Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diproyeksi bergerak di zona hijau secara terbatas pada perdagangan Senin (22/12). Setelah ditutup melemah tipis 0,10 persen ke posisi 8.609 pada akhir pekan lalu, indeks kini berada dalam fase krusial untuk menentukan arah tren jangka pendek. Analis mengamati adanya potensi koreksi sehat guna menutup celah harga (gap) pada level 8.554 sebelum melanjutkan tren kenaikan.
Terbatasnya sisa hari perdagangan di penghujung tahun 2025 dinilai menjadi faktor penghambat bagi indeks untuk menembus level psikologis 9.000. Fokus pelaku pasar saat ini tertuju pada kemampuan indeks untuk tetap bertahan di atas area support kuat 8.612. Jika tekanan jual meningkat, IHSG berisiko terkoreksi lebih lanjut untuk menguji rentang harga di kisaran 8.464 hingga 8.560.
"Pelemahan IHSG bisa menjadi reversal bearish atau hanya menutup gap, dan dengan sedikitnya hari bursa peluang menuju 9.000 menjadi kecil," ujar Founder WH-Project, William Hartanto.
Secara teknikal, pergerakan indeks saat ini diidentifikasi sedang berada pada fase gelombang koreksi sebelum mencoba menguji level resistance di angka 8.714 hingga 8.821. Investor mencatatkan nilai transaksi yang cukup tinggi sebesar Rp47,06 triliun pada perdagangan sebelumnya. Analis Teknikal MNC Sekuritas, Herditya Wicaksana, bahkan memperingatkan adanya skenario terburuk jika koreksi berlanjut melampaui batas normal.
"IHSG berada di wave [iv] dari wave 5 sehingga rawan terkoreksi ke 8.464-8.560, namun dalam worst case koreksi bisa berlanjut hingga area 8.000-an," jelas Herditya Wicaksana.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


