Jakarta (Greeners) – Desa Budeng di Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali, merupakan salah satu desa yang kaya akan kawasan mangrove. Menyadari potensi tersebut, warga desa melahirkan berbagai inovasi dalam wisata dan kuliner berbasis mangrove.
Kawasan mangrove di Desa Budeng mencakup luas 89,39 hektare, dengan sekitar 25 hektare di antaranya dikelola oleh Kelompok Tani Hutan Wana Mertha (KTH Wana Mertha). Penanaman mangrove di desa ini bermula pada tahun 2007. Pada tahun 2011, KTH Wana Mertha turut berperan dalam pengelolaan kawasan tersebut.
Ketua KTH Wana Mertha, I Putu Madiasa, menjelaskan bahwa pengelolaan kawasan mangrove di Desa Budeng fokus pada tiga aspek utama, yaitu ekowisata, hasil hutan bukan kayu (HHBK), dan silvofishery sebagai bentuk pelestarian mangrove.
Salah satu inovasi ekowisata yang warga lahirkan adalah Warung Mangrove sejak tahun 2021. Warung Mangrove menawarkan suasana makan yang unik. Pengunjung dapat menikmati pemandangan hutan mangrove sambil menyantap berbagai menu yang terbuat dari hasil tangkapan masyarakat. Hidangan tersebut juga diolah langsung oleh kelompok perempuan Desa Budeng.
BACA JUGA: AIS Forum Ajak Nelayan Lokal Suarakan Pentingnya Preservasi Sektor Biru
Baca Selengkapnya