mbg solusi sesaat atau masalah baru - News | Good News From Indonesia 2025

MBG: Solusi atau Masalah Baru?

MBG: Solusi atau Masalah Baru?
images info

MBG: Solusi atau Masalah Baru?


Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digulirkan pemerintah memang bertujuan sangat mulia, untuk meningkatkan gizi anak sekolah dan menekan angka kekurangan gizi seperti stunting di usia dini.

Namun, dengan alokasi anggaran yang sebesar puluhan triliun rupiah, ini patut direnungkan kembali. Apakah kebijakan ini bisa dinilai paling efisien untuk membangun Sumber Daya Manusia (SDM) unggul Indonesia?

Tulisan ini merupakan opini, yang mana penulis berpendapat bahwa dana yang dipergunakan untuk MBG sebaiknya dialokasikan ke hal yang lain yang lebih urgen, seperti pendidikan dan kesehatan gratis bagi masyarakat.

Mengapa MBG Harus Dipertimbangkan Ulang?

MBG cenderung menjadi solusi berjangka pendek terhadap permasalahan kekurangan gizi yang mungkin disebabkan oleh masalah yang lebih krusial, yaitu kemiskinan dan ketiadaan akses layanan dasar.

Memberi makan memang penting, tetapi tanpa mengatasi masalah struktural seperti biaya pendidikan dan kesehatan yang mahal, manfaat MBG bisa bersifat sementara dan hanya menyelesaikan masalah sesaat.

baca juga

Program sebesar MBG rentan terhadap tantangan tata kelola, logistik, dan kualitas. Apakah kita ingin menghabiskan energi dan anggaran besar hanya untuk memastikan makanan yang didistribusikan aman dikonsumsi?

Apalagi, sudah ramai berita mengenai MBG yang memicu keracunan masal anak anak yang mengonsumsinya. Contohnya kasus keracunan MBG pada Desember 2025. Berdasarkan pernyataan Koordinator Nasional JPPI Ubaid Matraji, sudah mencapai sebanyak 20.000 siswa yang mengalami keracunan di berbagai wilayah.

Penyebabnya bisa banyak hal, termasuk kurangnya melakukan pengawasan ketat terhadap proses penyedia makanan. ini membuat banyak orang tua yang khawatir atas kondisi kesehatan anaknya.

Dalam kejadian tersebut, para siswa mengeluhkan nyeri pada perut, mual, pusing, hingga muntah-muntah. Jika kurang mendapatkan perhatian serius oleh pemerintah, kasus tersebut berpeluang menimbulkan masalah baru.

Beberapa alasan program MBG perlu dialihkan ke hal yang lebih urgensi:

  • MBG hanya memperhitungkan gizi dalam bentuk makanan. Padahal, pembangunan SDM unggul lebih diutamakan daripada hal lain. gizi yang baik memang perlu, tetapi pendidikan yang berkualitas, dan akses kesehatan yang terjamin merupakan cita cita masyarakat sejak dulu.
  • Pendidikan dan kesehatan gratis merupakan investasi jangka panjang.
  • Meskipun sudah ada banyak program bantuan seperti BOS dan Wajib Belajar 12 Tahun, masih banyak biaya tersembunyi (hidden costs) yang memberatkan orang tua yang kurang mampu. Diharapkan, pemerintah dapat memberikan kebijakan yang sesuai demi memastikan semua anak dari latar belakang ekonomi manapun punya kesempatan yang sama untuk mencapai potensi terbaik mereka. Pendidikan adalah kunci utama mobilitas sosial dan karier mereka ke depannya.
  • Program MBG hanya bisa didapatkan oleh beberapa pihak, sedangkan yang perlu mendapatkan bantuan adalah semua rakyat Indonesia.
baca juga

Generasi unggul lahir dari akses yang setara terhadap ilmu pengetahuan dan layanan kesehatan yang merata. Dengan anggaran MBG Rp100 triliun, pemerintah sebenarnya bisa membangun ribuan sekolah berkualitas di wilayah pelosok atau memaksimalkan program bantuan lainnya.

Pemerintah perlu berani membuat keputusan strategis. Ini bukan hanya tentang menghilangkan rasa lapar, tetapi tentang menghilangkan hambatan yang menghalangi potensi jutaan anak bangsa.

Dengan jaminan pendidikan dan kesehatan yang kuat, barulah kita benar-benar menyejahterahkan rakyat dan membangun fondasi yang kokoh bagi Indonesia Emas.

Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News

Artikel ini dibuat oleh Kawan GNFI dengan mematuhi aturan menulis di GNFI. Isi artikel ini sepenuhnya menjadi tanggung jawab penulis. Laporkan tulisan.

DG
KG
Tim Editorarrow

Terima kasih telah membaca sampai di sini

🚫 AdBlock Detected!
Please disable it to support our free content.