Festival Budaya Kampung Melayu yang diselenggarakan di Kampung Madong, Kelurahan Kampung Bugis, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, berlangsung selama dua hari dan menyuguhkan beragam acara yang menggambarkan kekayaan budaya Melayu.
Festival ini menjadi ajang yang dinanti-nantikan oleh masyarakat setempat dan berhasil menarik minat banyak pengunjung dari luar Kampung Madong.
Hari pertama festival dibuka dengan kegiatan Jalan Sehat yang diikuti oleh ratusan peserta dari berbagai kalangan usia. Dengan rute dari gerbang Kampung Madong hingga lapangan voli, acara ini tidak hanya menyehatkan tetapi juga mempererat kebersamaan di antara warga.
Setelah itu, para peserta langsung mengikuti senam bersama di lapangan voli. Dipandu oleh Perwakilan dari Tim KKN PPM UGM Gemerlap Pinang, suasana pagi itu dipenuhi dengan semangat dan keceriaan.
Kesehatan masyarakat juga menjadi perhatian utama dalam festival ini, oleh karena itu, festival ini juga mengadakan Pemeriksaan Kesehatan Gratis. Layanan ini disediakan oleh Puskesmas Kampung Bugis dengan memberikan kesempatan bagi warga untuk memeriksa kondisi kesehatan mereka, seperti tekanan darah, kadar gula, dan lainnya.
Inisiatif ini sangat diapresiasi oleh warga, terutama oleh kalangan lanjut usia yang memanfaatkan momen ini untuk berkonsultasi dengan tenaga medis.
Festival Budaya Kampung Melayu juga berkomitmen untuk melestarikan permainan tradisional yang menjadi bagian penting dari warisan budaya Melayu. Di hari pertama, diadakan permainan tradisional anak seperti lomba egrang, bakiak, dan gasing.
Permainan ini tidak hanya memberikan hiburan bagi anak-anak tetapi juga mengingatkan mereka pada pentingnya menjaga warisan budaya yang sudah ada sejak lama. Kegembiraan dan tawa anak-anak saat bermain menambah suasana festival yang penuh dengan keceriaan.
Selain itu, festival ini juga diisi dengan lomba keagamaan penghafalan surat juz 30. Lomba ini diikuti oleh anak-anak SD hingga SMA, yang berlomba untuk menunjukkan kemampuan mereka dalam menghafal ayat-ayat Al-Qur'an. Acara ini menjadi sarana untuk menumbuhkan nilai-nilai keagamaan di kalangan generasi muda, sekaligus menjadi ajang untuk meningkatkan semangat mereka dalam mempelajari Al-Qur'an.
Pada hari pertama juga diadakan Lomba Mewarnai Cangkang Kilah, sebuah kegiatan yang melibatkan anak-anak dalam mewarnai cangkang kilah, sejenis kerang khas daerah pesisir. Lomba ini tidak hanya mengasah kreativitas anak-anak, tetapi juga mengenalkan mereka pada kekayaan alam yang dimiliki daerah mereka.
Hasil karya anak-anak dipamerkan di Balai Keluarga Berencana Kampung Madong untuk menambah keindahan suasana dengan warna-warni yang ceria.
Sepanjang acara, pengunjung juga dimanjakan dengan adanya Bazaar UMKM dari Kampung Madong dan Kota Tanjungpinang yang menjual berbagai makanan dan minuman segar khas. Bazaar ini menjadi tempat yang tepat bagi pengunjung untuk menikmati kuliner tradisional dan mendukung produk-produk lokal.
Hari kedua festival dimulai dengan pembukaan yang menarik melalui pertunjukan Tari Tepak Sirih. Tari ini, yang melibatkan gerakan yang anggun serta mewajibkan salah satu tamu untuk memakan daun sirih yang telah disediakan oleh penari, mengawali rangkaian acara dengan suasana yang khidmat dan penuh semangat.
Kemudian acara dilanjutkan dengan sambutan dengan memberikan ucapan selamat dan dukungan terhadap pelaksanaan festival yang diharapkan dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan kebersamaan dari dinas-dinas sebagai tamu undangan serta tokoh penting Kampung Madong.
Setelah sambutan, tamu undangan dan pengunjung berpindah ke lokasi simbolis dengan diiringi oleh alat musik kompang. Pencak Silat menjadi suguhan utama di lokasi tersebut, menampilkan keterampilan bela diri tradisional yang memukau penonton dengan gerakan yang cepat dan terampil.
Kemudian, Simbolis Pemanenan Ikan dilakukan oleh perwakilan setiap dinas, menandai pelestarian tradisi dan kegiatan ekonomi lokal. Pemanenan ini dilanjutkan dengan Demo Masak dari ibu-ibu PKK Kota Tanjungpinang, yang menunjukkan keterampilan mereka dalam mengolah hasil laut dengan resep tradisional.
Setelah demo masak, diadakan Lomba Masak dengan para peserta yang berlomba-lomba menyajikan hidangan terbaik mereka dengan bahan utama ikan hasil panen. Kreativitas dan cita rasa menjadi penilaian utama dalam lomba ini. Acara ini berhasil menciptakan semangat kompetisi yang sehat di antara para peserta.
Salah satu acara yang paling dinanti selanjutnya adalah Lomba Dayung Sampan yang diadakan di perairan sekitar Kampung Madong. Lomba ini menampilkan ketangkasan dan kecepatan setiap tim dalam mengarahkan sampan mereka menuju garis finis. Sorak sorai penonton yang memadati tepi laut menambah semangat para tim dalam berkompetisi.
Setelah dayung sampan, festival dilanjutkan dengan Lomba Fashion Show Baju Adat Melayu. Peserta yang diikuti oleh anak-anak TK sampai SD dengan bangga menampilkan busana adat Melayu yang kaya akan motif dan warna. Lomba ini bukan hanya sekadar kompetisi, tetapi juga menjadi ajang untuk memperkenalkan dan melestarikan busana tradisional kepada generasi muda.
Pada malam harinya, festival semakin meriah dengan Pertunjukan Drama Khas Melayu yang biasa disebut Celoteh. Drama ini menceritakan kewajiban untuk melestarikan Bahasa Melayu dengan nuansa humor yang ringan namun penuh makna. Penampilan para pemain drama yang natural berhasil membawa tawa penonton yang hadir.
Tidak ketinggalan, penampilan Tari Khas Melayu yaitu Tari Salam Kerajaan dan Tari Ya Salam juga menjadi sorotan utama di malam penutupan. Dengan gerakan yang anggun dan diiringi oleh musik tradisional, para penari berhasil membawa penonton hanyut dalam keindahan budaya Melayu.
Festival Budaya Kampung Melayu diakhiri dengan Pengumuman Kejuaraan Lomba-lomba yang telah diadakan selama dua hari. Para pemenang menerima penghargaan serta hadiah sebagai bentuk apresiasi atas partisipasi dan usaha mereka.
Festival ini tidak hanya menjadi ajang hiburan, tetapi juga memperkuat rasa kebersamaan dan kecintaan terhadap budaya lokal. Dengan berbagai kegiatan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat, festival ini sukses menjadi wadah untuk melestarikan dan memperkenalkan budaya Melayu kepada generasi muda dan masyarakat luas.
Cek berita, artikel, dan konten yang lain di Google News