Presiden Prabowo Subianto mendorong pemanfaatan sumber daya lokal melalui bahan bakar nabati guna mencapai swasembada energi dalam lima tahun ke depan. Langkah strategis ini diharapkan mampu memangkas beban impor BBM yang saat ini menyentuh angka Rp520 triliun per tahun.
Melalui efisiensi tersebut, anggaran besar yang semula dialokasikan untuk impor dapat dialihkan guna mempercepat pembangunan di berbagai daerah. “Bayangkan kalau kita bisa potong setengah, berarti ada 250 triliun. Apalagi kita bisa potong lima ratus triliun. Lima ratus triliun itu berarti tiap kabupaten bisa punya, kemungkinan bisa punya satu triliun tiap kabupaten,” ujarnya.
Pemerintah menetapkan target ambisius untuk menghentikan impor solar sepenuhnya mulai tahun depan, diikuti penghentian impor bensin secara bertahap dalam empat tahun. Prabowo meminta para gubernur dan bupati, terutama di wilayah Papua, bersinergi dengan Bappenas serta kementerian terkait untuk menyusun skala prioritas pembangunan.
Koordinasi yang erat antarlembaga menjadi kunci agar kebijakan kemandirian energi ini memberikan dampak nyata bagi kesejahteraan masyarakat di tingkat daerah.
“Tidak mungkin kita bisa selesaikan semua seketika, tapi kalau kita punya prioritas saudara-saudara, kita akan cocokkan dengan kemampuan yang bisa kita lakukan sekarang,” tegas Prabowo.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News


