapuh.
Gangguan pertumbuhan pada anak-anak
“Obat Dewa” dapat menghambat pertumbuhan pada anak-anak karena obat ini memengaruhi beberapa sistem penting yang berperan langsung dalam proses tumbuh kembang, seperti hormon pertumbuhan, pertumbuhan tulang, dan mengurangi pembentukan otot.
Jadi, dexamethasone disebut “obat dewa” karena efeknya yang cepat seringkali disalah artikan sebagai kesembuhan. Namun, manfaat ini ternyata berujung pada risiko serius yang tidak boleh diabaikan.
Oleh karena itu, dexamethasone atau “Obat Dewa” seharusnya hanya digunakan sesuai indikasi medis dan di bawah pengawasan tenaga kesehatan. Kesadaran ini penting agar masyarakat tidak terjebak pada mitos, tetapi memahami obat secara bijak dan bertanggung jawab.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


