Plastik sekali pakai masih menjadi permasalahan yang dihadapi oleh semua negara, termasuk di Indonesia. Guna ulang (reuse) merupakan salah satu cara paling efektif untuk mengurangi sampah plastik. Pebisnis perempuan punya peran penting untuk mewujudkan solusi ini. Mereka bak pionir yang memberikan optimisme terhadap perubahan kebiasaan masyarakat untuk beralih menerapkan sistem guna ulang di era kepraktisan.
Jakarta (Greeners) – Pola konsumsi masyarakat Indonesia yang serba praktis menjadi faktor penggunaan plastik sekali pakai belum bisa dihindari. Padahal, penggunaannya hanya satu kali dalam waktu yang begitu singkat. Namun, dampaknya akan berujung menjadi sampah yang sulit terurai hingga menimbulkan pencemaran terhadap lingkungan.
Sachet dan pouch merupakan kedua jenis plastik yang masih banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia, karena mudah terjangkau dan harganya murah. Namun, kepraktisan itu tidak sebanding dengan dampak negatif yang bisa mengancam kehidupan planet bumi.
Indonesia perlu menerapkan solusi untuk mengatasi permasalahan plastik sekali pakai. Berdasarkan kajian dari Global Plastics Policy Centre (2023), sistem atau solusi guna ulang terbukti merupakan solusi yang paling efektif, efisien, serta memiliki konsekuensi lingkungan yang jauh lebih rendah daripada daur ulang.
Menurut kajian tersebut, sistem guna ulang juga dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) sebesar 32% dan menggunakan lebih sedikit konsumsi air dalam prosesnya dibandingkan dengan daur ulang. Dalam sistem ekonomi sirkular, guna ulang adalah aspek yang penting karena tidak membutuhkan bahan baku baru, tidak menghasilkan residu, dan juga dapat berpotensi meningkatkan lapangan pekerjaan hijau di Indonesia.
Baca Selengkapnya