Bank Indonesia (BI) menyatakan bahwa ketahanan ekonomi nasional terjaga berkat kemampuan membaca risiko global dan menjaga stabilitas domestik. Strategi utama yang ditekankan adalah penguatan diplomasi ekonomi dan kerja sama internasional untuk mempertahankan stabilitas makroekonomi di tengah lanskap global yang kompleks.
Deputi Gubernur BI Filianingsih Hendarta menyampaikan bahwa pertumbuhan ekonomi global diprakirakan melambat di 2025, hanya tumbuh 3,1%. Kondisi ini ditandai fragmentasi yang meluas, inflasi yang bergejolak di beberapa negara, serta pelemahan manufaktur dunia.
Menghadapi prospek yang masih tertekan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2025 diperkirakan konsisten berada dalam kisaran 4,7% hingga 5,5% dan diproyeksikan terus meningkat pada 2026–2027. Resiliensi ini ditopang konsumsi yang kuat, investasi yang membaik, ekspor yang positif, stabilitas nilai tukar rupiah, dan inflasi yang berada dalam sasaran.
Melalui peluncuran Laporan Perkembangan Ekonomi Keuangan dan Kerja Sama Internasional (PEKKI) 2025, BI memberikan gambaran komprehensif mengenai dinamika global dan respons bauran kebijakan yang ditempuh.
Salah satu kekuatan Indonesia adalah kemampuan memanfaatkan kepercayaan negara lain untuk menjembatani perbedaan dan memperkuat diplomasi ekonomi demi kepentingan nasional.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News
